kuketuk-ketuk bibbirmu
yang (mungkin)
tak kalah cuaca
dari hatimu:
Baca juga: Peperangan yang Tak Usai di Cuaca Panas
aku berpayung dari hujan kenangan;
aku bernaung dari kemarau panjang
lalu kulabuhkan beberapa
Baca juga: Yang di Antara Kita
gelas es blewah di siang
yang menolak beranjak
Baca juga: Kalau Nanti Kita Bertemu Lagi
tapi begitu menginginkan senja
kupeluk-peluk angin senja
yang merekam rekah bibirmu
sampai angin mengantarkan
yang lebih cuaca
yang lebih asam dari acar
yang lebih masam dan getar
dari pisang-pisang mentah
di belakang rumah
yang tak lebih belakang
dari punggungmu beranjak
menuju rumahmu
dan aku jadi cuaca
yang remang-remang
sayang, ini remah-remah hujan
membumihanguskan perkemahan
tenda-tenda terbang
melipat-lipat
dan kembali
ke lemari
Semarang, 30 Agustus 2022
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!