Mohon tunggu...
WAKANNO
WAKANNO Mohon Tunggu... Tentara - Sekedar dan tak lebih

Hidup itu akan menjadi susah atau senang tergantung dari perspektifmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Judi Online, Lebih Buruk dari Adiksi

9 Juli 2024   22:08 Diperbarui: 9 Juli 2024   22:08 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.umm.ac.id/id/berita/dosen-umm-beri-cara-atas-kecanduan-judi-online.htmlInput sumber gambar

Kalau kita membicarakan masalah sosial di negeri ini maka kita akan mendapatkan banyak hal. kalaupun saya menulis tentang itu semua mungkin akan memakan waktu hingga beribu halaman bahkan bisa menjadi suatu buku. kenapa demikian? karena masalahnya sudah terlalu banyak, ruwet dan kompleks. Tapi dari sekian banyak masalah ada hal yang menurut saya sangat kronis dan akut serta berdampak destruktif, tak lain dan tak bukan yang kita kenal dengan "JUDI ONLINE". 

Kerugian negara akibat judi online diperkirakan Rp 2,2 triliun untuk satu situs saja. Jadi, per tahunnya bisa mencapai Rp 27 triliun (untuk satu situs judol). bayangkan betapa besarnya kerugian negara akibat judi online selama 1 tahun, dimana pernah diungkapkan oleh CNN Indonesia bahwa perkiraan kerugian negara bisa mencapai 450 Triliun yang mengalir ke pihak asing. dimana angka ini lebih besar dari alokasi APBN terhadap pertahanan negara maupun terhadap pendidikan. Bahkan bukan hanya negara saja yang rugi, bukan rahasia umum lagi telah banyak masyarakat yang kehilangan nyawanya secara sia - sia akibat judi online. Lebih parahnya lagi pihak yang dirugikan bukan hanya dirinya sendiri namun juga nyawa orang lain. (seperti contoh kasus anak membunuh Ibunya demi main judi online)

Judi Online tentunya adalah sebuah masalah yang besar. Tentunya untuk melakukan pemecahan masalah tersebut kita harus terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah. sehingga kita akan kembali ke pertanyaan dasar : "Mengapa sangat sulit berhenti bermain Judi?"

PENDAHULUAN

Berdasarkan pengalaman pribadi saya yang berkaitan dengan salah satu kerabat dekat saya yang tidak perlu saya sebutkan namanya. Dia adalah orang yang brilian dan sosok panutan bagi saya di masa kecil. berkat kecerdasannya akhirnya dia berhasil meraih pendidikan yang bagus serta diusianya yang ke -30 tahun dia sudah berhasil menduduki jabatan eselon 4 di suatu instansi pemerintahan. singkat cerita, tak lama setelah dia menduduki jabatan penting tersebut mulailah dia berkenalan dengan yang namanya judi online. pada saat itu dia mulai memainkan poker online (saya lupa apa website yang dia mainkan) dan sejak itu kehidupannya yang sangat cerah itu berubah menjadi kehidupan yang sangat kelam. keluarganya berantakan, harta bendanya habis dan bukan hanya harta bendanya sendiri namun harta benda keluarganya serta keluarga istrinya. dia gadaikan rumah bahkan gadaikan rumah orang lain (salah satu kerabatnya juga), dia berhutang dengan orang bahkan sampai terjerat masalah hukum. semua ini terjadi semenjak dia mengenal yang namanya poker online. 

Hal ini terjadi di tahun 2013-2014 dimana penggunaan internet dan media sosial belum semasif sekarang, di masa itu ketika kita hendak mengakses judi online tidak semudah sekarang karena harus diakses melalui PC. Dan sekarang semua sudah jauh lebih mudah. Saya gak bisa bayangkan di tahun 2013-2014 kerusakan akibat judi online sudah sebesar itu bagaimana dengan sekarang.

Hal ini menjadi membuat saya miris karena dimana saya pergi dan melihat orang menganggur (ataupun kaum pekerja seperti driver online, sopir angkot bahkan hingga PNS) semuanya akan terlihat sedang memainkan game yang terlihat sama (yang sebenarnya bukan game). Dan ini bukan hanya terjangkit pada masyarakat low middle income namun juga sudah menjangkit pejabat anggota DPR yang saat rapat untuk mengurusi rakyat namun secara terang terangan sedang main judi slot. 

Akhirnya saya  membuat riset kecil - kecilan untuk mengetahui behaviour para gambler mengapa mereka sulit melepaskan diri dari cengkeraman judi.

APAKAH BENAR ADIKSI?

dalam berbagai literatur yang meneliti perihal judi online menyatakan bahwa judi menimbulkan efek adiktif serta menimbulkan munculnya endorfin di otak sehingga timbulnya rasa senang. Dalam penelitian - penelitian terdahulu menyatakan orang sering kali mencari sensasi senang yang ditimbulkan dari judi sehingga seringkali orang mengkelompokan adiksi terhadap judi itu sama dengan adiksi terhadap rokok, alkohol atau hal - hal lain. mungkin itu adalah sebuah jawaban yang bagus, tapi entah kenapa saya kurang puas dengan jawaban tersebut. Saya merasa ada hal yang lebih besar dari sekedar adiksi yang membuat orang tidak bisa berhenti bermain judi. 

Setelah bertanya ke beberapa sampel orang saya menemukan satu hal yang lebih besar dari adiksi yang mempengaruhi para gambler. 


LATAR BELAKANG MASALAH

Apa yang dicari perokok saat mereka sedang merokok? kebahagiaan sesaat, dopamine, endorfin, hal - hal yang terasa "menyenangkan" dan membuat nyaman dalam waktu sekejap. itu yang membuat perokok akan berkali - kali merokok. Dalam judi mungkin sensasi itu akan muncul ketika kamu mendapatkan kemenangan, jackpot dan lain sebagainya. Tapi ternyata yang membuat orang tidak berhenti bukan cuman itu.

Dalam orang bermain judi seorang gambler tentunya memiliki motif, reaksi emosional dan ada juga substansi dalam setiap orang yang bermain judi. Jadi faktor pengikatnya sudah lebih dari sekedar sensasi. ketika kamu merokok kamu tidak berpikir bahwa ada hal lain selain kenikmatan yang sedang kamu rasakan saat merokok. di Judi kasusnya berbeda, akhirnya semua hal ini membuat seorang penjudi berpikir secara irasional dan pikiran itulah yang memicu timbulnya semua watak buruk alamiah manusia. itulah mengapa seorang penjudi susah sekali lepas dari meja judi. apalagi online.

CERITA BUDI

cerita sederhananya : ada seseorang bernama budi (perumpamaan) dia adalah seorang pekerja swasta yang memiliki gaji sebesar Rp. 5.000.000 dan dia adalah pengeluh yang merasa gajinya tidak cukup untuk menghidupinya. tapi di lain sisi Budi bukanlah orang yang rajin, dia berpikir bahwa dia membutuhkan uang - uang tambahan untuk mencukupi kebutuhan dan keinginannya. Pada suatu hari Budi mendapatkan sebuah dinas dan dia mendapatkan uang tambahan satu juta. setelah dia menyimpan uang tersebut dalam dompetnya, Budi mengakses akun instagramnya dan mendapatkan ada sebuah video motivasi dari master judi yang mengajak untuk mencoba mendapatkan modal banyak dalam waktu sekejap. Setelah melihat video tersebut, budi pun sudah tahu bahwa apa yang dilihat itu tidak benar dan diapun sudah tahu kalau kebanyakan orang yang main judi akan menderita. 

Namun dalam benak Budi pun muncul sifat watak asli manusia : "Itu kan dia yang kalah, kalau saya gak mungkin kalah" karena satu sifat watak asli manusia yang tidak dapat dihindarkan adalah perasaan "Sedikit lebih unggul dari orang lain" atau sifat tidak mau kalah atau singkatnya EGO. akhirnya dia memutuskan untuk Depo. 

Walaupun sebenarnya dia sudah mempersiapkan diri bahwa uang satu juta yang dia siapkan ini punya kemungkinan kalah namun tetap ada rasa optimis dalam dirinya untuk menang, jadi dia main dalam sebuah ritme yang bagus tapi pada akhirnya dia kalah. Hingga akhirnya setelah kekalahannya, dia merasa marah, merasa dirinya harusnya menang dan rasa tidak mau kalahnya tadi juga terusik karena tidak ada manusia yang suka dia berada dalam posisi pecundang. 

Hal ini sama apabila kita memainkan PES atau FIFA dan kalah maka akan ada rasa ingin untuk main lagi, begitu juga dengan judi. Hingga akhirnya si Budi melihat bahwa uang mingguannya masih ada dan depo lagi satu juta. yang awalnya dia main dengan betting rendah akhirnya dia mulai menaikan bettingnya semakin berisiko hingga dia kalah lagi. begitu seterusnya sampai dia kehabisan semua yang dia miliki.

Jadi semua dorongan untuk terus menerus memainkan judi tersebut bukanlah timbul dari adiksi melainkan dari ILUSI yang timbul dikepalanya bahwa modalnya itu bisa kembali. Penjudi tidak akan terima kalau duitnya hilang, dia berpikir untuk mengembalikan itu hingga akhirnya 1 jutanya hilang, 5 jutanya hilang hingga semuanya hilang. Dan hal itu terjadi ke banyak orang.

PENUTUP

Pasti ada yang bertanya. "Itu skenario kalau dia kalah terus bagaimana kalau dia menang?" 

Hasilnya akan sama saja, yang menjadi acuan seorang penjudi akan berhenti bermain bukanlah titik menangnya tetapi titik kalahnya itulah yang membuat penjudi berkali - kali bermain. Seperti contoh semisalnya Budi di deponya yang kedua kali dia menang dan telah mengantongi 2,5 Juta dia tidak akan berhenti bermain di situ saja. Dia akan terus mencoba hingga akhirnya muncul sifat rakus dan tamak serta didorong oleh hawa nafsu untuk menggandakan keuntungan yang dia miliki.

Keburukan dari Judi ini akan berputar seperti halnya lingkaran setan. Hal ini akan semakin diperparah sama faktor eksternal yang lain. ketika kamu sudah habis namun hawa nafsumu terus mendorong untuk terus bermain maka akan beralih pada masalah seperti pencurian, pinjaman online dan lain sebagainya.

Jangan pernah remehkan judi. Permainan ini usianya sudah sama tuanya dengan peradaban manusia dan ini instrumen yang mampu memicu 7 dosa mematikan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun