bikin puisiku setengah jadi
lanjut berlagak utuh
dan memerangkap aku
dalam tubuh sendiri
ada waktu yang mengirimkan rindu
selalu dan terus menujumu
sedang jarak makin melapang
dengan ditumbuhi ilalang
melalang lagi menghalang
di ujung-ujung hari lelah
aku senantiasa pasrah
terhadap rindu terus meluah
kueja pelan-pelan;
pelan-pelan,
perlahan,
terbata,
tersendat,
pelan-pelan,
terus-terusan bikin kangen ini
tak habis-habis
kamu diksiku
yang tak pernah habis
dan ambisÂ
menyeret-nyeret aku
ke dalam yang dikandungmu;
menyerap aku ke udaramu
dan aku resap bersama kepul
kopi dan aroma nikotin
aku lesap di debar dadaku sendiri
dan tentangmu kapan habis?
meski aku coba tak peduli,
aku terus menujumu kembali
apa aku sungguh jatuh cinta?
Semarang, 14 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H