Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Baju Cawapres Mahfud Dipakai Lima Tahun Setelah Dijahit

23 Oktober 2023   14:09 Diperbarui: 23 Oktober 2023   16:35 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD (Sumber Foto: Sahabat Ganjar)

Gambaran paling pas untuk sosok Mahfud MD dia adalah akademisi, hakim, menteri, politisi senior yang paling disegani kawan dan lawan. Bicaranya ceplas-ceplos, tanpa tedeng aling-aling, berani menghadapi semua kalangan, dan taat hukum.

Maklum ia Menkopolhukam. Ia petinggi pemerintah yang berfungsi koordinasi, sinkronisasi, pengendali di bidang politik, hukum dan keamanan. Posisinya saja Menko. Tugasnya mengordinasi pejabat-pejabat kementerian.

Jika berdebat, termasuk menghadapi Yang Terhormat para wakil rakyat di Senayan yang galak di sidang (tetapi sebagian suka ngantukan), Mahfud tidak gentar berbicara dengan nada tinggi. Mahfud tangkas menangkis pertanyaan-pertanyaan dengan sigap, spontan, namun tetap taat azas hukum. Ibarat permainan, Mahfud selalu pegang Rules of the Games untuk menghadapi berbagai kasus pelanggaran baik di politik maupun penyelenggaraan negara...

Saat diumumkan Rabu (18/10) oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Wakil Presiden pilihan partai berlambang Banteng tersebut mendampingi Capres Ganjar Pranowo (54), Mega mengatakan ia mengambil keputusan memilih Mahfud MD (66) karena ia memiliki latar belakang pengalaman yang lengkap. Tidak hanya pernah duduk di posisi Legislatif, Mahfud juga berpengalaman menjabat sebagai Eksekutif di pemerintahan, serta menjadi pejabat Yudikatif. Pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Secara berkelakar, Megawati juga mengatakan tentang Mahfud MD: "Saya sering di-bully wartawan, pak Mahfud yang membela saya...," kata putri proklamator Republik Indonesia Soekarno ini pula, disambut tertawa oleh hadirin.

Sebagai orang Madura, Mahfud dikenal taat beragama. Ia datang dari kalangan para santri. Ketika berumur tujuh tahun, saat masih murid Sekolah Dasar Negeri, sore harinya selepas sekolah ia belajar di Madrasah Ibtida'iyyah. Malam sampai pagi hari, belajar agama di surau. Kemudian dikirim ke Pondok Pesantren Somber Lagah di Desa Tegangser, Laok, desa di wilayah Pantura Pamekasan.

Disegani Kawan

Bisa dikatakan "disegani kawan, maupun lawan" karena nyatanya, tak seberapa lama setelah Mahfud diumumkan sebagai Cawapres mendampingi Ganjar Pranowo, Habib Aboe Bakar Al-Habsyi Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara sportif menyambut pilihan Mahfud, merupakan sosok berkelas.

"Saya kira Pak Mahfud ini pilihan bagus untuk Mas Ganjar. Dan bagus untuk rakyat," kata Habib Aboe, "Kenapa? Karena rakyat diberi pilihan Cawapres yang berbobot, berkelas kalau kata saya," katanya.

"Cawapresnya sudah pernah jadi menteri, pernah jadi Hakim MK, pernah anggota DPR, komplet. Berkelas deh..," kata Habib Aboe, ketika ditanya awak media di Jalan Bandung, Jakarta Pusat hari Rabu, beberapa saat setelah Mahfud diumumkan jadi Cawapres.

Ini tentu sebuah endorsement yang istimewa. Soalnya, Mahfud MD yang mendampingi Capres Ganjar Pranowo adalah bakal pesaing berat Capres dan Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung Nasdem, PKS, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam kontestasi politik Pilpres 2024 bulan Februari mendatang.

Sekadar ilustrasi. Saat Nasdem mengumumkan pasangan Capres dan Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di sebuah hotel di Surabaya pada 2 Oktober 2023 lalu, PKS bahkan tidak hadir dalam acara deklarasi. Itu lantaran, dalam tata cara partai, nama Capres dan Cawapres yang diumumkan mendadak oleh Nasdem itu harus dibicarakan dulu dengan sesama partai koalisi, serta PKS harus berembuk dengan Majelis Syura partai, sebelum akhirnya menyatakan setuju mengusung Anies-Cak Imin (AMIN).

Di samping pula, diketahui Habib Aboe Bakar petinggi PKS selama ini berteman baik dengan Prof Mahfud, yang nama lengkapnya Mohammad Mahfud Mahmodin ini pula.

Romantisme Politik Mahfud

Serba-serbi menyangkut Cawapres Mahfud MD ternyata menggelitik. Ada yang sedih, lucu, tetapi malah "membuat romantisme bagi diri sendiri, hanya romantisme politik saja..," kata Mahfud tergelak, di samping Ganjar Pranowo.

Terutama menyangkut "baju wapres" yang dipakainya saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehari setelah diumumkan sebagai Bacawapres pekan lalu mendampingi Bacapres Ganjar Pranowo. Ketika mendatangi kantor KPU, Mahfud mengenakan baju putih, yang ternyata itu sudah dijahit 5 tahun silam, ketika dirinya batal dipilih Cawapres mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019 silam.

"Baju itu saya ambil dari Ibu saya pada (16/10) lalu. Saya kan pernah diminta ke Istana untuk diukur buat baju. Saya bilang, nggak usah saya datang ke Istana. Saya kirim baju saya yang pas untuk saya," tutur Mahfud MD. Ini dia ungkapkan, ketika diwawancara Najwa Shihab dalam program Narasi pada (20/10/2023) lalu.

Baju itu warnanya putih, seperti baju Joko Widodo. Bahkan, tutur Mahfud, nanti kalau sudah dipilih sebagai Bacawapres, sudah disiapkan pidatonya. "Ternyata setelah diumumkan, bukan nama saya...," tutur Mahfud mengenang peristiwa yang menjadi pembicaraan luas di kalangan masyarakat Indonesia lima tahun silam. Nama Mahfud ternyata diganti Ma'ruf Amin secara mendadak, sebagai Cawapres.

Teka-teki tentang batalnya Mahfud MD mendampingi Joko Widodo sebagai Cawapres masih menggelayut sampai sekarang.  Kenapa bisa tidak jadi, pada menit-menit terakhir sebelum diumumkan?

Najwa Shihab, dalam talkshow nya di program Narasi itu mengungkapkan, gossip-nya waktu itu, kalau Mahfud jadi Wapres dikawatirkan "ia akan menjadi calon kuat Presiden di Pilpres 2024 kali ini. Jadi seperti memelihara anak harimau, atau anak macan," kata Najwa Shihab.

Tetapi gossip yang diungkapkan Najwa ini ditepis oleh Mahfud. Kata Mahfud, "Itu bukan analisis Pak Jokowi. Tetapi analisis partai politik...," katanya. Ditimpali Ganjar Pranowo, tidak demikian sifat Mahfud yang praktis sudah dikenal Ganjar sejak Ganjar usia 5 tahun. Mahfud tidak perlu ditakuti sebagai macan.

"Dia bukan tipe orang yang menggebu-gebu untuk mencapai sesuatu tujuan. Dan lagi sudah jelas, dia Cawapres, saya Capres," kata Ganjar Pranowo, yang mengaku sebenarnya sudah sejak berbulan-bulan lalu ia membicarakan kemungkinan kali ini.

"Apalagi tugas saya sebagai Menkopolhukam, saya tidak pernah menyatakan akan ikut kontestasi pemilu. Saya juga tidak pernah kampanye, pasang spanduk atau baliho," kata Mahfud, "Orang bilang berpolitik itu perlu uang. Untuk kali ini, saya tidak. Sepeser pun tidak...," katanya.

Strategi Jalur Langit

Ketika ditanya, strategi atau persiapan apa bagi Mahfud sampai bisa terpilih oleh partai pengusungnya, PDIP, sebagai Bacapres mendampingi Ganjar Pranowo kali ini? Mahfud rupanya mengaku "pakai jalur langit" seperti umumnya Nahdliyin, warga Keluarga Besar Nahdlatul Ulama...

"Saya pakai strategi sholawat Asyghil. Kurang lebih bunyinya begini: Ya Allah, sibukkanlah antara orang-orang dzolim dengan orang-orang dzolim. Selamatkan kami untuk bisa lewat di antaranya...," kata Mahfud MD.

"Saya lihat orang rebutan survei, rebutan apa itu... baliho, dan sebagainya. Saya tidak pernah. Tetapi dengan Mas Ganjar ini, kalau mereka pada bertemu di udara, kami bertemu dibawah-bawah saja, he, he, he... diskusi, mencari titik temu, proses politik berjalan meski kami tak menciptakan opini lewat media. Tiba-tiba muncul, begitu saja..," katanya.

"Kami berbicara bertahap. Ketemu sudah lama. Berteman sudah lama. Kalau orang lain bertemu di udara? Kami berdua bertemu di bawah, dan itu sudah berbulan-bulan lalu," kata Ganjar Pranowo menimpali.

Lalu kapan Ganjar "nembak" (bahasa gaul untuk memacari, atau melamar untuk posisi Cawapres), menurut Ganjar sudah agak lama. "Saya katakan pada pak Mahfud, ini ada sejumlah nama. Pak Mahfud salah satunya yang mungkin mendampingi saya," ungkap Ganjar.

"Saya baru lima hari sebelum diumumkan, dihubungi (Sekjen PDIP) Hasto Kristianto. Beliau mau ketemu saya, dan mengatakan sudah 99 persen ibu akan memutuskan pak Mahfud. Sudah mulai eksplisit terungkap, ketika Mas Ganjar mengunggah gambar kami berdua di media sosial...," kata Mahfud.

Dengan bacawapres yang lain pun, Ganjar mengaku sering bertemu. Langsung maupun tak langsung, dengan beberapa tokoh yang disebut-sebut potensial jadi Cawapres Ganjar.

Diminta Dampingi Anies dan Prabowo

Apakah Mahfud juga pernah diminta untuk mendampingi dua Bacapres lain, baik itu Anies Baswedan maupun Prabowo Subianto? Mahfud mengatakan, benar, memang pernah.

Ketika didekati oleh Parpol yang mengusung Anies, Mahfud mengaku menolak. Selain alasan sulit untuk melepas kesan, bahwa Capres ini pernah melakukan politisasi SARA di Pilkada DKI (walau kata Mahfud, belum tentu hal ini benar), kesan ini akan sulit ia tepis.

"Dan kalau saya merapat ke sana, salah satu partai koalisi mereka, Partai Demokrat, pasti akan lari. Nanti saya dituduh memecah belah. Saya katakan hal ini, ketika ditanya Pak Syaikhu ketua PKS," kata Mahfud pula. Dan kenyataan pun terjadi, ketika Nasdem melobi Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Bacawapres mendampingi Anies, dan segala mendeklarasikan hanya waktu hitungan hari, Koalisi Perubahan pun pecah. Partai Demokrat dan Agus Harimurti Yudhoyono yang kurang lebih setahun mendampingi Anies dan selalu disebut-sebut bakal cawapres, hengkang dari Koalisi.

"Pak Prabowo? Tidak langsung meminta saya. Tetapi pas hari raya, beliau mendatangi saya. Sebelumnya juga pernah bertemu di Istana, dia menyalami saya: Pak Mahfud, dulu kita di Pilpres pernah sama-sama. Kita bisa ya, bersama-sama menjemput takdir...," tutur Mahfud.

"Selain saya lihat Pak Prabowo sudah terlalu senior, juga saya lihat di tim sukses beliau orientasinya sepertinya bukan orang yang seperti saya. Kalau dengan Pak Ganjar, kami bisa saling melengkapi. Dan kami berdua tidak ada benturan emosional ataupun psikologi," tutur Mahfud.

Maka jadilah pasangan yang klop, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Ada yang menyebutnya pasangan GAMA (Ganjar Mahfud) sementara lawan beratnya nanti, Anies Baswedan-Muhaimin (AMIN).

"Ada nama-nama yang aneh-aneh dari masyarakat, G-fud (Ganjar Mahfud) atau Gama, terserah nanti diputuskan. Saya juga lihat kalau saja pak Prabowo-Erick Thohir berpasangan, jadi PRET.... ha, ha, ha... kami nanti saja ditentukan namanya," kata Mahfud.

Apapun namanya, pasangan Ganjar-Mahfud berpeluang besar memenangi Pilpres 2024 kali ini. Saingan berat AMIN alias Anies Baswedan-Cak Imin, kalau mereka lolos melewati Prabowo-Gibran... *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun