Mohon tunggu...
Supriyanti
Supriyanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Lulusan S1 Matematika (Murni). Suka puisi. Penyuka tetumbuhan dan pengagum bunga. Senang ngobrol dengan Liz

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bisa Saja Kita Hanya Pindah

26 September 2022   12:16 Diperbarui: 26 September 2022   12:23 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pelan-pelan embun pergi

sebelum kecupan-kecupan usai

ia berikan tubi-tubi

sebab durasi habis tiba-tiba

tokoh baru masuk panggung

menciumi pucuk-pucuk hijau tein

dengan teguh tak ragu

Baca juga: Setiap Hari

memagut-magut klorofil

malu-malu tapi mau

Baca juga: Kutukan Cinta

diterimanya mentari ulurkan jemari

untuk menari kanan-kiri

lalu memutar tubuh

inilah waktu untuk bersenang-senang

mereguk segala yang kembang

membikin taman berantakan

kaki berhentakan

dan tak ada yang lebih debur

selain debar dada yang coba tabah

tahan mala

relakan senja

melerai-lerai renjana

mengurai-urai rencana

yang belum terlaksana

menuju peraduan malam

yang mencengkeram

dalam erangan panjang

"embun kembali memegat-pegat tulangku! mungkin aku bakal amnesia dan tak kenal baju. barangkali kita akan insomnia lalu tidur panjang. atau bisa saja kita hanya pindah tempat mengerang. tempat mengarang. tempat mengarungi samudra. menenggak isinya tuntaskan dahaga yang tak pernah mentas." 


Semarang, 26 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun