Hingga tulisan ini disusun (4/5), wabah Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum juga menunjukkan tanda-tanda mereda. Jumlah pasien terinfeksi virus corona cenderung terus bertambah. Jika tidak ditingkatkan pengendaliannya, sangat bisa jadi akan menambah orang  terpapar virus yang bisa mematikan ini.
Data dari situs resmi Pemda DIY (www.corona.jogjaprov.go.id) yang tiap hari di update pukul 16.00 WIB menjukkan bahwa s/d tanggal 4/5/2020 tercatat di DIY: total data pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 920, total pasien dirawat sebanyak 157. Jumlah rinciannya yaitu: 115 pasien positif (50 sembuh, 7 meninggal). Pasien dalam proses berjumlah 106 (7 meninggal). Sedangkan yang dinyatakan negatif berjumlah 699. Sementara total data orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 4897. Â
Dilihat dalam info-grafik yang tersaji mengindikasikan perkembangan Covid-19 di DIY dapat dikatakan cukup mengkhawatirkan. Tren kumulatif Covid-19 di DIY setiap harinya secara umum cenderung meningkat, belum menunjukkan gejala penurunan.
Terkait situasi dan kondisi demikian, Pemda DIY dan jajarannya (Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman, Pemkab Bantul, Pemkab Gunungkidul, dan Pemkab Kulonprogo) telah bertindak dan menyikapi fenomena merebaknya Covid-19 setelah dinyatakan sebagai pandemi global.
Tanggap darurat dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana serta kelembagaan/Organisasi Perangkat Daerah yang bekerja secara lintas sektoral telah menangani dan memfasilitasi pasien yang dinyatakan positif Covid-19, pasien dalam pengawasan, dan orang dalam pemantauan.
Bersamaan dengan itu sosialisasi juga dilakukan melalui segenap potensi saluran dan media komunikasi, terutama mengenai pengertian apa itu virus corona, penyakit yang disebabkan virus corona (disebut: Covid-19), bagaimana virus menjalar/menular, hingga langkah pencegahan serta imbauan-imbauan yang perlu dilakukan masyarakat sesuai protokol kesehatan resmi.
Dalam perkembangannya, mengingat wabah virus ini cenderung masih merebak. Atas instruksi Gubernur DIY Sri Sultan HB X -- sejak tanggal 11 April lalu di setiap pintu gerbang masuk wilayah DIY dilakukan cek/kontrol pengawasan bertujuan untuk memeriksa setiap kendaraan/orang guna memutus mata rantai sebaran virus yang kemungkinan ditransmisikan oleh pendatang.
Pos penjagaan/pengawasan dikoordinir Dishub DIY bekerjasama dengan instansi terkait dan para relawan diawali di Tempel (perbatasan Magelang-Sleman), disusul Pos Prambanan (perbatasan Klaten-Sleman Timur), Pos Temon (perbatasan Purworejo- Kulonprogo), dan ditambah Pos pengawasan di perbatasan Wonogiri-Gunungkidul. Â Bagi mereka atau setiap pendatang yang kedapatan mengalami gejala Covid-19 telah disediakan rumah karantina untuk penampungan sementara.
Kebersamaan Melawan Covid-19
Pandemi Covid-19 yang masih sulit dikendalikan dan terus merasuk di kawasan DIY pastinya tidak hanya dibebankan atau menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Lebih dari itu, mengingat persebaran virus corona sebagai salah satu mikro-organisme yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop elektron ini sudah menginfeksi beberapa orang dan dirawat di beberapa rumah sakit di DIY, maka keberhati-hatian dan perlunya kebersamaan dalam pencegahan penularan patut diutamakan.
Termasuk tidak lama lagi arus pemudik lebaran akan memasuki DIY, bersamaan dengan mobilitas para migran yang datang -- tidak menutup kemungkinan antisipasi terhadap sebaran virus corona sangat penting menjadi fokus perhatian semua pihak.