di hujan
yang melepaskan tempias
di tubuh jendela kamarku
yang transluen, kenangan
datang bersama waktu
selalu pas untuk berkunjung
di dadaku yang selalu terkenang
tergenang
yang selalu ingin membeli payung
untuk menaungi diri---berlindung---
dan senantiasa meminta reda
sebab ia tahu tak akan pernah
bisa amnesia
dan juga tak mau binasa.
di hujan
yang selalu diminta reda
orang-orang terjebak
di halte bus transkota,
di genangan kenangan
yang selalu kening
lagi pening---
petrichor tertawa
begitu nyaring
meledek kepalaku
yang lebih kepal
dan tegang
dari telapak Â
yang menghalau
dingin hujan
malam ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H