"Haha, mas bisa aja. Oh ya, biasanya mas di panggil apa?"Â
"Biasanya Indra, tapi kalo mba mau manggil sayang juga gak papa."Â
Aku terkekeh dan terhibur dengan sikap menggodanya.Â
"Haha. Kalo misalnya saya manggil mas Kei boleh gak? Soalnya kayak keren gitu."Â
"Yaudah terserah mba Nay aja."Â
Kami pun lanjut mengobrol, tak terasa kami mengobrol cukup lama dan tiba-tiba aku mengusulkan sesuatu dengannya.Â
"Mau keliling museum bareng gak? Oh ya, aku juga penasaran lukisan apa yang paling kamu suka."Â
Dia menangguk setuju dan akhirnya kami mengelilingi museum bersama. Kami menghabiskan waktu bersama di museum itu, tertawa bersama dan berbicara tentang hal acak. Aku seperti sudah mengenalnya lama, dia sangat ramah dan menyenangkan untuk di ajak berbicara. Sampai akhirnya kami berada di salah satu lukisan yang sangat ia sukai.Â
Aku dan dia berdiri berdampingan sambil menatap lukisan itu, perlahan aku pun menyukai lukisan itu. Menurutku lukisan itu memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya berbeda dari lukisan lainnya. Dia menatapku dan tersenyum tipis, dia kemudian mengeluarkan handphone-nya dan mengeluarkan earphone miliknya. Dia seperti sedang memasang sebuah lagu.Â
"Kamu tau lagu 'An Art Gallery Could Never Be As Unique As You'?"Â
Aku menoleh ke arahnya dan menatapnya.Â