Mohon tunggu...
Global PR
Global PR Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger teknologi, bisnis, saham dan dunia entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternyata Ini, Alasan UNESCO Tetapkan Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia

14 Desember 2023   08:50 Diperbarui: 14 Desember 2023   09:10 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INDONESIA NEWS CHANNEL, Jakarta - Manfaat jamu, sejak dari generasi ke generasi, telah terbukti memberikan manfaat bagi kesehatan dan penyembuhan masyarakat Indonesia. Selain itu, juga dapat dibuktikan melalui kajian.

Dengan latar belakang jamu sebagai minuman yang menyehatkan dan  penyembuhan, Gabungan Pengusaha (GP) Jamu mengundang media mengenai  penetapan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau UNESCO Intangible Cultural Heritage pada 6 Desember 2023.

Jamu merupakan  pengetahuan dan hasil karya asli bangsa Indonesia sejak turun temurun yang manfaatnya tidak diragukan lagi bagi kesehatan.

Dengan membudayakan mengkonsumsi jamu,  adalah suatu praktek menjaga kesehatan yang bersifat holistik, melibatkan body, mind, soul sehingga bersifat preventif sekaligus promotif.

Secara empirik jamu telah menjadi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia bagi kesehatan tubuh.  Selain itu,  jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara.

Leluhur kita melakukan percobaan jamu melalui proses amat berat dan lama. Setelah itu, hasilnya langsung diterapkan pada manusia.

"Leluhur kita melakukan percobaan jamu melalui proses amat berat dan lama. Setelah itu, hasilnya langsung diterapkan pada manusia. Justru, laboratorium hidup seperti itulah yang dahsyat," kata Prof. Jaya Suprana yang juga pengusaha jamu merek Jago di Kedai Jamu Acaraki, Grand Indonesia, West Mall, Jakarta, Selasa (11/12/2023)

Penominasian jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia diawali saat Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, mengarahkan pembentukan tim riset khusus dengan ketua Jony Yuwono, untuk mengikuti alur dan seleksi penominasian dari UNESCO.

Berdasarkan pengumuman Direktur Perlindungan Kebudayaan Tentang Hasil Seleksi Usulan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ke UNESCO pada 18 Februari 2022, Budaya Sehat Jamu menjadi nominasi Warisan Budaya Tak Benda yang diajukan oleh Indonesia ke UNESCO.

Pada  14 Maret 2022 Tim nominasi telah mengirimkan berkas dokumen seperti yang disyaratkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Budaya Sehat Jamu telah melalui evaluasi dan pengkajian UNESCO dan dinilai UNESCO, layak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau UNESCO Intangible Cultural Heritage.

Keputusan tersebut ditetapkan dalam sidang komite ke-18 yang diselenggarakan pada 4-9 Desember 2023 di Kasane, Botswana.

Tim Nominasi Budaya Sehat Jamu yang diwakili oleh Erwin Skripsiadi dari Jamupedia dan Gaura Mancacaritadipura menghadiri sidang tersebut bersama perwakilan dari Duta Besar dan Perwakilan Tetap Indonesia di UNESCO serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Penetapan Budaya Sehat Jamu dilakukan pada hari ke-3 sidang pada Rabu, 6 Desember 2023.

Tidak hanya menetapkan, UNESCO juga memuji dokumen nominasi Budaya Sehat Jamu karena dinilai melibatkan partisipasi aktif komunitas.

 Terbaru, tim riset yang dipimpin Jony Yuwono, melibatkan komunitas jamu secara aktif di 4 Provinsi: Jateng, DIY, Jatim, dan DKI Jakarta. 

Riset melibatkan berbagai komunitas, dari Kampung Jamu Nguter, Komunitas Jamu Gendong Sumber Husodo di Mijen Semarang, hingga Laskar Jamu Gendong di DKI Jakarta Penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO ini tak lepas dari peran berbagai pihak.

Dukungan dan arahan dari Putri Kus Wisnu Wardani selaku Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI sangat membantu kami dalam proses penominasian.

Dukungan juga datang dari ilmuwan dan budayawan yang terlibat seperti Dr. BRA Mooryati Soedibyo, Prof. Jaya Suprana, Dr. Martha Tilaar, Dwi Ranny Pertiwi Zarman (Ketua Umum GP Jamu), dan tokoh-tokoh lain yang tak bisa kami sebutkan satu persatu. 

Penetapan ini juga adalah buah doa para pedagang jamu gendong. 

Setiap pagi mereka bangun sebelum subuh, memulai setiap proses pembuatan jamu dengan doa tulus untuk kesehatan setiap pelanggannya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun