Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pameran Perdana Sejak Museum Gajah Terbakar

30 November 2024   03:03 Diperbarui: 30 November 2024   07:23 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artefak Genderang Dongson dari 200 tahun Sebelum Masehi (kiri) menjadi puing logam seperti kerupuk pasca kebakaran Museum Gajah September 2023 (kanan). Ikut dipamerkan di Museum Gajah. Tak kurang 817 artefak musnah akibat kebakaran tahun lalu. (Foto Jimmy S Harianto/Dok Museum)

Genderang Dongson dari perunggu yang berasal dari 200 tahun sebelum Masehi itu pun berubah menjadi seperti kerupuk. Jadi keping-keping hitam yang hangus akibat dilalap api.

Demikian juga patung perunggu Buddha Dipankara diperkirakan dari abad 2 sampai 4 Masehi temuan dari Sungai Karama, desa Sikendeng, Sampaga Mamuju Sulawesi Barat, dicelentang di etalase dalam keadaan hangus akibat tercabik api. Juga keramik-keramik dan benda-benda prasejarah patung-patung kecil dari teracota dan perunggu yang hangus saat kebakaran ikut dipamerkan di lokasi yang terbakar di Museum Gajah, Museum Nasional yang tertua di Indonesia.

Sisa hangus terbakar Arca Dipangkara yang beasal dari perkiraan abad 2 sampai 5 Masehi, ikut dipamerkan di Museum Gajah Jalan Merdeka Barat Jakarta. (Foto: Jimmy S Harianto)
Sisa hangus terbakar Arca Dipangkara yang beasal dari perkiraan abad 2 sampai 5 Masehi, ikut dipamerkan di Museum Gajah Jalan Merdeka Barat Jakarta. (Foto: Jimmy S Harianto)
Sisa-sisa kebakaran hebat tahun lalu itu ikut dipamerkan dalam sebuah tema menarik, "Menabuh Nekara Menyiram Api" serta "Melawan Panas" di salah satu bagian ruangan bekas terbakar. Sebagian masih dibiarkan apa adanya. Termasuk onggokan puing kayu dan besi yang hangus, serta reruntuhan sisa atap, sisa artefak, sisa kusen jendela dan daun pintu yang gosong. Sementara artefak yang masih lumayan berbentuk, ada puluhan yang dipamerkan dalam ruangan khusus di lokasi bekas kebakaran.

Pameran dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada 25 November 2024 lalu dan berlangsung selama sebulan penuh sampai 31 Desember 2024. Tiga tema sekaligus digelar dalam pameran perdana semenjak terjadinya kebakaran hebat di Museum Gajah pada suatu Sabtu malam 16 September 2023 pukul 20.00. Dan tiga tema itu adalah Pameran Pasca Kebakaran Museum Nasional, Pameran Repatriasi puluhan benda berupa patung serta ragam wastra dan artefak lain (termasuk keris, tombak, payung serta pelana kuda Pangeran Diponegoro, puputan Klungkung 1908), serta Pameran "Pesona Keris Nusantara" menampilkan berbagai ragam keris dari seluruh Indonesia.

Keramik, tembikar, sisa-sisa teracota yang sebagian hangus saat kebakaran di Museum Gajah tahun 2023 lalu, ikut dipamerkan dari 25 November sampai 31 Desember 2024. (Foto: Jimmy S Harianto)
Keramik, tembikar, sisa-sisa teracota yang sebagian hangus saat kebakaran di Museum Gajah tahun 2023 lalu, ikut dipamerkan dari 25 November sampai 31 Desember 2024. (Foto: Jimmy S Harianto)
Di bagian sayap kanan depan museum, tidak nampak dipamerkan sejumlah prasasti dari abad-abad 10 dan era sebelumnya yang dulu selalu bisa dilihat berjejer-jejer, di samping sisa-sisa temuan patung prasejarah lain. Bagian sayap kanan Museum Gajah dari dulu memang berisi patung-patung, termasuk arca Bhairawa berukuran raksasa yang memiliki tinggi 4,41 meter serta berat 4 ton. Arca kebanggaan museum Gajah ini masih tegar berdiri dan tidak kedapatan sisa hangus terbakar.

Arca ini merupakan salah satu koleksi utama museum yang menggambarkan dewa-raksasa Bhairawa -- perwujudan Siwa dan Buddha dalam bentuk raksasa menakutkan. Ini  merupakan salah satu koleksi berharga dari ribuan koleksi museum yang selamat dari kebakaran. Tangan arca Bhairawa ini digambarkan mengepal pisau, dan memegang mangkuk berbentuk tengkorak yang berisi darah. Bhairawa digambarkan berdiri di atas tubuh seseorang yang tampak tidak berdaya. Arca Bhairawa ditemukan di Padang Roco, Sungai Langsat, Sumatera Barat pada tahun 1935.

Awal ketika ditemukan, patung raksasa ini terpendam. Bagian kakinya dipakai orang untuk mengasah pisau. Bekas aus akibat asahan pisau masih bisa terlihat di salah satu kaki patung raksasa ini. Di bawah kaki patung, konon masih ada tonggak batu yang ukurannya sama tinggi dengan patungnya.

Ratusan artefak hancur

Sebagian artefak yang hangus akibat kebakaran di Museum Gajah 16 September 2023 lalu. (Foto: Jimmy S Harianto)
Sebagian artefak yang hangus akibat kebakaran di Museum Gajah 16 September 2023 lalu. (Foto: Jimmy S Harianto)
Kebakaran 16 September 2023 lalu itu diduga berasal dari korsleting arus listrik di bedeng proyek renovasi museum tahun lalu itu sempat memusnahkan sejumlah artefak yang tak ternilai harganya, dan sekitar 817 koleksi terdampak. Dari jumlah itu, 275 dipastikan rusak atau hancur. Proses identifikasi sampai kini terus dilakukan oleh pihak berwenang bersama para ahli sejarah dan kebudayaan.

Dan untuk pertama kalinya sejak musibah yang memilukan kalangan sejarawan dan budaya di dunia tahun lalu itu, pameran digelar tak hanya di lokasi terdampak. Akan tetapi juga di seluruh lantai dasar Museum Gajah di Jalan Merdeka Barat Jakarta.

Kebakaran di Museum Nasional (Museum Gajah) pada September 2023 menghanguskan bagian Gedung A, terutama sayap kanan dan tengah. Setidaknya empat ruangan terdampak, termasuk yang menyimpan koleksi artefak penting dari era prasejarah. Artefak yang rusak terbakar dan musnah belum sepenuhnya diidentifikasi. Proses identifikasi terus dilakukan oleh pihak berwenang bersama para ahli sejarah dan kebudayaan.

Kerugian akibat kebakaran ini masih dihitung, tetapi mengingat nilai historis dan budaya dari koleksi yang terdampak, kerugian tersebut dinilai signifikan. Operasional museum sempat ditutup untuk memastikan keamanan serta mencegah potensi kehilangan lebih lanjut. Sehingga pameran kali ini merupakan kesempatan perdana bagi publik untuk kembali menyaksikan berbagai khasanah budaya milik bangsa Indonesia di masa lalu.

Kebakaran tahun lalu itu tidak memakan korban jiwa. Akan tetapi sebanyak enam ruangan pameran koleksi prasejarah ludes terbakar. Dan sebagai akibat lanjutan, museum yang dibangun di masa kolonial abad ke-17 itu sempat ditutup untuk umum selama setahun.

Museum Nasional Indonesia (MNI), yang dikenal juga sebagai Museum Gajah, merupakan museum terbesar dan tertua di Indonesia. Museum ini menyimpan lebih dari 140.000 koleksi yang mencakup berbagai bidang seperti arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi. Koleksi ini menjadikannya salah satu museum dengan kumpulan artefak terlengkap di Asia Tenggara.

Namun, jika dibandingkan dengan museum terbesar di dunia seperti The British Museum di London, The Louvre di Paris, atau The Smithsonian Institution di Washington, Museum Gajah masih jauh lebih kecil baik dalam hal luas fisik maupun jumlah koleksi. Museum-museum terbesar di dunia biasanya memiliki jutaan koleksi dan area pameran yang sangat luas.

Meski demikian Museum Gajah merupakan yang terbesar di Indonesia dan sangat penting secara regional, serta berperan sebagai pusat studi dan pelestarian budaya dan sejarah Indonesia.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun