Mohon tunggu...
Jason A. Mailangkay
Jason A. Mailangkay Mohon Tunggu... Penulis - A lonely heart meditates

the lonely heart forever contemplates on the love it missed before

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam

16 Juni 2017   21:08 Diperbarui: 16 Juni 2017   21:09 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari menghilang

Hari menjadi suram

Lampu jalan bersinar redup

Udara kotor kuhirup

Berjalan tanpa tujuan

Hanya dirinya di angan

Jarak menyiksa kalbu

Membuat hari-hariku pilu

Betapa diriku rindu

Menggenggam-mu, kasihku

Di pinggir jalan kutertunduk

Kekacauan pikiran merasuk

Mobil lalu-lalang

Di angkasa tiada satupun bintang

Hati ini terus bertanya,

"Bisakah diriku bertahan tanpanya?"

Mata mulai berkaca-kaca

Diserbu perasaan yang tak terbaca

Kuterus bertanya

Dimanakah ia?

Malam telah tiba

Kunaiki gerbong kereta

Kulihat dua kekasih bercanda

Tertawa lepas, begitu bahagia

Ah, kebahagiaan

Perasaan yang jarang kurasakan

Ditengah ratusan orang suram

Aku hanyalah seorang penumpang

Terbawa arus kesedihan

Hari-hari penuh kekecewaan

Tibalah kereta di stasiunku

Kuberjalan dengan lesu

Tanpa nyawa dan diam membisu

Pucat, layaknya seorang hantu

Kucoba melihat kepada Tuhan

Namun perhatian-Nya teralihkan

Diriku ditinggal tanpa harapan

Berduka dan tanpa kepastian

Rumah kecil di ujung jalan

Menyapa jiwa lelah dan tak karuan

Kuterduduk di depan jendela kamar

Satu tangan di gelas berisikan wiski

Dapat kudengar suaranya memanggil samar

Jiwa sekarat dengan siksaan macam ini

Kututup kedua mataku

Di bayangan ada dirimu

kuterdiam membisu

Sambil menggenggam tanganku

"Selamat tinggal." katamu

Kumenangis tersedu-sedu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun