Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arjen Robben Siap Ikut Revolusi Sepak Bola Indonesia

31 Oktober 2024   13:21 Diperbarui: 31 Oktober 2024   13:35 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arjen Robben (40) mengaku siap ikut melatih taktik dan penyelesaian akhir untuk Timnas Indonesia mendampingi Shin Tae-Yong. (Foto: Bundesliga)

Belakangan gelombang naturalisasi pemain Belanda ke Indonesia menjadi trend yang menarik. Semakin banyak podcast sepak bola di Belanda yang bergunjing soal trend bermain di timnas Indonesia ini. Sehingga kini terjadi gelombang minat pemain-pemain berdarah Indonesia untuk bergabung dengan timnas Garuda. Bukan sebaliknya, Indonesia bersusah payah mengincara pemain Eropa untuk dinaturalisasi. Yang terakhir adalah pemain Grade A Kevin Diks, yang tengah dalam proses naturalisasi.

Pemain kelahiran Belanda namun berdarah Ambon, Kevin Diks Bakarbessy (28) adalah pemain yang besar di klub Denmark FC Copenhagen. Selain matang berkompetisi di Eropa, Kevin Diks ikut klub yang secara tradisi beberapa kali masuk kompetisi Piala Champions. Dalam sebuah wawancara podcast di Denmark, Kevin Diks malah sudah mengungkapkan minatnya untuk bermain di Timnas Garuda. Dan rupanya kini sedang dalam proses naturalisasi menunggu stabilnya suasan politik di Tanah Air.

Sejak era Shin Tae-Yong melatih timnas Indonesia, sudah setidaknya 16 pemain berdarah Indonesia di Eropa yang dinaturalisasi Indonesia. Dan satu lagi, Kevin Diks sedang dalam taraf penuntasan proses kewarganegaraan.

Adapun enambelas pemain naturalisasi di timnas Indonesia saat ini adalah Marc Klok, Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Jens Raven (yunior), Jay Idzes, Calvin Verdonk. Yang terakhir, kiper Maarten Paes, dan dua pemain Belanda lagi, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, serta baru berproses Kevin Diks.

Menunggu proses politik

Apakah Kevin Diks siap diturunkan melawan tim terbaik Asia, Jepang, di Gelora Bung Karno (15.10.2024)?

"Saya belum bisa memastikan, karena sekarang ini pemerintahan baru. Dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) juga masih dalam proses awal. Kita coba bulan Maret...," kata Erick Thohir, Ketua Umum PSSI kepada pers di Jakarta dua hari lalu. Selain harus berurusan dengan Kemenkumham (saat ini malah dipecah nomenklaturnya menjadi Kementerian Hukum dan Kementerian HAM), juga pemain berdarah Indonesia yang dinaturalisasi juga harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Revolusi rupanya sudah terjadi di sepak bola Indonesia. Fenomena naturalisasi, yang tidak menyalahi peraturan di federasi sepak bola dunia (FIFA) dan juga tidak menyalahi aturan negara, sudah tidak bisa dibendung lagi. Bahkan di kawasan Asia, apa yang dilakukan Indonesia semula mereka cemooh, tetapi belakangan mereka diam-diam meniru.

Revolusi yang terjadi di sepak bola Indonesia adalah mulai cairnya perbedaan, antara pemain berdarah Indonesia dan pemain asli Indonesia. Tidak menjadi soal lagi bagi publik sepak bola di Indonesia, lantaran mereka kini sudah menjadi bagian dari tim nasional Indonesia. Dan mereka juga bermain di bawah bendera merah putih. Belakangan timnas yang banyak diperkuat pemain naturalisasi ini bahkan terlihat "menyatukan" pendukung sepak bola Indonesia. Merebaknya gaya permainan Eropa, membangkitkan gairah publik Indonesia untuk rame-rame menonton permainan sepak bola yang baik di timnas kita.

Kalau dulu, setiap kali timnas bertanding di turnamen internasional, kita merasa "tak yakin menang". Kini semuanya beruah. Meski tidak selalu menang, setiap kali Timnas Garuda memasuki lapangan pertandingan, timbul keyakinan bahwa  timnas Indonesia mungkin mengalahkan siapapun timnas lawan di kawasan Asia. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun