Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pemain Seperti Jorji Tidak Lahir dalam Lima Tahun

3 Agustus 2024   10:06 Diperbarui: 3 Agustus 2024   14:48 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska Tunjung alias Jorji saat memenangi pertandingan pentingnya di perdelapan final lawan pemain Korea Kim Ga-Eun di Olimpiade Paris, Jumat dinihari lalu. (Foto National Olympic Commitee)

Dan tidak hanya itu suksesnya. Sarwendah Kusumawardani juga masuk deretan delapan besar tunggal putri Olimpiade 1992. Di ganda putra pun, pasangan Eddy Hartono/Rudy Gunawan nyaris saja emas kalau saja tak dikalahkan oleh pasangan terbaik dunia saat itu, Park Jo Bong/Kim Moon-soo dari Korea Selatan.

Dan untuk menuju emas pertama Barcelona, Try Sutrisno benar-benar melibatkan seluruh 'slagorde' (barisan-barisan 'tempur') seluruh unsur bulu tangkis untuk mendampingi setiap nomor yang dipertandingkan di Barcelona 1992, saat bulu tangkis pertama kali dipertandingkan dengan medali di Olimpiade.

Merunut perjalanan karir

Coba sekarang runut satu persatu andalan Indonesia di Olimpiade 2024 Paris. Dari sejak kapan mereka itu digembleng. Dan ternyata, tidak satupun dari mereka yang "dipersiapkan secara khusus" untuk Olimpiade 2024 Paris. Para pengurus bulu tangkis kita, tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya sejak sepuluh atau delapan tahun lalu.

Gregoria Mariska Tunjung, alias Jorji yang saat ini menjadi satu-satunya tumpuan harapan bulu tangkis Olimpiade Paris. Jorji mulai meniti perjalanannya sebagai pemain nasionalnya, ketika pertama dipanggil ke pelatnas Cipayung pada 2013 alias 9 tahun silam. Jorji, yang saat itu masih 14 tahun adalah pemain dari klub Mutiara Cardinal di Bandung. Itu terjadi di era kepengurusan Ketua Umum Gita Wiryawan (2012-2016).

Seperti juga Susi Susanti dulu, Jorji pun merintis prestasi internasional dari kejuaraan yunior setelah empat tahun di pelatnas, jadi juara di Kejuaraan Dunia Yunior tahun 2017. Gregoria juga menjadi kapten tim putri Indonesia, dan timnya berhasil juara di Kejuaraan Beregu Asia 2022 di tingkat senior. Bravo, Jorji...

Sekarang coba kita runut di tunggal putra. Anthony Sinisuka Ginting, yang kini 27 tahun. Anthony Ginting juga mulai masuk pelatnas tahun 2013 saat berusia 18 tahun di masa Ketua Umum Gita Wiryawan. Ginting kelahiran Cimahi Jawa Barat ini dibesarkan oleh klub SGS PLN Bandung.

Memulai karier sebagai pemain bulu tangkis "kelas sekolahan" sejak di bangku SD dan menjuarai kompetisi Milo School Competition di tunggal putra pada 2008. Tahun 2012 kembali juara di kejuaraan yang sama, kelas sekolahan.

Setelah dijaring di pelatnas, mulailah Anthony Ginting berpartisipasi di berbagai kompetisi senior seperti Indonesia Open, Vietnam International Challenge serta Maldives International Challenge. Dan wajib pula ikut Kejuaraan Dunia Yunior BWF, meraih perunggu di tunggal putra. Setahun berselang, ia ikut meraih emas beregu putra SEA Games 2015 Singapura. Ginting juga masuk tim emas, ketika Indonesia juara beregu putra Asia 2016, 2018, 2020.

Jonatan Christie alias Jojo, juga serupa. Baik Jojo maupun Anthony Ginting seolah berjalan seiring, meski asalnya berbeda. Jonatan Christie meraih gelar internasional senior pertamanya pada usia 15 tahun, di Indonesia International Challenge mengalahkan Alamsyah Yunus di final. Pada 2014, kembali ke final Indonesia International Challenge sayang, kalah di final lawan pemain Korea, Lee Hyung-Il.

Pada 2013 dan 2014 ini, Jonatan Christie bersama Anthony Sinisuka Ginting (dan juga Ihsan Maulana Mustofa waktu itu) menjadi andalan Indonesia di Kejuaraan Dunia Yunior BWF dan Kejuaraan Asia Yunior BWF. Meski kalah di perempat final di kejuaraan-kejuaraan tersebut, akan tetapi terlihat Jonatan Christie yang asal klub Tangkas Specs itu bisa diandalkan Indonesia. Dan itu ia tunjukkan ketika Jojo menjadi pujaan publik di Asian Games 2018 Jakarta, saat ia tampil dan "buka baju" ketika juara tunggal putra pesta olahraga Asia paling bergengsi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun