[caption id="attachment_211524" align="alignleft" width="300" caption="salah satu resort/penginapan (jm)"]
Merasa sudah puas jalan-jalan mengitari lokasi pantai Indrayanti dan mengingat suasana siang semakin berjejal pengunjung > maka rombongan memutuskan untuk pindah lokasi, mencari suasana baru agar refreshing lebih nyaman.
Lagi-lagi diperoleh rekomendasi dari mas Suradal > kita berempat menyusuri jalan ke arah timur sekitar 4,5 km > di tempat inilah ditemui lokasi aman, nyaman, bersih, berhawa laut segar alami, angin sepoi-sepoi dan sepi pengunjung > yaitu wisata Pantai Poktunggal. Tempat wisata ini tergolong baru, wisata yang dikelola warga setempat mulai beroperasi 3 bulan atau resmi dibuka menjelang lebaran lalu.
Hanya sayangnya, jarak sekitar 1 km mencapai pantai > dari jalanan aspal kita harus melewati lorong-lorong corblok dan jalan bebatuan yang relatif sempit. Jika berpapasan dengan pengendara mobil lain > maka salah satu sebaiknya memberi kesempatan supaya sama-sama memenuhi kepentingan.
[caption id="attachment_211526" align="alignleft" width="300" caption="papan penunjuk menuju pantai Poktunggal (jm)"]
[caption id="attachment_211528" align="alignleft" width="300" caption="jalan kecil/sempit ke pantai Poktunggal (jm)"]
Nah, memasuki area Poktunggal, sepertinya kita merasakan sesuatu yang berbeda, obyek wisata yang masih kinyis-kinyis ini belum banyak dijamah manusia. Pengunjung tidak berjejal seperti di pantai Indrayanti.
Sesaat kendaraan diparkir, wong_anteng buruan buka pintu kendaraan dan menjauh diri untuk mengambil gambar/pemandangan baru di lokasi. Beberapa hasil jepretan sederhana, dapat dilihat berikut:
[caption id="attachment_211529" align="alignleft" width="300" caption="sisi timur pantai Poktunggal (jm)"]
[caption id="attachment_211531" align="alignleft" width="300" caption="sisi barat pantai Poktunggal (jm)"]
[caption id="attachment_211532" align="alignleft" width="300" caption="pengunjung bisa sewa payung pantai (jm)"]
[caption id="attachment_211533" align="alignleft" width="300" caption="pengunjung bisa sewa tikar, duduk di bawah pohon (jm)"]
Uhuy... benar-benar menarik pantai ini. Namun kurang lengkap jika belum menemui tokoh setempat yang bisa diwawancarai. Pak Katam yang mula pertama berhasil ditemui untuk ngobrol perihal sejarah menyebutkan, “Poktunggal itu berasal dari kelompok tunggal,” yaitu kelompok yang merintis dan mengelola tempat wisata ini.
Sementara itu, Pak Kardi (nelayan) dan isterinya yang membuka usaha warung makan di sisi barat area wisata mengatakan, “Poktunggal berasal dari kata tuk tunggal, yaitu satu-satunya tuk (sumber mata air) yang berada di sebelah warungnya. Tuk ini berada di bawah pohon ambal, yang airnya bersih kini diambil menggunakan pompa untuk memenuhi kepentingan bersama. Hal senada, di-iyakan oleh bu Warto, yang suaminya setiap hari selalu mengawasi lokasi wisata ini.
[caption id="attachment_211534" align="alignleft" width="300" caption="pohon Ambal di sisi barat pantai Poktunggal (jm)"]
[caption id="attachment_211535" align="alignleft" width="300" caption="sumber air tawar di bawah pohon Ambal (jm)"]
[caption id="attachment_211536" align="alignleft" width="300" caption="Duras, tanaman langka dilestarikan warga Poktunggal (jm)"]
Dari perbincangan dengan beberapa tokoh setempat, diperoleh gambaran bahwa ikon obyek wisata pantai Poktunggal adalah > sumber air di bawah pohon Ambal, juga di pantai ini ada tanaman langka dilestarikan atau disebut pohon Duras, dan yang menarik bagi wisatawan tentunya sunset.
Di tengah hamparan pasir putih nan bersih, sunyi sepi disertai desir angin laut semilir > bisa menyewa payung dan alas duduk/tikar sambil menikmati hidangan kuliner lokal untuk bersantai di pantai Poktunggal. Kita bisa duduk-duduk di bawah pohon atau menyewa tenda/payung pantai sambil berbincang ringan melepas lelah kerja sepekan, lupakan pikiran penat/rumit, ditemani musik alam berupa deburan ombak pantai. Dan yang sangat beruntung tak ada sinyal telekomunikasi sehingga modem internet tidak berfungsi, hape offline.
Seusai makan/minum siang barengan, berlaskan tikar sewaan sambil sesekali menikmati kudapan lantas kita pun sepakat untuk leyeh-leyeh. Kita bersepakat untuk diam, wong_anteng semakin anteng, ikutan kriyep-kriyep sementara kawan-kawan sudah pada tidur pulas di alam terbuka.
Asyik memang refreshing di alam terbuka pantai Poktunggal ini, tidak terasa sore menjelang petang kita habiskan waktu di tepi laut, namun saya dan kawan-kawan harus segera pulang setelah seharian otak beristirahat. Sambil bergegas mengemas barang bawaan, kita bayar semua biaya fasilitas kenyamanan wisata, lantas kita menuju kendaraan sekaligus mohon pamit kepada Pak Kardi, Bu Kardi, dan Pak Katam yang telah banyak membantu kami di lokasi wisata aman dan nyaman ini. Sambil berjabat tangan beliau berkata, “selamat jalan dan jangan lupa berkunjung ke sini lagi,” ucap pak Kardi.
JM (10-9-2012).