Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan ke Pantai Indrayanti dan Refreshing di Pantai Poktunggal, Gunungkidul

10 September 2012   12:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 18930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_211524" align="alignleft" width="300" caption="salah satu resort/penginapan (jm)"]

1347277973825279954
1347277973825279954
[/caption]

Merasa sudah puas jalan-jalan mengitari lokasi pantai Indrayanti dan mengingat suasana siang semakin berjejal pengunjung > maka rombongan memutuskan untuk pindah lokasi, mencari suasana baru agar refreshing lebih nyaman.

Lagi-lagi diperoleh rekomendasi dari mas Suradal > kita berempat menyusuri jalan ke arah timur sekitar 4,5 km > di tempat inilah ditemui lokasi aman, nyaman, bersih, berhawa laut segar alami, angin sepoi-sepoi dan sepi pengunjung > yaitu wisata Pantai Poktunggal. Tempat wisata ini tergolong baru, wisata yang dikelola warga setempat mulai beroperasi 3 bulan atau resmi dibuka menjelang lebaran lalu.

Hanya sayangnya, jarak sekitar 1 km mencapai pantai > dari jalanan aspal kita harus melewati lorong-lorong corblok dan jalan bebatuan yang relatif sempit. Jika berpapasan dengan pengendara mobil lain > maka salah satu sebaiknya memberi kesempatan supaya sama-sama memenuhi kepentingan.

[caption id="attachment_211526" align="alignleft" width="300" caption="papan penunjuk menuju pantai Poktunggal (jm)"]

1347278191630911391
1347278191630911391
[/caption]

[caption id="attachment_211528" align="alignleft" width="300" caption="jalan kecil/sempit ke pantai Poktunggal (jm)"]

1347278325791435214
1347278325791435214
[/caption]

Nah, memasuki area Poktunggal, sepertinya kita merasakan sesuatu yang berbeda, obyek wisata yang masih kinyis-kinyis ini belum banyak dijamah manusia. Pengunjung tidak berjejal seperti di pantai Indrayanti.

Sesaat kendaraan diparkir, wong_anteng buruan buka pintu kendaraan dan menjauh diri untuk mengambil gambar/pemandangan baru di lokasi. Beberapa hasil jepretan sederhana, dapat dilihat berikut:

[caption id="attachment_211529" align="alignleft" width="300" caption="sisi timur pantai Poktunggal (jm)"]

13472784541476583055
13472784541476583055
[/caption]

[caption id="attachment_211531" align="alignleft" width="300" caption="sisi barat pantai Poktunggal (jm)"]

1347278546666415913
1347278546666415913
[/caption]

[caption id="attachment_211532" align="alignleft" width="300" caption="pengunjung bisa sewa payung pantai (jm)"]

1347278823681699087
1347278823681699087
[/caption]

[caption id="attachment_211533" align="alignleft" width="300" caption="pengunjung bisa sewa tikar, duduk di bawah pohon (jm)"]

13472790072032890076
13472790072032890076
[/caption]

Uhuy... benar-benar menarik pantai ini. Namun kurang lengkap jika belum menemui tokoh setempat yang bisa diwawancarai. Pak Katam yang mula pertama berhasil ditemui untuk ngobrol perihal sejarah menyebutkan, “Poktunggal itu berasal dari kelompok tunggal,” yaitu kelompok yang merintis dan mengelola tempat wisata ini.

Sementara itu, Pak Kardi (nelayan) dan isterinya yang membuka usaha warung makan di sisi barat area wisata mengatakan, “Poktunggal berasal dari kata tuk tunggal, yaitu satu-satunya tuk (sumber mata air) yang berada di sebelah warungnya. Tuk ini berada di bawah pohon ambal, yang airnya bersih kini diambil menggunakan pompa untuk memenuhi kepentingan bersama. Hal senada, di-iyakan oleh bu Warto, yang suaminya setiap hari selalu mengawasi lokasi wisata ini.

[caption id="attachment_211534" align="alignleft" width="300" caption="pohon Ambal di sisi barat pantai Poktunggal (jm)"]

13472792041138563335
13472792041138563335
[/caption]

[caption id="attachment_211535" align="alignleft" width="300" caption="sumber air tawar di bawah pohon Ambal (jm)"]

13472793292121876682
13472793292121876682
[/caption]

[caption id="attachment_211536" align="alignleft" width="300" caption="Duras, tanaman langka dilestarikan warga Poktunggal (jm)"]

13472794951294524504
13472794951294524504
[/caption]

Dari perbincangan dengan beberapa tokoh setempat, diperoleh gambaran bahwa ikon obyek wisata pantai Poktunggal adalah > sumber air di bawah pohon Ambal, juga di pantai ini ada tanaman langka dilestarikan atau disebut pohon Duras, dan yang menarik bagi wisatawan tentunya sunset.

Di tengah hamparan pasir putih nan bersih, sunyi sepi disertai desir angin laut semilir > bisa menyewa payung dan alas duduk/tikar sambil menikmati hidangan kuliner lokal untuk bersantai di pantai Poktunggal. Kita bisa duduk-duduk di bawah pohon atau menyewa tenda/payung pantai sambil berbincang ringan melepas lelah kerja sepekan, lupakan pikiran penat/rumit, ditemani musik alam berupa deburan ombak pantai. Dan yang sangat beruntung tak ada sinyal telekomunikasi sehingga modem internet tidak berfungsi, hape offline.

Seusai makan/minum siang barengan, berlaskan tikar sewaan sambil sesekali menikmati kudapan lantas kita pun sepakat untuk leyeh-leyeh. Kita bersepakat untuk diam, wong_anteng semakin anteng, ikutan kriyep-kriyep sementara kawan-kawan sudah pada tidur pulas di alam terbuka.

Asyik memang refreshing di alam terbuka pantai Poktunggal ini, tidak terasa sore menjelang petang kita habiskan waktu di tepi laut, namun saya dan kawan-kawan harus segera pulang setelah seharian otak beristirahat. Sambil bergegas mengemas barang bawaan, kita bayar semua biaya fasilitas kenyamanan wisata, lantas kita menuju kendaraan sekaligus mohon pamit kepada Pak Kardi, Bu Kardi, dan Pak Katam yang telah banyak membantu kami di lokasi wisata aman dan nyaman ini. Sambil berjabat tangan beliau berkata, “selamat jalan dan jangan lupa berkunjung ke sini lagi,” ucap pak Kardi.

JM (10-9-2012).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun