Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Geliat Para Jurnalis Videografi di Geopark Meratus

26 Agustus 2024   06:30 Diperbarui: 26 Agustus 2024   07:19 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegunungan Meratus di kawasan Geopark Meratus primadona pariwisata di Kalimantan Selatan dan Borneo. (Foto Antara Bayu Pratama S)

Untuk Videografi di Porwanas Kalsel ini, para wartawan peserta lomba bahkan harus memeras tenaga untuk menempuh perjalanan menuju kaki pebukitan Meratus, menyusur hutan, dan bahkan setidaknya perlu sejam menumpang perahu 'klotok' (motor tempel khas transportasi sungai-sungai Kalimantan) ke desa Belangian di kaki Meratus.

Belangian sendiri merupakan satu dari sekian ratus lokasi wisata yang layak dikunjungi para wisatawan dalam dan luar negeri, di obyek wisata Geopark Meratus. Selain merupakan Geopark, pegunungan Meratus di wilayah Kalimantan Selatan juga merupakan "surga tersisa" di Kalimantan, yang masih menyimpan kekayaan hutan alami, baik itu flora, fauna maupun kebudayaan masyarakat penduduk di kawasan pegunungan indah Borneo ini.

Selain memiliki kekayaan hayati hutan Borneo, Belangian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini juga masih ditinggali sekitar 150 orang penduduk dan memiliki kebanggaan budaya khas -- pembuatan motif 'batik' alami yang mereka sebut "Sasirangan". Motif batik yang diwarnai dengan berbagai pewarna alami, seperti daun-daun pepohonan yang sudah berguguran, dengan cara ditempelkan, serta diproses warna dengan berbagai produk flora setempat. Baik itu warna kulit kayu, maupun daun yang ditempel pada kain.

Saat berlangsung Porwanas, bahkan sempat digelar kain dengan motif "batik sasirangan" yang rekor panjangnya hampir enam (6) kilometer. Selain fantastis panjang kainnya, juga motif tradisional sasirangan ini merupakan kekhasan Borneo yang layak dilestarikan.

Lomba Videografi perdana di Porwanas di Banjarmasin ini tidak hanya selaras dengan tujuan mengompetisikan ketrampilan jurnalistik para wartawan, akan tetapi juga menerapkan salah satu prinsip metode sejarah, yang terdiri dari empat tahapan: heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi dan bahkan historiografi.

Belangian sendiri, jika ditelusuri lebih dalam lagi, merupakan tempat tradisional Borneo yang khas. Belangian, menurut berbagai narasumber yang direkam video-video para wartawan ini, berasal dari kata 'balang' bermakna tempat, lokasi, serta 'ngian' yang artinya para roh halus. Tentu bukan tanpa makna, jika diteliti lebih jauh, mengapa tempat asri itu disebut sebagai 'balai para roh halus'...

Tidak hanya para videografer dituntut melakukan eksplorasi singkat di situs ini. Bahkan para jurnalis tulis, juga diminta membuat karya tulis tentang situs Geopark Meratus ini selama berada di desa Belangian -- yang tak ada sinyal handphone ini. Para jurnalis langsung menulis di lokasi, dan kemudian menyetor tulisan dalam waktu yang disediakan di desa wisata di kaki bukit Kahung, Bukit Belangian. Juga reportase radio yang disiarkan di radio masing-masing.

Televisi dan Media Digital

Menarik lagi, lomba Videografi Porwanas kali ini tidak hanya diikuti oleh para jurnalis televisi yang biasa membuat liputan video bagi saluran tempat mereka kerja. Akan tetapi juga diikuti jurnalis-jurnalis media virtual, media online yang boleh dikata menjadi trend anak Gen Zee masa kini di media sosial.

Memang, di lomba perdana ini belum diikuti banyak jurnalis videografi nasional. Baru ada delapan peserta, terdiri dari empat jurnalis televisi, serta empat jurnalis media online. Pemenangnya medali emas justru videografer dari TVRI Yogyakarta, Donny Rahmad. Tentu menambah perbendaharaan medali emas bagi Yogyakarta, yang semula hanya satu medali emas dari cabang olahraga tenis meja.

Kalimantan Selatan yang diwakili videografer muda Salsanabila CP dari Kompas TV, mendapat medali perak bagi kontingennya, meskipun ia baru pertama kalinya mengikuti kompetisi videografi nasional. Sedangkan perunggu diraih oleh Novi Balga dari media online Lampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun