Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arjen Robben Siap Ikut Revolusi Sepak Bola Indonesia

31 Oktober 2024   13:21 Diperbarui: 31 Oktober 2024   13:35 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arjen Robben (40) mengaku siap ikut melatih taktik dan penyelesaian akhir untuk Timnas Indonesia mendampingi Shin Tae-Yong. (Foto: Bundesliga)

Setelah Yeom Ki-Hun Timnas Indonesia tidak tanggung-tanggung, mendatangkan eks pemain legendaris Belanda Arjen Robben untuk melatih khusus striker-striker Indonesia agar lebih tajam dalam penyelesaian akhir.

Arjen Robben, yang pernah cemerlang ketika bermain sebgai pemain sayap Timnas Belanda dan juga klub-klub ternama Eropa seperti Groningen, PSV Eindhoven, Chelsea, Real Madrid dan Bayern Munich, membenarkan ajakan Shin Tae-Yong ini dalam sebuah wawancara di YouTube, Goat Sport.

"Ya benar, saya siap menjadi pelatih Timnas Indonesia, karena saya melihat tim ini memiliki potensi yang sangat besar. Karena itulah, saya bersedia melatih timnas Garuda," kata Arjen Robben, dalam wawancara tersebut.

"Saya ingin melatih teknik dan taktik, agar mereka (pemain-pemain timnas Garuda) bisa memanfaatkan peluang, melakukan pergerakan tanpa bola serta menyelesaikan permainan," kata eks pemain Timnas Belanda (2003-2017) ini pula. Dari 77 kali bermain di Timnas Belanda, Arjen Robben mencetak 26 gol buat negerinya...

Arjen Robben (40) khusus didatangkan Timnas Indonesia untuk menghadapi pertandingan penting melawan timnas terbaik di Asia, Jepang serta Arab Saudi di Gelora Bung Karno pada (15.10.2024) dan (20.10.2024) di pertandingan penyisihan Grup C Asia Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Amerika.

Arjen Robben menggantikan peran pelatih Korea Yeom Ki-Hun, yang beberapa saat belakangan ini melatih khusus dan mempertajam penyelesaikan akhir pemain-pemain striker Indonesia seperti diminta pelatih kepala Shin Tae-Yong.

Pola Naturalisasi Indonesia

Kedatangan Arjen Robben dalam waktu dekat, merupakan salah satu saja dari langkah revolusioner yang terjadi di sepak bola Indonesia, setelah membanjirnya arus naturalisasi yang tak hanya membangkitkan gelombang pro timnas, akan tetapi juga suara kontra di dalam negeri.

Meski demikian, fenomena naturalisasi di timnas Indonesia ini sudah terlanjur kalau mau diperdebatkan. Ini sudah suatu kenyataan yang sudah terjadi, dan tidak bisa ditarik mundur lagi. Justru di negeri-negeri kawasan Asia seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, pesatnya kemajuan timnas Indonesia ini malah membangkitkan iri.

Selama ini, timnas-timnas Asia melakukan naturalisasi pemain-pemain dalam usia matang atau bahkan merekrut mereka yang sudah tak bermain lagi di timnas. Pemain-pemain yang sudah memasuki usia pensiun. Sementara, timnas Indonesia justru banyak merekrut pemain-pemain yang masih berusia muda, dan juga pemain-pemain produktif. Bahkan mulai merambah pemain-pemain Grade A Eropa seperti Jay Idses (24), Mees Hilgers (23). Bahkan sejumlah pengamat sepak bola Tanah Air melihat Kevin Diks (27) yang kini juga diincar main di Timnas, adalah pemain Grade A plus Eropa.

Juga pola harus berdarah Indonesia. Suatu hal yang tidak mudah dilakukan oleh negeri-negeri lain di kawasan seperti Malaysia, Thailand, Vietnam. Sebaliknya Indonesia, justru secara tradisi banyak pemain-pemain berdarah Indonesia yang bermain di klub-klub Eropa dan tinggal di sana. Apapun komentar orang terhadap pemain berdarah Indonesia di Eropa, begitu sudah dinaturalisasi dia menjadi warga negara Indonesia yang berhak memperkuat tim nasionalnya.

Belakangan gelombang naturalisasi pemain Belanda ke Indonesia menjadi trend yang menarik. Semakin banyak podcast sepak bola di Belanda yang bergunjing soal trend bermain di timnas Indonesia ini. Sehingga kini terjadi gelombang minat pemain-pemain berdarah Indonesia untuk bergabung dengan timnas Garuda. Bukan sebaliknya, Indonesia bersusah payah mengincara pemain Eropa untuk dinaturalisasi. Yang terakhir adalah pemain Grade A Kevin Diks, yang tengah dalam proses naturalisasi.

Pemain kelahiran Belanda namun berdarah Ambon, Kevin Diks Bakarbessy (28) adalah pemain yang besar di klub Denmark FC Copenhagen. Selain matang berkompetisi di Eropa, Kevin Diks ikut klub yang secara tradisi beberapa kali masuk kompetisi Piala Champions. Dalam sebuah wawancara podcast di Denmark, Kevin Diks malah sudah mengungkapkan minatnya untuk bermain di Timnas Garuda. Dan rupanya kini sedang dalam proses naturalisasi menunggu stabilnya suasan politik di Tanah Air.

Sejak era Shin Tae-Yong melatih timnas Indonesia, sudah setidaknya 16 pemain berdarah Indonesia di Eropa yang dinaturalisasi Indonesia. Dan satu lagi, Kevin Diks sedang dalam taraf penuntasan proses kewarganegaraan.

Adapun enambelas pemain naturalisasi di timnas Indonesia saat ini adalah Marc Klok, Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Jens Raven (yunior), Jay Idzes, Calvin Verdonk. Yang terakhir, kiper Maarten Paes, dan dua pemain Belanda lagi, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, serta baru berproses Kevin Diks.

Menunggu proses politik

Apakah Kevin Diks siap diturunkan melawan tim terbaik Asia, Jepang, di Gelora Bung Karno (15.10.2024)?

"Saya belum bisa memastikan, karena sekarang ini pemerintahan baru. Dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) juga masih dalam proses awal. Kita coba bulan Maret...," kata Erick Thohir, Ketua Umum PSSI kepada pers di Jakarta dua hari lalu. Selain harus berurusan dengan Kemenkumham (saat ini malah dipecah nomenklaturnya menjadi Kementerian Hukum dan Kementerian HAM), juga pemain berdarah Indonesia yang dinaturalisasi juga harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Revolusi rupanya sudah terjadi di sepak bola Indonesia. Fenomena naturalisasi, yang tidak menyalahi peraturan di federasi sepak bola dunia (FIFA) dan juga tidak menyalahi aturan negara, sudah tidak bisa dibendung lagi. Bahkan di kawasan Asia, apa yang dilakukan Indonesia semula mereka cemooh, tetapi belakangan mereka diam-diam meniru.

Revolusi yang terjadi di sepak bola Indonesia adalah mulai cairnya perbedaan, antara pemain berdarah Indonesia dan pemain asli Indonesia. Tidak menjadi soal lagi bagi publik sepak bola di Indonesia, lantaran mereka kini sudah menjadi bagian dari tim nasional Indonesia. Dan mereka juga bermain di bawah bendera merah putih. Belakangan timnas yang banyak diperkuat pemain naturalisasi ini bahkan terlihat "menyatukan" pendukung sepak bola Indonesia. Merebaknya gaya permainan Eropa, membangkitkan gairah publik Indonesia untuk rame-rame menonton permainan sepak bola yang baik di timnas kita.

Kalau dulu, setiap kali timnas bertanding di turnamen internasional, kita merasa "tak yakin menang". Kini semuanya beruah. Meski tidak selalu menang, setiap kali Timnas Garuda memasuki lapangan pertandingan, timbul keyakinan bahwa  timnas Indonesia mungkin mengalahkan siapapun timnas lawan di kawasan Asia. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun