Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sosok Misterius Budi Gunawan di Kabinet Prabowo

21 Oktober 2024   11:09 Diperbarui: 21 Oktober 2024   17:35 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jendral Polisi (Purn) Budi Gunawan mantan Kepala BIN dan kini Menko Politik Keamanan (Menko Polkam) pada Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran. (Foto: Tribunnews)

Salah satu sosok yang menembus ruang dan waktu panjang di perpolitikan Indonesia adalah Budi Gunawan. Jendral Polisi (Purn) ini duduk di jabatan tinggi intelijen sejak periode pertama dan periode kedua pemerintahan Jokowi, dan kini di era Prabowo diberi tugas menjabat Menteri Koordinator Politik Keamanan (Menko Polkam).

Media mulanya tersentak ketika di hari terakhir pemerintahan Presiden Joko Widodo yang kurang empat hari (16.10.2024), posisi Budi Gunawan ini mendadak diganti.

Diksi yang dipilih media adalah "dipecat" atau "dicopot" dari jabatan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara Republik Indonesia) yang dijabatnya sejak periode pertama Jokowi, pada 9 September 2016.

Joko Widodo "memecat" Budi Gunawan hanya empat hari sebelum "lengser keprabon" (Jokowi berhenti seterusnya sebagai Presiden), dan mengganti posisi tertinggi intelijen ini dengan Letjen TNI Herindra.

Tidak pelak menjadi pembicaraan hangat di kalangan politik Indonesia, yang belakangan hangat dengan berbagai isu pertemuan Prabowo-Megawati yang akhirnya belum terwujud juga.

"Kita juga telah berbicara dengan pak Prabowo, itu atas permintaan dari pak Prabowo," kata Jokowi kepada CNN Rabu (16.10.2024) usai Jokowi meresmikan ruas baru Tol Indrapura dan Tol Bayung Lencir di Asahan, Sumatera Utara.

Dari diksi media "dipecat" dan juga "dicopot" di berbagai media itu lalu memunculkan spekulasi mengapa tiba-tiba Budi Gunawan, yang semua orang politik tahu tokoh polisi senior ini dekat sekali dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, karena BG (sebutan di politik) ini mantan ajudan Mega saat Ketum menjabat Presiden Republik Indonesia yang ke-5.

Apakah Budi Gunawan masuk kabinet ini permintaan khusus Megawati kepada Prabowo? Apalagi sehari sebelum pengumuman Kabinet Merah Putih, Prabowo mengundang puluhan tokoh politik dan intelektual ke kediamannya di Jalan Kertanegara Kebayoran Baru.

Termasuk di antaranya, Pramono Anung, salah satu tokoh PDI P yang kebetulan dirinya adalah Menteri Sekretaris Kabinet. Pada waktu Pramono digambarkan oleh media bergegas datang, mengenakan dress code batik warna tua seperti yang lainnya, dan Pramono Anung menyelinap keluar dari pintu samping.

"Saya datang ke sini menyampaikan pesan dari Ketua Umum (Megawati)," kata Pramono, kepada pers. Dan Pramono juga mengatakan, dia tidak dipanggil sebagai calon menteri Prabowo waktu itu, karena ia lebih fokus pada Pemilihan Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) November mendatang.

Pesan Megawati apa, Pramono Anung tidak bersedia mengungkapkan. Hanya saja, media penasaran apa sebenarnya pesan Megawati pada Prabowo melalui Pramono Anung? Apakah menitipkan nama untuk jabatan di kabinet?

Sosok Rekonsiliasi

Spekulasi di kalangan politisi dan juga media tentang "Budi Gunawan Dipecat" ini ditanggapi oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani, bahwa Budi Gunawan yang masuk Kabinet Prabowo tidak merepresentasikan partainya.

"Pak BG (Budi Gunawan) masuk dalam profesional," kata Puan Maharani, kepada pers di Kompleks Parlemen Jakarta, seperti dikutip Kompas.com Minggu (20.10.2024).

Dengan begitu, kata Puan, sejauh ini tidak ada kader PDIP yang direncanakan masuk kabinet Prabowo-Gibran. Namun hal itu jangan diartikan PDIP tidak mendukung pemerintahan.

Seperti juga Partai Nasdem, yang menyatakan "tidak mengirimkan nama untuk duduk di kabinet Prabowo" namun bukan berarti, Nasdem beroposisi. Nasdem, menurut Waketum Partai Nasdem, Saan Mustopa (Detik.com/14.10.2024) berada di luar kabinet, namun mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Rupanya Budi Gunawan ini memang tokoh kunci di balik rekonsiliasi antara Jokowi-Prabowo, yang sejak 2014 bersaing ketat di Pilpres, dan pendukung kedua kubu menjadi terbelah dalam jurang yang terjal, "antara Cebong dan Kampret" yang tak henti-henti terus bertikai politik.

Selain tokoh senior intelijen, Budi Gunawan yang dalam curriculum vitae-nya dia adalah Guru Besar (Prof) Sekolah Tinggi Intelijen Negara atau STIN (2018), dia adalah juga tokoh di balik rekonsiliasi fenomenal antara Jokowi-Prabowo.

Pernah digambarkan oleh Puan Maharani (2019), bahwa "Budi Gunawan sebagai Kepala BIN, punya peran tersendiri. Kerja senyap...," kata Puan, seperti dikutip Kompas.com (24.07.2019).

Budi Gunawan adalah sosok yang mendamaikan (mempertemukan dalam sebuah rekonsiliasi) antara Presiden Joko Widodo waktu itu, dengan Prabowo Subianto yang berseberangan keras usai Pilpres 2019. Jokowi dan Prabowo dipertemukan di sebuah Stasiun MRT (Mass Rapid Transit) Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada suatu hari Sabtu (13.07.2019).

Setelah pertemuan di stasiun, kedua tokoh "antagonis" Jokowi-Prabowo ini menggelar jumpa pers bersama di stasiun tersebut. Sebuah pertemuan yang waktu itu ditunggu-tunggu publik politik se-Indonesia setelah persaingan sengit keduanya di Pilpres. Pertemuan di stasiun MRT itu sekaligus menjadi "simbol rekonsiliasi" antara Jokowi-Prabowo yang terjadi sejak Pilpres 2014.

Budi Gunawan kemudian juga terlibat dalam pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo di kediaman Megawati di Menteng, Jakarta (24.07.2024).

Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto waktu itu, Jokowi memang menugaskan Budi Gunawan untuk membangun komunikasi dengan pihak-pihak yang berseberangan seusai Pilpres 2019. Salah satu pihak yang didekati Budi Gunawan waktu itu, adalah Prabowo Subianto.

Dan berawal dari pertemuan di stasiun MRT Lebak Bulus itu pula, hubungan Jokowi dan Prabowo Subianto semakin erat, sampai akhirnya Prabowo menduduki posisi Menteri Pertahanan di kabinet Joko Widodo.

Dan yang terakhir, pertemuan rekonsiliasi Jokowi-Prabowo itu pun berlanjut sampai akhir jabatan Joko Widodo pada 20 Oktober 2024. Jokowi bahkan mengawal Prabowo di Pilpres 2024 sampai akhirnya Prabowo, yang berpasangan dengan Cawapres Gibran Rakabuming Raka (atas pencalonan dari Partai Golkar) terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia (2024-2029).

Dan mantan Kepala BIN Budi Gunawan pun kini memperoleh kedudukan baru dalam Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, sebagai Menteri Politik Keamanan (Menko Polkam) periode 2024-2029.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun