Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Alwi Farhan dan Jejak Juara Dunia Ardy Wiranata

9 Oktober 2023   20:52 Diperbarui: 10 Oktober 2023   07:37 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di final hari Minggu (8/10/2023) pemain asal klub PB Exist Solo Alwi Farhan ini berhasil tampil sebagai juara dunia yunior tunggal putra, di era terbuka setelah menjadi ajang kejuaraan resmi kejuaraan dunia yunior BWF, Alwi Farhan menang atas pemain China Hu Zhean, 21-19, 19-21, 21-14.

Alwi Farhan belum genap tiga tahun masuk Pelatnas Cipayung, sejak 2021. Alwi digodok di pelatnas Pratama tunggal putra bersama Syabda Perkasa Belawa (almarhum) dan Bobby Setiabudi, Tegas Sulistio, Alvi Wijaya dan Yohanes Saut.

Gelar juara dunia yunior ini tentunya akan semakin memacu prestasi Alwi Farhan, seperti juga dulu Ardy B Wiranata dan Susi Susanti, serta juga di era terbuka, ketika Gregoria Mariska Tunjung juara di tunggal putri BWF World Junior Championships tahun 2017 di Yogyakarta.

Setelah gelar juara Yogyakarta 2017 itu, Gregoria Mariska semakin terpacu untuk menang. Ia kemudian ditangani pelatih yang lama menetap di Singapura, Indra Widjaja dan menunjukkan kemajuan berarti di tahun 2023. Lolos ke perempat final All England bulan Maret sebelum dihentikan Chen Yufei, dan meraih gelar pertamanya di Spain Masters menundukkan PV Sindhu di final.

Ardy dan Susi Susanti

Prestasi Ardy B Wiranata dan Susi Susanti, melonjak setelah meraih gelar juara dunia yunior Bimantara 1987. Meskipun masih kejuaraan invitasi, namun kejuaraan dunia yunior yang dirintis Bimantara ini menjadi rintisan kejuaraan dunia yunior resmi IBF dan kemudian BWF.

Ardy tak diragukan lagi, berebut medali emas Olimpiade sebelum akhirnya mengakui keunggulan Alan Budikusuma di Olimpiade 1992 Barcelona. Sebelumnya, Ardy Juara All England 1991, kemudian juara Piala Dunia 1991, juara Final Grand Prix 1994, Juara Indonesia Terbuka 6 kali (1990, 1991, 1992, 1994, 1995 dan 1997) dan juara Jepang Terbuka tiga kali (1991, 1992, 1994).

Susi Susanti? Wah, setelah juara yunior dunia (1987, 1988) ia meraih berbagai prestasi emas. Puncaknya adalah juara tunggal putri Olimpiade 1992 Barcelona. Dan juga berbagai gelar juara.

Susi prestasinya dahsyat. Ia juara dunia di Birmingham (1993), lima kali juara Piala Dunia (1989, 1993, 1994, 1996, 1997). Membawa Indonesia juara Piala Sudirman (1989), memboyong Piala Uber lambang supremasi beregu putri dunia (1994, 1996). Empat kali pula juara All England semasa masih di Wembley (1990, 1991, 1993) dan di Birmingham (1994). Dan banyak gelar juara lain.

Indonesia juga boleh berharap, pada para jagoan yunior yang muncul di tahun 2023, juara dunia yunior Alwi Farhan serta finalis kejuaraan dunia yunior di tunggal putri, Chiara Marvella Handoyo (18). Keduanya yang memiliki prospek cerah untuk mengikuti jejak emas Ardy B Wiranata dan Susi Susanti.

Semoga kemunculan mereka  tidak lagi membuat Indonesia di ambang senjakala prestasi dunia... *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun