Easy going, itulah ungkapan yang menurut saya lebih pas ketika membaca dan menikmati setiap tayangan artikel opini di medium ini, Kompasiana.
Seperti halnya menyimak karya tulis yang ditampilkan media pada umumnya, selain bisa peroleh berita aktual di 'rumah kita' ini, beragam topik yang diketengahkan para penulis/kompasianer juga bisa melengkapi pengetahuan untuk dikonsumsi bersama.
Setidaknya info-info atau berita terkini atau peristiwa yang terjadi di tempat/kawasan para penulis dan sekitarnya yang belum diliput atau dipublikasikan media arus utama bisa didapatkan.
Di samping itu, tayangan artikel dengan beragam tema dan topik khususnya artikel opini lebih menjadikan pengayaan pengetahuan bagi para pembaca yang budiman.
Beberapa gagasan atau pemikiran berperspektif baru dalam mengulas peristiwa penting juga bisa ditemui, bahkan dapat melengkapi wawasan para pembaca.
Lebih asyik lagi bilamana apa yang dikemukakan dalam artikel opini itu belum pernah ditayangkan media lain, sehingga memberi 'asupan gizi' ketika kita berbagi dan berinteraksi, bisa memetik benefit (faedah) sekaligus memberikan nilai tambah.
Memahami Kompasiana sebagai medium virtual yang berbasis warga/komunitas, barang tentu tak bisa disamakan dengan media arus utama maupun jurnal-jurnal hasil riset/akademis yang para pelakunya sudah dibekali skill, punya organisasi resmi sesuai kepakaran sehingga produknyapun terikat oleh aturan standard dan kaidah-kaidah penulisan.
Di Kompasiana tidak diwajibkan harus begini dan harus begitu, segala tetek-bengek lainnya. Tidak disyaratkan seperti halnya menulis di media-media yang dikelola kalangan professional.
Selama masih menaati "protokol berkompasiana" berupa syarat dan ketentuan yang berlaku, maka siapa saja yang sudah memiliki akun sebagai kompasianer -- sangat dibolehkan berkontribusi menyumbangkan tulisan, berbagi dan berinteraksi dengan  cara, kaidah dan gaya penulisan masing-masing sesuai pilihan kategori yang tersedia.
Itulah asyiknya manakala kita bergaul di situs virtual ini, sebagai blog popular yang dapat dibilang serius bercampur santai (sersan) sehingga tak perlu banyak menguras energi ketika ikut berkontribusi, berinteraksi ataupun mencari info apa saja untuk dikonsumsi.
Sebagai kompasianer walaupun saya tidak setiap hari menyumbang tulisan, ternyata ada beberapa teman/kolega, khalayak non-kompasianer di luaran sana yang ikut membaca, selalu mengintip apa yang telah saya tuliskan di blog kroyokan ini.
Sebuah kesan yang pernah disampaikan beberapa kolegaku ketika bertemu dalam forum-forum diskusi offline selanjutnya ikut menggugah sekaligus mengunggah tulisan ini di antaranya muncul pertanyaan: masih betah nulis di Kompasiana?
Jawaban saya yang paling sederhanya yaitu: masih ! Ada kalanya kita perlu 'bergaul' atau 'menggauli' komunitas warga virtual yang juga merupakan pilihan/bagian dari budaya berkomunikasi saat ini.
Mencari berita dan artikel opini
Sudah barang tentu setiap orang dalam berkompasiana mempunyai maksud dan tujuan masing-masing. Semuanya sangat didorong atau tergantung pada tujuan dan upaya untuk memenuhi fungsi serta kepentingannya.
Saya sendiri berkompasiana, di samping mudah membangun koneksi, berbagi dan berinteraksi juga untuk mencari info atau berita yang saya anggap penting terutama berkait peristiwa yang belum pernah diliput oleh media arus utama.
Berita penting dalam hal ini (menurut saya) yaitu setiap info atau berita yang sekiranya bisa berdampak terhadap stabilitas sosial maupun stabilitas keamanan sehingga perlu diketahui peristiwa maupun perkembangannya.
Sebab itu pula, terutama berita-berita lokal yang terjadi di seputaran kompasianer berada atau kawasan sekitarnya yang belum sempat diliput dan dipublikasikan media lain menjadi penting dan melengkapi karena memiliki nilai aktualitas kelokalan. Di sinilah perlunya info awal dari warga, sebagai salah satu fungsi yang sesungguhnya melekat dalam kancah citizen journalism.
Sedangkan terhadap pencarian peristiwa yang berlingkup metropolitan, nasional, internasional sudah biasa sebagai santapan saya peroleh setiap saat/saban hari melalui media arus utama yang tentu lebih akurat dan kredibel.
Nah, itu tadi soal pencarian berita. Sisi lain yang juga tak kalah asyiknya dinikmati  manakala berkompasiana yaitu bisa menyimak beberapa artikel opini yang ditulis para kompasianer.
Artikel opini di sini dimaksudkan sebagai suatu tulisan berupa pendapat, gagasan atau tinjauan/ulasan mengenai topik tertentu berdasarkan arah pemikiran penulisnya, atau juga sering disebut opinion pieces dan lazim diketahui nama penulisnya.
Menikmati artikel opini, terutama yang berkaitan persoalan yang sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat, isinya mengetengahkan perspektif baru, ditulis oleh mereka yang memiliki kompetensi di bidangnya, lebih menjadikan gairah tersendiri untuk menyimaknya.
Di sinilah saya menyukai artikel opini, karena melalui opini ringan dapat pula diketahui aspirasi masyarakat yang terus berkembang. Opini yang dipublikasikan melalui media, termasuk di Kompasiana setidaknya bisa memberi masukan atau melengkapi kebijakan publik yang akan atau telah dilakukan pemerintah.
Artikel opini di Kompasiana yang rerata disampaikan melalui gaya penulisan yang familier, tidak kaku, sebagaimana budaya komunikasi antarwarga, sering juga diselingi bahasa gaul, lebih menjadikan kedekatan jiwa antara penulis dengan khalayak pembaca.
Terlebih jika dalam sebuah artikel disusul terjadi interaksi di kolom komentar yang relevan dengan topik/substansi masalah yang dibahas - Â menjadikan suasana semakin hidup, terjadi transfer of knowledge dalam suasana kekeluargaan, egaliter, dinamis yang pada gilirannya ikut mendorong perubahan sosial di negeri ini.
Itulah kenapa saya hingga kini masih betah "menggauli" Kompasiana sebagai alternatif bermedia, mudah membangun konektivitas, berbagi info, berinteraksi sesama Kompasianer sebagai anak bangsa.
Namun demikian, setiap orang pastinya memiliki cara pandang berbeda dalam menilai atau menyikapi keberadaan Kompasiana. Semuanya sangat bergantung pada konsep yang ada dalam benak masing-masing sehingga konsep itulah yang akan membimbingnya manakala seseorang memanfaatkan Kompasiana.
Demikian sekadar berbagi pemahaman sekaligus menjawab kalau ada pertanyaan mengapa saya masih suka bergaul di medium ini. Selamat berakhir pekan, kawan. Â
JM (26-3-2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H