di antara kita adalah kabar
angin yang mencintai debar
musim-masa yang terus cuaca:
berubah-ubah
sewaktu pertemuan singkat kita
disingkap oleh pisah-pisah
yang tak pernah kita rencanakan
sebelumnya,
sesudahnya, kita diminta menerima
sebelum tak terima lebih
bercengkerama
dan berguyonan konyol
di kejadian-kejadian yang
tiap harinya sering monoton:
aku makan siang denganmu
kamu tawarkan ikan pindang
dan aku cukup memandang
tanpa ikut mendulang
daging-daging lembut
dibalut duri-duri ke mulut
dan aku terus memandang
sampai cintaku gendut
dan aku terus memandang
bibirmu bercerita tentang
pertemuan dengan mantan
dan aku terus memandang;
di piringmu hanya tersisa tulang
dan aku terus memandang;
daun beringin di samping kita
lepas oleh kabar angin yang
sering tiba-tiba
dan ia akhirnya rida
Semarang, 30 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H