Salah satu sosok yang menembus ruang dan waktu panjang di perpolitikan Indonesia adalah Budi Gunawan. Jendral Polisi (Purn) ini duduk di jabatan tinggi intelijen sejak periode pertama dan periode kedua pemerintahan Jokowi, dan kini di era Prabowo diberi tugas menjabat Menteri Koordinator Politik Keamanan (Menko Polkam).
Media mulanya tersentak ketika di hari terakhir pemerintahan Presiden Joko Widodo yang kurang empat hari (16.10.2024), posisi Budi Gunawan ini mendadak diganti.
Diksi yang dipilih media adalah "dipecat" atau "dicopot" dari jabatan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara Republik Indonesia) yang dijabatnya sejak periode pertama Jokowi, pada 9 September 2016.
Joko Widodo "memecat" Budi Gunawan hanya empat hari sebelum "lengser keprabon" (Jokowi berhenti seterusnya sebagai Presiden), dan mengganti posisi tertinggi intelijen ini dengan Letjen TNI Herindra.
Tidak pelak menjadi pembicaraan hangat di kalangan politik Indonesia, yang belakangan hangat dengan berbagai isu pertemuan Prabowo-Megawati yang akhirnya belum terwujud juga.
"Kita juga telah berbicara dengan pak Prabowo, itu atas permintaan dari pak Prabowo," kata Jokowi kepada CNN Rabu (16.10.2024) usai Jokowi meresmikan ruas baru Tol Indrapura dan Tol Bayung Lencir di Asahan, Sumatera Utara.
Dari diksi media "dipecat" dan juga "dicopot" di berbagai media itu lalu memunculkan spekulasi mengapa tiba-tiba Budi Gunawan dilengserkan dari jabatan tinggi intelijennya? Karena, semua orang politik tahu tokoh polisi senior ini dekat sekali dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. BG (sebutan di politik Budi Gunawan) ini mantan ajudan Mega saat Ketum menjabat Presiden Republik Indonesia yang ke-5. Selepas jadi ajudan, tokoh ini dikenal sebagai sosok yang selalu dekat dengan Ibu Ketum.
Apakah Budi Gunawan masuk kabinet ini permintaan khusus Megawati kepada Prabowo? Apalagi sehari sebelum pengumuman Kabinet Merah Putih, Prabowo mengundang puluhan tokoh politik dan intelektual ke kediamannya di Jalan Kertanegara Kebayoran Baru. Termasuk, orangnya Bu Mega, Pramono Anung.
Pramono Anung, kebetulan dirinya adalah Menteri Sekretaris Kabinet. Pramono tidak berada di pusaran tokoh-tokoh yang dipanggil Prabowo untuk mengisi jabatan di Kabinet Merah Putih. Sebab Pramono saat ini konsentrasi untuk Pemilihan Gubernur Daerah Khusus Jakarta bulan Novembe. Pada waktu Pramono ke Kertanegara, ia digambarkan oleh media bergegas datang, mengenakan dress code batik warna tua seperti yang lainnya. Tetapi ketika keluar dari rumah Kertanegara, Pramono Anung menyelinap keluar dari pintu samping.
"Saya datang ke sini menyampaikan pesan dari Ketua Umum (Megawati)," kata Pramono, kepada pers. Dan Pramono juga mengatakan, dia tidak dipanggil sebagai calon menteri Prabowo waktu itu, karena semua orang yang berkerumun di Kertanegara tahun Pramono sedang fokus bersiap untuk Pemilihan Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) November mendatang.
Pesan Megawati apa, Pramono Anung tidak bersedia mengungkapkan. Hanya saja, media penasaran apa sebenarnya pesan Megawati pada Prabowo melalui Pramono Anung? Apakah menitipkan nama untuk jabatan di kabinet? Apakah Budi Gunawan itu titipan Megawati?
Sosok Rekonsiliasi
Spekulasi di kalangan politisi dan juga media tentang "Budi Gunawan Dipecat" ini ditanggapi oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani, bahwa Budi Gunawan yang masuk Kabinet Prabowo tidak merepresentasikan partainya.
"Pak BG (Budi Gunawan) masuk dalam profesional," kata Puan Maharani, kepada pers di Kompleks Parlemen Jakarta, seperti dikutip Kompas.com Minggu (20.10.2024).
Dengan begitu, kata Puan, sejauh ini tidak ada kader PDIP yang direncanakan masuk kabinet Prabowo-Gibran. Namun hal itu jangan diartikan PDIP tidak mendukung pemerintahan.
Seperti juga Partai Nasdem, yang menyatakan "tidak mengirimkan nama untuk duduk di kabinet Prabowo" namun bukan berarti, Nasdem beroposisi. Nasdem, menurut Waketum Partai Nasdem, Saan Mustopa (Detik.com/14.10.2024) berada di luar kabinet, namun mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Rupanya Budi Gunawan ini memang tokoh kunci di balik rekonsiliasi antara Jokowi-Prabowo, yang sejak 2014 bersaing ketat di Pilpres, dan pendukung kedua kubu menjadi terbelah dalam jurang yang terjal, "antara Cebong dan Kampret" yang tak henti-henti terus bertikai politik.
Selain tokoh senior intelijen, Budi Gunawan yang dalam curriculum vitae-nya dia adalah Guru Besar (Prof) Sekolah Tinggi Intelijen Negara atau STIN (2018), dia adalah juga tokoh di balik rekonsiliasi fenomenal antara Jokowi-Prabowo.
Pernah digambarkan oleh Puan Maharani (2019), bahwa "Budi Gunawan sebagai Kepala BIN, punya peran tersendiri. Kerja senyap...," kata Puan, seperti dikutip Kompas.com (24.07.2019).
Budi Gunawan adalah sosok yang mendamaikan (mempertemukan dalam sebuah rekonsiliasi) antara Presiden Joko Widodo waktu itu, dengan Prabowo Subianto yang berseberangan keras usai Pilpres 2019. Jokowi dan Prabowo dipertemukan di sebuah Stasiun MRT (Mass Rapid Transit) Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada suatu hari Sabtu (13.07.2019).
Setelah pertemuan di stasiun, kedua tokoh "antagonis" Jokowi-Prabowo ini menggelar jumpa pers bersama di stasiun tersebut. Sebuah pertemuan yang waktu itu ditunggu-tunggu publik politik se-Indonesia setelah persaingan sengit keduanya di Pilpres. Pertemuan di stasiun MRT itu sekaligus menjadi "simbol rekonsiliasi" antara Jokowi-Prabowo yang terjadi sejak Pilpres 2014.
Budi Gunawan kemudian juga terlibat dalam pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo di kediaman Megawati di Menteng, Jakarta (24.07.2024).
Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto waktu itu, Jokowi memang menugaskan Budi Gunawan untuk membangun komunikasi dengan pihak-pihak yang berseberangan seusai Pilpres 2019. Salah satu pihak yang didekati Budi Gunawan waktu itu, adalah Prabowo Subianto.
Dan berawal dari pertemuan di stasiun MRT Lebak Bulus itu pula, hubungan Jokowi dan Prabowo Subianto semakin erat, sampai akhirnya Prabowo menduduki posisi Menteri Pertahanan di kabinet Joko Widodo.
Dan yang terakhir, pertemuan rekonsiliasi Jokowi-Prabowo itu pun berlanjut sampai akhir jabatan Joko Widodo pada 20 Oktober 2024. Jokowi bahkan mengawal Prabowo di Pilpres 2024 sampai akhirnya Prabowo, yang berpasangan dengan Cawapres Gibran Rakabuming Raka (atas pencalonan dari Partai Golkar) terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia (2024-2029).
Dan mantan Kepala BIN Budi Gunawan pun kini memperoleh kedudukan baru dalam Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, sebagai Menteri Politik Keamanan (Menko Polkam) periode 2024-2029.*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI