Minggu, 9 September 2012 kemarin saya barengan kawan berakhir pekan ke pantai selatan, wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kali ini diputuskan melakukan perjalanan ke lokasi wisata pantai selatan Gunungkidul > tujuan utamanya Pantai Indrayanti. Rencana disepakati karena ada seorang kawan belum pernah berkunjung ke lokasi itu.
Menuju arah pantai selatan Gunungkidul (cq. Pantai Indrayanti) dari Kota Yogyakarta yang berjarak kurang lebih 70 km, dihadapkan beberapa pilihan. Di antaranya bisa menempuh jalur umum yaitu melewati Jalan Wonosari > Piyungan > Hargodumilah atau Bukit Bintang > Patuk > Hutan Bunder > Wonosari > ke kanan/selatan ambil kawasan Karangrejek > belok kiri/timur menuju Hargosari > Bintaos > Tepus > nah di sini sudah banyak papan penunjuk arah lokasi-lokasi wisata pantai.
[caption id="attachment_211506" align="aligncenter" width="300" caption="jalur selatan, Panggang - Saptosari, relatif sepi (jm)"][/caption] Namun rombonganku memilih jalur lain. Untuk menghindari arus padat lalu lintas dan menghindari polusi udara, dari Yogyakarta kita berniat menyusuri jalan lintas selatan yaitu lewat Imogiri > Siluk > Panggang > ambil kiri/timur arah Saptosari > Trowono > belok kiri ke arah Baron. Dari kawasan Baron ini > menuju arah kiri/timur kita sudah berada pada deretan kawasan wisata pantai di Kabupaten Gunungkidul, tinggal pilih lokasi mana yang hendak dituju. Untuk sampai di Pantai Indrayanti dari Baron masih menempuh jarak sekitaran 10 km, lurus ke arah timur.
[caption id="attachment_211512" align="alignleft" width="300" caption="sisi barat pantai Indrayanti (jm)"]
[caption id="attachment_211509" align="alignleft" width="300" caption="kendaraan wisata di sekitar pantai Indrayanti (jm)"]
[caption id="attachment_211511" align="alignleft" width="300" caption="tempat parkir kendaraan pengunjung (jm)"]
Setibanya di lokasi wisata Pantai Indrayanti hari Minggu pagi kemarin, kesan awalnya > ya ampyun… berjejal banget kendaraan dan pengunjungnya. Wisata pantai yang tergolong baru (3 tahun lalu) dan telah diekspos di mana-mana ini ternyata mirip-miriplah dengan Pantai Kuta atau Legian di Bali > hanya saja belum tergarap optimal dan masih dalam pengembangan di sana-sini. Sementara itu pengunjung lokal nampak lebih mendominasi arena wisata untuk menikmati suasana liburan di pantai berpasir putih ini.
[caption id="attachment_211513" align="alignleft" width="300" caption="pantai Indrayanti, padat pengunjung (jm)"]
[caption id="attachment_211516" align="alignleft" width="300" caption="pengunjung bisa menyewa jetski (jm)"]
Memasuki pantai Indrayanti yang suasana dan lingkungannya cukup bersih ini memberikan kenyamanan tersendiri. Tidak terlihat sampah berserakan di lokasi wisata, penghijauan sekitar wilayah pantai juga memberikan hawa sejuk. Pendek kata, berkunjung ke obyek wisata ini > memberi kesan tersendiri, dibanding wisata pantai lain yang berada di wilayah provinsi DIY yaitu indah, alami, bersih, tersedia akomodasi berupa restaurant dan penginapan, fasilitas wisata pantai seperti gazebo, payung untuk berteduh, bermain layang-layang, hingga jetski yang bisa disewa per 15 menit bertarif 250 ribu menyusuri pinggiran laut selatan seputar kawasan wisata.
[caption id="attachment_211518" align="alignleft" width="300" caption="Indrayanti, wisata pantai yang bersih (jm)"]
[caption id="attachment_211521" align="alignleft" width="300" caption="spanduk, larangan mandi di laut (jm)"]
[caption id="attachment_211522" align="alignleft" width="300" caption="buang sampah sembarangan, didenda (jm)"]
[caption id="attachment_211523" align="alignleft" width="300" caption="di beberapa titik, tersedia tempat sampah (jm)"]
Di antara spanduk-spanduk yang sekaligus berfungsi sebagai pengumuman atau peringatan bagi para pengunjung, hanya larangan mandi di laut ini yang tampak tidak pernah ditaati pengunjung, sehingga jika pada suatu ketikanya ada bahaya mengancam > tentu menjadi persoalan baru dan menambah repotnya tim SAR setempat.
Di tengah padatnya pengunjung wisata, salah seorang yang ikut mengelola kawasan pantai ini, Suradal sempat penulis wawancarai. Ia mengatakan bahwa “setiap hari minggu atau hari libur obyek wisata dipadati pengunjung. Kebanyakan yang datang ke sini wisatawan lokal-lokalan Om. Kalau para turis asing biasanya datang di luar hari minggu/hari libur,” ungkapnya.
“Sedangkan kalau pengunjung mau istirahat bermalam juga disediakan beberapa tempat/penginapan dan restoran, tinggal pilih mana yang disuka. Harga penginapan per-malam mulai Rp 350 ribu ke atas. Persyaratan pasangan menginap di sini > harus suami isteri yang sah,” tambahnya. Penulis pun bersama kawan-kawan sambil manggut memeroleh informasi aktual tersebut.