Bahkan ketika matchday ketiga Grup C Penyisihan Asia untuk Piala Dunia 2026 melawan Bahrain di kandang lawan pada 10 Oktober 2024 pun sebenarnya sudah mulai muncul persoalan. Ketika itu, kapten Jay Idzes dan gelandang andalan Thom Haye "diparkir" pelatih Shin Tae-Yong dan baru diturunkan pada menit 46. Strategi Shin Tae-Yong ini dipertanyakan kalangan pemain. Indoensia ditahan seri 2-2 dengan gol kontroversial di menit injury time yang sudah lewat waktu.
Juga ketika hanya satu kali dan hanya beberapa menit memainkan pemain naturalisasi yang baru saja direkrut, Eliano Reijnders, menimbulkan persoalan. Mees Hilgers sempat diturunkan, akan tetapi kemudian cedera dan tidak melanjutkan ikut pertandingan melawan China setelah Bahrain. Strategi Shin sempat dipersoalkan pemain, namun Shin Tae-Yong tetap dengan pendiriannya.
Ketika melawan Jepang dan Arab Saudi pada matchday kelima dan keenam ketegangan berlanjut. Erick Thohir, dalam wawancara dengan Rosiana Silalahi di Kompas TV sempat mengungkapkan bahwa "harapan publik sepak bola tidak kalah sejauh itu, ketika lawan Jepang," kata Erick. Nyatanya, Indonesia ditundukkan Jepang 5-0 di depan publik sendiri di Gelora Bung Karno pada 15 November 2024.
Kisah di "Locker Room"
Kamar ganti pemain (locker room) memang menjadi saksi berbagai perbincangan antar pemain, tentang hasil pertandingan ataupun soal strategi bermain di lapangan.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan fakta di balik pintu locker, Jay Idzes kapten timnas yang bermain di Seri A Italia mengumpulkan skuad Garuda tanpa staf pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong dan lainnya. Intinya, Jay mengatakan pemain timnas harus bermain "Total Football" atau menyerang total ke gawang Arab Saudi. Inisiatif Jay Idzes ini tentu saja mendahului kehendak pelatih Shin Tae-Yong.
Timnas Indonesia akhirnya berhasil meraih poin penuh, menang 2-0 atas Arab Saudi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024). Kemenangan perdana Timnas Indonesia atas Arab yang tak pernah terjadi sebelumnya ini pun sekaligus menjadi hasil pembalasan kekecewaan Skuad Garuda yang kalah telak dari Jepang.
"Yah, kemarahan (ketika kalah lawan China, dan kemudian kalah lawan Jepang) itu kita bisa bayangkan. Kalau kita kemudian kalah lagi lawan Saudi, kita sudah selesai. Saya memutuskan masuk ke locker room dan bertanya: apakah mereka masih percaya saya? Kalau tidak percaya, saya akan mundur. Dan jawabannyamereka  percaya, kalau tidak ya maka bubar," kata Erick Thohir dalam program One On One tvOne, dikutip Minggu (24/11/2024). Erick Thohir menegaskan bahwa Timnas Indonesia ini bukan milik pemain, pelatih, bahkan bukan miliknya. melainkan milik bangsa dan negara.
"Kenapa saya bikin statement pada pemain, saya mundur kalau tidak dipercaya lagi. Saya waktu itu dalam posisi menyelamatkan game lawan Saudi. Menyatukan kembali timnya. Kekalahan back to back (berturut-turut) lawan China dan Jepang. Kekalahannya jauh. Sementara ekspektasi dimana-mana pendukung timnas begitu tinggi," kata Erick.Â
"Bukan maksud mengatakan, gara-gara saya lalu menang lawan Saudi. Tapi itu part of the dinamika. Bagaimana ketika melawan Saudi, pemain bermain semuanya, formasi juga sesuai dengan strategi yang diinginkan pelatih, 3-5-2," kata Erick pula.
Ganti Patrick Kluivert