Mohon tunggu...
WAKANNO
WAKANNO Mohon Tunggu... Tentara - Sekedar dan tak lebih

Hidup itu akan menjadi susah atau senang tergantung dari perspektifmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Judi Online, Lebih Buruk dari Adiksi

9 Juli 2024   22:08 Diperbarui: 9 Juli 2024   22:08 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.umm.ac.id/id/berita/dosen-umm-beri-cara-atas-kecanduan-judi-online.htmlInput sumber gambar

Setelah bertanya ke beberapa sampel orang saya menemukan satu hal yang lebih besar dari adiksi yang mempengaruhi para gambler. 


LATAR BELAKANG MASALAH

Apa yang dicari perokok saat mereka sedang merokok? kebahagiaan sesaat, dopamine, endorfin, hal - hal yang terasa "menyenangkan" dan membuat nyaman dalam waktu sekejap. itu yang membuat perokok akan berkali - kali merokok. Dalam judi mungkin sensasi itu akan muncul ketika kamu mendapatkan kemenangan, jackpot dan lain sebagainya. Tapi ternyata yang membuat orang tidak berhenti bukan cuman itu.

Dalam orang bermain judi seorang gambler tentunya memiliki motif, reaksi emosional dan ada juga substansi dalam setiap orang yang bermain judi. Jadi faktor pengikatnya sudah lebih dari sekedar sensasi. ketika kamu merokok kamu tidak berpikir bahwa ada hal lain selain kenikmatan yang sedang kamu rasakan saat merokok. di Judi kasusnya berbeda, akhirnya semua hal ini membuat seorang penjudi berpikir secara irasional dan pikiran itulah yang memicu timbulnya semua watak buruk alamiah manusia. itulah mengapa seorang penjudi susah sekali lepas dari meja judi. apalagi online.

CERITA BUDI

cerita sederhananya : ada seseorang bernama budi (perumpamaan) dia adalah seorang pekerja swasta yang memiliki gaji sebesar Rp. 5.000.000 dan dia adalah pengeluh yang merasa gajinya tidak cukup untuk menghidupinya. tapi di lain sisi Budi bukanlah orang yang rajin, dia berpikir bahwa dia membutuhkan uang - uang tambahan untuk mencukupi kebutuhan dan keinginannya. Pada suatu hari Budi mendapatkan sebuah dinas dan dia mendapatkan uang tambahan satu juta. setelah dia menyimpan uang tersebut dalam dompetnya, Budi mengakses akun instagramnya dan mendapatkan ada sebuah video motivasi dari master judi yang mengajak untuk mencoba mendapatkan modal banyak dalam waktu sekejap. Setelah melihat video tersebut, budi pun sudah tahu bahwa apa yang dilihat itu tidak benar dan diapun sudah tahu kalau kebanyakan orang yang main judi akan menderita. 

Namun dalam benak Budi pun muncul sifat watak asli manusia : "Itu kan dia yang kalah, kalau saya gak mungkin kalah" karena satu sifat watak asli manusia yang tidak dapat dihindarkan adalah perasaan "Sedikit lebih unggul dari orang lain" atau sifat tidak mau kalah atau singkatnya EGO. akhirnya dia memutuskan untuk Depo. 

Walaupun sebenarnya dia sudah mempersiapkan diri bahwa uang satu juta yang dia siapkan ini punya kemungkinan kalah namun tetap ada rasa optimis dalam dirinya untuk menang, jadi dia main dalam sebuah ritme yang bagus tapi pada akhirnya dia kalah. Hingga akhirnya setelah kekalahannya, dia merasa marah, merasa dirinya harusnya menang dan rasa tidak mau kalahnya tadi juga terusik karena tidak ada manusia yang suka dia berada dalam posisi pecundang. 

Hal ini sama apabila kita memainkan PES atau FIFA dan kalah maka akan ada rasa ingin untuk main lagi, begitu juga dengan judi. Hingga akhirnya si Budi melihat bahwa uang mingguannya masih ada dan depo lagi satu juta. yang awalnya dia main dengan betting rendah akhirnya dia mulai menaikan bettingnya semakin berisiko hingga dia kalah lagi. begitu seterusnya sampai dia kehabisan semua yang dia miliki.

Jadi semua dorongan untuk terus menerus memainkan judi tersebut bukanlah timbul dari adiksi melainkan dari ILUSI yang timbul dikepalanya bahwa modalnya itu bisa kembali. Penjudi tidak akan terima kalau duitnya hilang, dia berpikir untuk mengembalikan itu hingga akhirnya 1 jutanya hilang, 5 jutanya hilang hingga semuanya hilang. Dan hal itu terjadi ke banyak orang.

PENUTUP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun