Mohon tunggu...
Supriyanti
Supriyanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Lulusan S1 Matematika (Murni). Suka puisi. Penyuka tetumbuhan dan pengagum bunga. Senang ngobrol dengan Liz

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sayang, Aku Jadi Cuaca

1 September 2022   06:02 Diperbarui: 1 September 2022   06:14 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/juman ali

kuketuk-ketuk bibbirmu

yang (mungkin)

tak kalah cuaca

dari hatimu:

aku berpayung dari hujan kenangan;

aku bernaung dari kemarau panjang

lalu kulabuhkan beberapa

gelas es blewah di siang

Baca juga: Yang di Antara Kita

yang menolak beranjak

tapi begitu menginginkan senja

kupeluk-peluk angin senja

yang merekam rekah bibirmu

sampai angin mengantarkan

desah napasmu ke debar dadaku

yang lebih cuaca

yang lebih asam dari acar

yang lebih masam dan getar

dari pisang-pisang mentah

di belakang rumah

yang tak lebih belakang

dari punggungmu beranjak

menuju rumahmu

dan aku jadi cuaca

yang remang-remang

sayang, ini remah-remah hujan

membumihanguskan perkemahan

tenda-tenda terbang

melipat-lipat

dan kembali

ke lemari


Semarang, 30 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun