Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dari Cangak Ondhol Sampai Keris Ki Dukun

3 Maret 2024   16:02 Diperbarui: 4 Maret 2024   00:01 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan Abdulgani Natadiningrat SE dari Kraton Kacirebonan. (Foto Paguyuban PBATC)

Meski kini Keprabonan juga dinyatakan sebagai kraton, akan tetapi dulu kala sebenarnya Keprabonan itu merupakan Peguron (perguruan) agama, perguruan spiritual bagi para calon sultan Cirebon.

Tentang Pameran yang berlangsung meriah selama tiga hari di halaman Kraton Kacirebonan, ditandai dengan ajang bursa tosan aji, dari sekitar 50-an pebursa keris dan tosan aji se-Indonesia.

"Saya sudah sejak lima tahun terakhir hanya membursakan pusaka-pusaka kujang, karena saya lihat hampir tidak ada yang mengkhususkan diri untuk kujang," tutur Riki Kurniawan Apriansyah, yang mengaku memfokuskan diri memburu pusaka-pusaka berbentuk kudi dan kujang Jawa Barat. Dari yang asli kuno Sunda, maupun yang garap masa kini.

"Bagi kebanyakan orang, mereka pasti tidak bisa membedakan, mana kujang asli kuno dan bikinan para panai (pande besi) dari Ciwidey," kata Riki Kurniawan pula. Seorang panai kujang (di Bogor disebutnya "guru teupa") Jajang Oet dari Ciwidey, masih sangat produktif membuat kujang dengan bikinan yang mirip kujang kuno.

"Sebenarnya ada lagi di kaki Gunung Salak, nama panai itu Abah Eddy," kata Riki Kurniawan. Abah Eddy juga bikin kujang dengan teknik tempa kuno. Kujang juga dibikin di Madura, tidak hanya di Jawa Barat saja.

Banyak ilmu tentang kujang yang ia dapat dari senior-senior budaya Pasundan, utamanya kujang seperti Budi Dalton (yang memiliki ratusan koleksi kujang, terlengkap), serta budayawan Sunda Hadian Wasita Shaleh dari Bandung.

"Dulu saya enam tahun kerja di (jaringan pasar swalayan) Yogya grup, dan aktif dalam kegiatan di kraton Sumedang. Isteri saya asli Bandung, maka saya pun pindah ke Bandung," kata Riki Kurniawan Apriansyah. Riki pernah di Pesantren Plus SMP di Parakan Muncang, serta SMK Pertanian di Tanjungsari, Sumedang. Profesi utamanya adalah pedagang baju-baju anak-anak. Tempat jualan pindah-pindah, Minggu terkadang di Soreang, Senin di Kutawaringin dan Selasa biasanya di Ciwidey.  Tinggal di Kutawaringin Bandung. Setiap ada kegiatan bursa dan pameran tosan aji, ia fokus jualan kudi dan kujang Sunda.... *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun