Mohon tunggu...
Ahmad Munjizun
Ahmad Munjizun Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa S3 di North Carolina State University

Saya biasa dipanggil Jizun. Saat ini sedang menempuh studi di Amerika Serikat jurusan Animal Science dengan spesifikasi Equine Science atau Science tentang kuda.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemimpin Idaman Bangsa

2 April 2020   10:33 Diperbarui: 2 April 2020   12:15 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis sedang bersama Alm. KH. Arifin Ilham, beberapa minggu sebelum beliau wafat

Berikut ini adalah surat yang dikirimkan ke Pak Jokowi Sebelumnya:

REMBUK NASIONAL ULAMA DAN UMARO TUNTASKAN MASALAH PERPECAHAN

~ ASPIRASI SANG PENGEMBALA ~

Berbagai daya dan upaya telah pemerintah kerahkan untuk menuntaskan persoalan-persoalan bangsa Indonesia. Di antara kondisi yang masih sangat memperihatinkan adalah situasi yang masih belum kondusif di kalangan umat beragama. Sebagai negara yang berlandaskan Pancasila dengan sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”, stabilitas bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh kondisi internal masing-masing umat beragama. Sebagai bangsa dengan mayoritas penduduk beragama Islam, tanpa menafikan warga Indonesia dengan agama lain, perpecahan yang diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan pendapat di kalangan umat Islam telah lama menghiasi media-media informasi di Indonesia. Inilah yang melahirkan istilah-istilah seperti radikalisme, non radikal, kelompok kanan, dan kelompok kiri. Akibatnya, masalah tidak hanya dialami di internal umat Islam, tetapi juga berdampak pada kerukunan antar umat beragama. Hal inilah yang sering kali menyulut kekacauan, perkelahian, dan teror satu sama lainnya. Seperti yang mungkin sudah kita fahami, semua kelompok menganggap diri paling benar. Sebagai warga negara biasa, saya, M. Hijazi Umar, seorang pengembala kuda dan sapi dari desa Batunyala, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, merasa terpanggil untuk turut memberikan andil untuk mempersatukan elemen-elemen penting bangsa Indonesia sehingga masyarakat Indonesia tidak lagi diperbudak oleh perbedaan-perbedaan kecil yang menyebabkan hidupnya terancam. 

Tidak bisa dipungkiri lagi, perbedaan-perbedaan tersebut sangat berpotensi mengancam kesatuan dan persatuan republik Indonesia yang kita sama-sama cintai. Penyelesaian masalah tersebut bukanlah hal yang mustahil namun membutuhkan teknik yang benar, tepat dan logika. Logikanya adalah seperti mobil yang mengalami kerusakan, yang tentunya solusinya ada pada montir professional, bukan tukang kebun. Demikian juga halnya dengan persoalan agama yang tidak mungkin dapat diselesaikan oleh orang yang  tidak ahli agama. Jelas persoalan agama akan diselesaikan oleh orang yang profesional di bidang agama. 

Hemat saya, satu-satunya solusi dari setiap konflik agama adalah dengan memberikan kesempatan kepada pada tokoh agama yang dinilai memiliki kompetensi dari Sabang sampai Merauke untuk duduk bersama mendisuksikan segala bentuk perbedaan-perbedaan pendapat yang selama ini menjadi alasan perpecahan. Musyawarah seperti inilah yang akan melahirkan mufakat, yang merupakan jawaban atau solusi dari kebingungan-kebingungan masyarakat akan perbedaan-perbedaan tersebut dan pada gilirannya, dapat meningkatkan keharmonisan hubungan antara Ulama dan Umaro.

Rembuk Ulama dan Umaro nasional tidak akan mungkin dapat terselenggara tanpa adanya andil langsung dari aparatur negara, dalam hal ini khususnya Bapak Presiden Joko Widodo. Sebab, perkumpulan-perkumpulan serupa yang bersifat independen dan eksklusif justru dikhawatirkan melangkahi pemimpin yang memiliki otoritas untuk hal tersebut sehingga berpotensi menimbulkan masalah sekunder. Oleh sebab itu, besar harapan saya tulisan ini dapat sampai kepada Bapak Presiden supaya dapat mengekskusi langkah tersebut. 

Konsep dari rembuk yang saya usulkan tidak dimaksudkan untuk memperkuat posisi politik pihak manapun. Rembuk tersebut murni untuk bersama-sama mencari solusi dari perbedaan-perbedaan yang kalau tidak didiskusikan bersama, tidak akan pernah mendapatkan titik temu. Perbedaan pendapat adalah satu kewajaran, tetapi sangat penting untuk menggali, mengapa kita mesti berbeda dan apa solusi dari perbedaan itu. Tidakkah kita memiliki tujuan dan cita-cita yang sama?

Salah satu pentingnya mendapatkan titik temu dari segala macam pandangan dalam dunia beragama adalah kekhawatiran bahwa perbedaan-perbedaan tersebut disalahgunakan sebagai alat politik yang tentunya hanya akan menimbulkan kerugian rakyat Indonesia. Apabila musyawaroh ulama dan umaro tersebut dapat diselenggarakan, saya yakin konflik agama akan dapat diselesaikan dan bangsa Republik Indonesia tidak akan terjebak dalam konflik agama berkepanjangan yang disebabkan atas dasar kebijakan mereka yang tidak melibatkan tokoh-tokoh agama yang berkompeten dan professional seperti yang dialami oleh Negara-negara di Timur Tengah/Liga Arab.

Kesimpulannya bahwa solusi konflik agama tersebut akan dapat ditemukan tergantung cepat lambatnya diselenggarakannya pertemuan akbar antara umaro dan ulama se-Indonesia. Untuk itu saya sangat mengharapkan terselenggaranya pertemuan akbar tersebut secepat mungkin dilaksanakan sebelum bangsa kita menjadi semakin parah. 

Tulisan ini murni untuk saya sampaikan aspirasi sebagai bentuk kepedulian saya sebagai warga negara Indonesia. Telah maklum bahwa beban dan tugas kenegaraan yang diemban oleh aparatur negara baik eksekutif, legislatif dan yudikatif adalah tugas besar dan mulia. Walaupun tidak semudah membalik telapak tangan, tugas-tugas tersebut akan terasa mudah jika dipegang oleh orang-orang yang ahli. Demi harkat dan martabat Bangsa Indonesia, mereka telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan yang mereka miliki. Hasil dari perjuangan tersebut jelas sudah dirasakan oleh seluruh komponen bangsa. Untuk itu, izinkan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan apresiasi yang setinggi-tingginya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun