Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fadli Zon dan 300 Milyar Dana Abadi Kebudayaan

18 Januari 2025   09:26 Diperbarui: 18 Januari 2025   12:23 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat membacakan sambutan di Pameran Keris "Keris Ageming Satriyo" di Pendopo Dalem Yudhanegaran Yogyakarta, Jumat (17.01.2025) malam. (Foto Tira Hadiatmojo)

"Pusaka-pusaka yang jarang keluar, representasi karya-karya terbaik secara artistik empu-empu di masa lalu, di samping juga sisi isoteri keris-keris yang dipamerkan kali ini," kata Fadli Zon, dalam sambutannya.

Selain banyak dikeluarkan pusaka-pusaka keluarga kerabat kraton Yogyakarta, juga keris-keris dari kolektor-kolektor nasional seperti Irjen Pol (pur) Guntur Setianto Jakarta, Dony Wong Semarang, Abimanyu R Singoradyo Jakarta, Nyoman Yogi Jakarta, Muhammad Rosul Nawawi Jakarta, Kohin Abdul Rohim Jakarta, MM Hidayat Surabaya,  Sigit Yunarka Solo serta Ustad Salim A Fillah Yogyakarta dan kolektor-kolektor lain. Pameran dikordinasi KRAT Sudarto Yoso Purbonagoro dari Malang.

Banyak di antaranya keris-keris berserasah dan tinatah emas yang langka terlihat di pameran-pameran, selain karena memang kualitas super, juga "keris-keris sinengker" (biasanya tidak dipertunjuk-tunjukkan) milik para bangsawan Yogyakarta tersebut.

"Keris sudah diakui sebagai warisan kebudayaan tak benda dunia, intangible heritage tahun 2005 setelah wayang. Tetapi karena ada perubahan nomenklatur di UNESCO, maka diperbarui sebagai Intangible Cultural Heritage pada 2008. Dan sekarang sudah ada 16 yang diakui sebagai Intangible Cultural Heritage yaitu seperti wayang, keris, batik, angklung, noken, perahu phinisi, tari saman,tari bali, gamelan, pencak silat, dan terakhir ada 2024 Deesember  reog ponorogo, kebaya dan kolintang, " ungkap Fadli Zon dalam sambutannya. Pameran dibuka oleh Paku Alam ke-10 yang mewakili Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.

"Ke depan, kita juga akan mendaftarkan lagi banyak warisan budaya kita. Jumlah warisan budaya kita sebenarnya sangat banyak, ribuan  bahkan sekarang ini terdapat warisan budaya tak benda yang diakui secara nasional ada 2234 yang antri. Jadi, Indonesia ini suatu negara yang luar biasa banyak memiliki warisan budaya, mega diversity...salah satunya keris." Kata Menbud.

Keris merupakan pusaka identitas budaya berasal dari Jawa, yang menyebar dari Jawa ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok bahkan ke negara-negara tetangga kita ke Malaysia, ke Filiipina, Thailand menjadi bagian dari sebuah international cultural heritage.

"Masih banyak, ribuan keris-keris bersejarah kita yang tersimpan di luar negeri. Perlu adanya repatriasi keris-keris bersejarah seperti keris-keris Diponegoro yang belum lama ini dipulangkan, keris milik Teuku Umar, keris pusaka-pusaka kesultanan. Sebagian sudah ada yang kembali, seperti beberapa keris puputan Bali belum lama ini," kata Fadli Zon.

Kini Kemenbud sedang mengidentifikasi keris-keris dari tokoh-tokoh pahlawan yang dirampas oleh pihak kolonial. Termasuk beberapa artefak yang tersimpan di museum, terbanyak di Belanda, ada juga di Jerman ada di Inggris  juga di New York pernah ada sebuah World Exhibition sekitar tahun 1964.

Setelah didata, kalau memang itu termasuk pusaka-pusaka bersejarah milik Indonesia, Fadli Zon berharap, keris-keris atau pusaka-pusaka bersejarah di luar negeri itu diupayakan kembali ke Tanah Air. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun