Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Saatnya Gen Z Juara Australia Open 2024

29 Januari 2024   02:54 Diperbarui: 30 Januari 2024   17:16 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petenis Italia Jannik Sinner juara baru Australia Open 2024. (Foto ATP/Tennis)

Kemenangan petenis Italia Jannik Sinner (22) di Australia Open, Minggu (28/1) tak hanya menandai lahirnya juara baru. Akan tetapi juga pertanda kini saatnya petenis-petenis Gen Z mulai mendominasi tenis dunia.

Generasi Z atau yang disebut sebagai 'Generasi Digital' adalah mereka yang dilahirkan antara tahun 1997-2012. Gen Z saat ini berusia antara 8 tahun sampai 23 tahun di 2024.

Pertarungan antar generasi sebenarnya juga terjadi sehari sebelumnya di tenis putri. Aryna Sabalenka (25) juara tunggal putri Australia Open, dia merupakan salah satu petenis dari generasi Milenial yang kini satu persatu mulai bertumbangan di percaturan tenis. Kalau saja petenis China Zheng Qinwen (21), menang lawan final Sabalenka (25), maka genap sudah Australia Open menampilkan juara-juara tenis Gen Z. Sayangnya Qinwen ditundukkan Sabalenka dua set langsung 6-3, 6-2.

Jannik Sinner juga mencatat sejarah tersendiri dengan menjadi petenis Italia pertama yang tampil sebagai juara turnamen seri Grand Slam, Australia Terbuka. Bermain dengan sangat mengesankan setelah ketinggalan di dua set pertama, Jannik Sinner pun dengan meyakinkan mampu menundukkan Daniil Medvedev (27) lima set 3-6, 3-6, 6-4, 6-4, 6-3 dalam waktu 3 jam 44 menit.

Ini merupakan final pertama petenis Italia itu di turnamen seri Grand Slam, dan langsung juara. Tidak banyak petenis yang pernah melakukan itu. Mereka yang tampil pertama di final Grand Slam dan langsung juara di final pertamanya, sejak tahun 2000, di antaranya adalah: Marat Safin, Leyton Hewitt, serta nama-nama besar Rafael Nadal, Roger Federer, Stanislas Wawrinka, Carlos Alcaraz, dan kini Jannik Sinner.

Servis keras

Pertarungan final antara Jannik Sinner vs Daniil Medvedev tak ubahnya sebagai pertarungan dua petenis yang memiliki senjata yang kurang lebih sama. Yakni, servis akurat, keras dan juga kemampuan kembalian servis (service return) yang prima -- salah modal yang tak boleh tidak harus dimiliki petenis-petenis tunggal putra dunia saat ini.

Servis Jannik Sinner merupakan salah satu servis tercepat sat ini. Dan di pertandingan lawan Medvedev, sering tercatat berkecepatan 204 km perjam. Ketika menundukkan juara 10 kali Australia Open, Novak Djokovic (36) di semifinal, Jannik Sinner sering tercatat servisnya berkecepatan 205 km perjam...

Reli-reli panjang sering terjadi, lantaran baik Jannik Sinner maupun Daniil Medvedev merupakan petenis-petenis yang konsisten ground stroke-nya, dan memiliki jenis pukulan-pukulan aman heavy top spin, jarang mereka membuat kesalahan dengan pukulan ini.

Gaya permainan Sinner sungguh khas. Ekspresinya dingin, dan jarang bikin kesalahan. Bahkan ketika tampil sebagai juara baru di turnamen seri Grand Slam kali ini pun, Sinner nampak sedikit senyum ketika menerima trophy The Norman Brookes Challenge Cup, lambang supremasi tenis tunggal putra Auistralia Open.

Lahir di wilayah Tyrol Selatan wilayah Italia Utara yang sebagian berbahasa Jerman, 16 Agustus 2001, Jannik Sinner pernah memenangkan kejuaraan ski nasional Italia pada usia delapan tahun. Tetapi pada usia 13 tahun, Sinner mengalihkan fokusnya pada permainan tennis, serta pindah ke Riviera di perbatasan Italia-Perancis.

Kini memiliki tinggi tubuh 1,88 m, Jannik Sinner dijuluki salah satu "big server" (petenis yang memiliki servis geledek), namun ia juga dilengkapi dengan pukulan komplet, baik forehand maupun backhand dua tangan. Seperti juga permainan Daniil Medvedev.

Sebelum tampil sebagai juara Australia Open hari Minggu kemaren, Jannik Sinner paling banter hanya mencapai babak perempat final turnamen-turnamen seri Grand Slam, Australia Terbuka, Perancis Terbuka, Wimbledon dan AS Terbuka.

Sinner sebelum ini pernah tujuh kali juara ATP dan menjadi petenis termuda yang juara di turnamen profesional pria sejak 2008. Jannik Sinner adalah jagoan Gen Z lainnya setelah petenis Spanyol, Carloz Alcaraz (20). *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun