tenis dunia.
Kemenangan petenis Italia Jannik Sinner (22) di Australia Open, Minggu (28/1) tak hanya menandai lahirnya juara baru. Akan tetapi juga pertanda kini saatnya petenis-petenis Gen Z mulai mendominasiGenerasi Z atau yang disebut sebagai 'Generasi Digital' adalah mereka yang dilahirkan antara tahun 1997-2012. Gen Z saat ini berusia antara 8 tahun sampai 23 tahun di 2024.
Pertarungan antar generasi sebenarnya juga terjadi sehari sebelumnya di tenis putri. Aryna Sabalenka (25) juara tunggal putri Australia Open, dia merupakan salah satu petenis dari generasi Milenial yang kini satu persatu mulai bertumbangan di percaturan tenis. Kalau saja petenis China Zheng Qinwen (21), menang lawan final Sabalenka (25), maka genap sudah Australia Open menampilkan juara-juara tenis Gen Z. Sayangnya Qinwen ditundukkan Sabalenka dua set langsung 6-3, 6-2.
Jannik Sinner juga mencatat sejarah tersendiri dengan menjadi petenis Italia pertama yang tampil sebagai juara turnamen seri Grand Slam, Australia Terbuka. Bermain dengan sangat mengesankan setelah ketinggalan di dua set pertama, Jannik Sinner pun dengan meyakinkan mampu menundukkan Daniil Medvedev (27) lima set 3-6, 3-6, 6-4, 6-4, 6-3 dalam waktu 3 jam 44 menit.
Ini merupakan final pertama petenis Italia itu di turnamen seri Grand Slam, dan langsung juara. Tidak banyak petenis yang pernah melakukan itu. Mereka yang tampil pertama di final Grand Slam dan langsung juara di final pertamanya, sejak tahun 2000, di antaranya adalah: Marat Safin, Leyton Hewitt, serta nama-nama besar Rafael Nadal, Roger Federer, Stanislas Wawrinka, Carlos Alcaraz, dan kini Jannik Sinner.
Servis keras
Pertarungan final antara Jannik Sinner vs Daniil Medvedev tak ubahnya sebagai pertarungan dua petenis yang memiliki senjata yang kurang lebih sama. Yakni, servis akurat, keras dan juga kemampuan kembalian servis (service return)Â yang prima -- salah modal yang tak boleh tidak harus dimiliki petenis-petenis tunggal putra dunia saat ini.
Servis Jannik Sinner merupakan salah satu servis tercepat sat ini. Dan di pertandingan lawan Medvedev, sering tercatat berkecepatan 204 km perjam. Ketika menundukkan juara 10 kali Australia Open, Novak Djokovic (36) di semifinal, Jannik Sinner sering tercatat servisnya berkecepatan 205 km perjam...
Reli-reli panjang sering terjadi, lantaran baik Jannik Sinner maupun Daniil Medvedev merupakan petenis-petenis yang konsisten ground stroke-nya, dan memiliki jenis pukulan-pukulan aman heavy top spin, jarang mereka membuat kesalahan dengan pukulan ini.
Gaya permainan Sinner sungguh khas. Ekspresinya dingin, dan jarang bikin kesalahan. Bahkan ketika tampil sebagai juara baru di turnamen seri Grand Slam kali ini pun, Sinner nampak sedikit senyum ketika menerima trophy The Norman Brookes Challenge Cup, lambang supremasi tenis tunggal putra Auistralia Open.
Lahir di wilayah Tyrol Selatan wilayah Italia Utara yang sebagian berbahasa Jerman, 16 Agustus 2001, Jannik Sinner pernah memenangkan kejuaraan ski nasional Italia pada usia delapan tahun. Tetapi pada usia 13 tahun, Sinner mengalihkan fokusnya pada permainan tennis, serta pindah ke Riviera di perbatasan Italia-Perancis.