Kalau soal kebhinnekaan pemain sepak bola dilihat dari multikulturalisme berdasar etnis dan ras, tiada negeri di dunia ini yang mengalahkan Prancis. Tanpa perlu bersusah-susah pakai proses naturalisasi seperti Indonesia.
Sebut saja bintang top sepak bola mereka, seperti Michel Platini, Zinedine Zidane atau bahkan Kylian Mbappe, mereka itu semua bukan asli bangsa Francia, Frank atau asli bangsa Galia. Mereka semua keturunan imigran.
Michel Platini (68) bintang sepak bola terbesar yang pernah dimiliki Prancis, dia bukanlah asli Prancis. Ia terlahir di Joeuf, Lorraine Prancis dari ayah dan ibu asli Italia, Aldo dan Anna Piccinelli. Anna berasal dari provinsi Belluno di bagian tengah Italia. Sedangkan ayah Aldo, Francesco Platini kakek Michel, adalah imigran dari Agrate Conturbia di provinsi Novara Italia, dan menetap di Prancis hanya beberapa saat setelah Perang Dunia Pertama.
Platini salah satu pemain sepak bola terhebat sepanjang masa, dengan tiga kali meraih gelar Ballon d'Or, membawa Prancis juara Eropa (1984), dua kali semifinal Piala Dunia 1982 dan 1986, juga membawa klub Italia Juventus juara Piala Eropa (1984, 1985) dan selalu menjadi top scorer. Karir pun lengkap, dari pemain, manajer, organisator penyelenggaraan Piala Dunia 1998 Prancis.
Zinedine Zidane? Zidane (51) pemain dan pelatih tersukses di dunia kelahiran Marseille Prancis dan dibesarkan di wilayah tua dan bersejarah Prancis, La Castellane, kedua orang tuanya beragama Islam dan mereka berimigrasi dari Aljazair ke Prancis pada tahun 1954.
Usia 17 tahun sudah main sepak bola profesional di Prancis, Zidane dikenal mengenyam banyak prestasi dunia. Membawa Prancis juara Piala Dunia (1998) ketika Prancis menjadi tuan rumah, serta juara Eropa (2000). Zidane juga membawa klub raksasa Italia, Juventus meraih dua gelar Seri A, satu gelar di Liga Champions serta satu gelar La Liga ketika Zidane di Real Madrid Spanyol.
Kylian Mbappe? Mbappe (25) lahir di Paris dan dibesarkan di lingkungan lumayan kumuh di Bondy, Seine-Saint Denis (kini sekitar lokasi Stade de France tempat digelar Piala Dunia 1998). Dia juga anak imigran, ayahnya Wilfrid asal Kamerun dan ibu Fayza Lamari asal Aljazair asli dari wilayah Kabyle. Mbappe sama sekali bukan asli Frank, tetapi malah Afro-messopotamia.
Karir internasional Mbappe boleh dikata sangat cemerlang. Debut di tim nasional pada usia 18 tahun. Dan di Piala Dunia 2018, Mbappe tercatat sebagai pemain termuda Prancis yang mampu mencetak gol di Piala Dunia, dan hanya orang kedua di dunia setelah Pele -- sebagai remaja belasan tahun yang mampu mencetak gol di ajang puncak final  sepak bola Piala Dunia.
Meski tak berhasil membawa gelar juara Piala Dunia 2022, namun di final lawan Argentina Mbappe meraih gelar Sepatu Emas sebagai pencetak gol terbanyak di babak final, salah satunya malah hattrick (tiga gol berturut-turut).
Eropa Hitam
Puncak multikulturalisme di tim Les Bleus (kostum utama mereka biru) adalah Piala Dunia 1998, kebetulan Prancis tuan rumahnya. Prancis juara dengan sebagian besar pemainnya justru anak-anak imigran bahkan berkulit hitam.