Di sebuah cafe kuterduduk,
secangkir vanilla latte di tangan,
mataku tertuju ke awan gelap yang menyeruduk,
kepahitan yang ada di angan
Tidak, bukan pahit karena kopi,
melainkan karena teringat akan dirinya,
kenangan mendobrak masuk tanpa henti,
ya, kopi memang tak sepahit kenangan lama
Hujan yang jatuh memberi perasaan nostalgia,
adakah kenangan yang masih diingatnya?
bila ada, kenangan yang mana?
yang terpuruk atau yang bahagia?
Kuseruput kopi dari cangkir pelan-pelan,
nikmat dan sengsara datang bersamaan,
bercampur aduk menjadi satu,
layaknya kopi dan susu
ya, memang diriku rindu padanya,
tidak, ia tidak merasakan hal yang sama,
ya, memang kopi pahit,
tapi tak sepahit kenangan lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H