Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pantun-Pantun Rayuan dari Pasar Terapung Lok Baintan

7 September 2024   10:35 Diperbarui: 8 September 2024   07:00 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlu waktu sekitar sejam berperahu kelotok dari Banjarmasin menuju Pasar Terapung Lok Baintan di Sungai Martapura, sembari menatap pemandangan indah setelah fajar di perjalanan. (Foto oleh Jimmy S Harianto)

Tidak sulit untuk mencapai lokasi Lok Baintan, pasar terapung di Sungai Martapura ini. Orang biasa mencarter perahu kelotok beramai-ramai, satu rombongan sehingga bayarnya murah. Kalau dibayar sendiri, tentu terasa mahal. Satu perahu kelotok dari Banjarmasin menuju ke arah muara, biasanya seharga Rp 600.000.

Tetapi ada juga yang bayar per penumpang Rp 10.000 pakai kelotok. Kalau yang penumpang umum, bayar per kepala, bisa berangkat dari pelabuhan Sungai Titik Nol di Banjarmasin. Tetapi kalau berombongan, pakai perahu kelotok yang serupa, bisa dari dermaga di depan Siring Menara Pandang atau dermaga di dekat Hotel Swiss-Belhotel Banjarmasin. Sekitar satu kilometer dari Titik Nol Banjarmasin.

Perjalanan dari Banjarmasin via perahu kelotok sekitar 30 menit sampai 45 menit. Lebih baik memang berangkat pagi-pagi antara pukul 05.30 atau 06.00 WIT. Soalnya, ibu-ibu yang berjualan di Pasar Terapung Lok Baintan biasanya sudah pada bubaran sebelum pukul 09.00.

Pasar Terapung Lok Baintan memang merupakan salah satu daya tarik wisata paling banyak dikunjungi di Kalimantan Selatan, karena keunikannya. Dan lokasi Pasar Terapung ini menjadi sangat terkenal, gara-gara sebuah iklan pembuka siaran sebuah stasiun televisi swasta merekam adegan, ibu berperahu jukung mengacungkan jempolnya: RCTI okeeee....!

"Bapak namanya siapa?" kata seorang ibu berkerudung ungu, "Jimmy..," kataku. Oh, ada pantun khusus untuk bapak Jimmy:

Bungkus ketela di dalam lamban
Emas intan di dalam peti
Kami rela jadi relawan
Asal Pak Jimmy jadi bupati

Ha, ha, ha..... Terpaksalah merogoh kocek. Beli dah, nasi bungkus lagi. Padahal tadi sudah sepuluh bungkus tergelar di kaki. Kembali si ibu merayu lagi, agar pak Jimmy tidak merasa terpaksa:

Pisang talas, pisang mahuli
Kalau kasihan tolong dibeli, pak

Buah kecapi, buah kedondong
Bapak ganteng beliin dong!

Pada pinter berpantun. Ibu-ibu ini pada belajarnya dari mana?

"Alhamdulilah, bikin (pantun) sendiri pak...," setiap orang Suku Banjar, umumnya harus bisa berpantun. Karena, melamar menikah pun dalam upacara resmi mereka harus berbalas pantun... *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun