Motivasi (Motivation): Kemampuan untuk mengarahkan energi dan emosi menuju tujuan yang konstruktif dan positif.
Empati (Empathy): Kemampuan untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain serta menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan mereka.
Keterampilan sosial (Social skills): Kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat, bekerja sama, berkomunikasi efektif, dan menyelesaikan konflik.
Goleman berargumen bahwa kecerdasan emosional lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan pribadi dan profesional.
2. Teori Perkembangan Sosial-Emosional - Erik Erikson
Erik Erikson adalah seorang psikolog yang mengembangkan teori perkembangan psikososial. Ia menjelaskan bahwa perkembangan individu melalui tahapan kehidupan yang dipengaruhi oleh interaksi sosial dan emosional. Setiap tahapan perkembangan memerlukan penyelesaian tantangan emosional dan sosial tertentu. Erikson menyatakan bahwa individu yang berhasil mengatasi tantangan di setiap tahap akan memiliki dasar yang kuat untuk hubungan sosial yang sehat dan pengelolaan emosi.
Beberapa tahapan kunci yang relevan dalam konteks sosial-emosional menurut Erikson adalah:
Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-18 bulan): Pada usia ini, bayi belajar untuk mempercayai orang lain (biasanya orang tua atau pengasuh) yang mendukung rasa aman dan pengelolaan emosi.
Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun): Anak belajar untuk mengambil inisiatif dalam aktivitas dan mengeksplorasi lingkungan sosial mereka.
Identitas vs. Kebingungannya (12-18 tahun): Remaja berjuang untuk membentuk identitas sosial dan emosional yang stabil.
3. Teori Pembelajaran Sosial - Albert Bandura