Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Spanyol Mengakhiri Satu Dekade Tiki-taka

16 Juli 2024   18:10 Diperbarui: 16 Juli 2024   18:58 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami kini mengincar gelar Piala Dunia..," ujar Nico Williams (22) si kuncir yang membuka gol untuk Spanyol di gawang Inggris di final...

Tinggalkan Tiki Taka

Tetapi ini yang paling penting. Spanyol sudah meninggalkan permainan Tiki Taka yang menguasai Eropa selama satu dekade ini. Permainan dari kaki-ke-kaki yang sering mendapat suit-suitan penonton yang tak sabaran, itu sudah mereka tinggalkan. Spanyol tampil penuh greget. Dengan hanya sedikit Tiki Taka.

Upaya Inggris, yang meninggalkan gaya khas Inggris 'kick and rush football' dengan ikut menenggelamkan diri dalam permainan Tiki Taka Eropa, tidak membuahkan hasil. Inggris yang kekeringan gelar juara sejak Piala Dunia 1966, tak juga beranjak juara dengan Tiki Taka-nya...

Spanyol pun memasuki periode yang kurang berprestasi sejak kesuksesan mereka di Euro 2012. Dan kali ini, upaya mereka mempertahankan gaya permainan Tiki Taka pun runtuh. Tanpa bintang mereka, Iniesta dan rekan-rekan, Spanyol mengalami kelesuan prestasi. Ibarat membuat lebih dari seribu umpan, hanya beberapa yang berhasil dijaringkan dengan gaya kutak-katik ini.

Di Jerman kali ini, pengamat sepak bola pun mencermati, Spanyol rupanya mengerahkan senjata-senjata baru mereka yang membuat pertahanan lawan kesulitan menutupi serangan menusuk dari segala penjuru.

Meski di antara tim Spanyol masih ada yang mempertahankan sedikit possession football dan bertiki-taka seperti Rodri dan sesama gelandang, Fabian Ruiz. Namun kekuatan Spanyol kini mulai bergeser ke sayap.

Pemain termuda mereka, Lamine Yamal menampilkan di setiap pertandingan, bagaimana bermanuver dari sayap kanan, lalu menusuk ke tengah dengan umpan-umpan terobosannya atau tendangan langsung dari jarak jauh dari depan gawang.

Penyerang sayap Barcelona, Lamine Yamal, sempat langsung membuat gol klasiknya untuk membantu timnya mengalahkan Perancis 2-1 di semifinal, dan ia pun memberikan assist keempatnya di turnamen tersebut untuk menjadi aktor di balik gol Nico Williams yang indah itu, di gawang Inggris Pickford.

Ibarat seperti kilatan halilintar dari sayap kiri, Nico Williams ini tidak jarang terlihat bermain-main di sisi kanan. Bekerjasama dengan Marc Cucurella untuk membuat duo yang sulit dihadang pemain-pemain pertahanan lawan. Cucurella yang bertubuh terpendek di timnya itu pula yang memberikan umpan kepada Mikel Oyarzabal di pembuat gol kemenangan atas Inggris.

Pemain-pemain gaya baru Spanyol yang mungkin akan menarik minat klub-klub Eropa untuk mengakhiri Tiki Taka, selain Williams, adalah juga Dani Olmo penyerang Atletico Bilbao yang bermain untuk Leipzig. Olmo ini diperkirakan juga akan menarik minat klub-klub yang tak ingin terus berkutat di permainan tiki taka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun