Situasinya juga sulit untuk dipersatukan. Anies semula masih di Kantor Gubernur DKI Jakarta, dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Gus Imin Ketua Umum PKB berada di koalisi pemerintah Presiden Joko Widodo. Dalam suasana politik akhir-akhir ini, sulit kiranya bisa dipasangkan Anies yang dinilai sebagai antitesa Jokowi, bersanding dengan orang dari luar koalisi Jokowi.
"Rute yang kita jalani selama ini adalah rute yang penuh tantangan. Dan itu kita alami. Dan banyak pihak kawatir, kalau kami dipertemukan. Bahkan kawatir terekspos bersama, itu fakta...," ungkap Anies Baswedan, pada pewawancara Najwa Shihab.
Anies mengaku sempat bertemu Cak Imin ketika sama-sama naik haji sebelum deklarasi, karena satu rombongan dan tinggal di hotel yang sama. Demikian pula calon kontestan lain dari Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang juga menunaikan ibadah haji. Juga Puan Maharani dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) partai yang mengusung Ganjar.
"Ada kiai Thoifur (KH Muhammad Thoifur Mawardi dari Purworejo) saya sempat dipanggil beliau di hotelnya. Dia terkenal sebagai ahli istiqarah dari Jawa Tengah. Beliau tiba-tiba bilang, Muhaimin saya sudah istiqarah, pasanganmu itu Anies. Saya anggap saja itu sebagai masukan," kata Cak Imin dalam wawancara.
Baik Anies maupun Cak Imin mengaku dipertemukan dalam sebuah kebetulan yang terjadi, hari-hari menjelang deklarasi. Di kubu Koalisi Perubahan, terjadi kemacetan pembicaraan. Stuck. Tidak bisa dipertemukan, karena pihak Demokrat (Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, SBY) berkeras meminta Bacapres dan Bacawapres yang sudah setahun digarap, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) segera diumumkan. Bahkan SBY menetapkan deadline, sebelum 3 September 2023 harus diumumkan.
Sementara Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum ada kesepakatan, untuk menetapkan saat itu Anies dan AHY sebagai Bacapres dan Bacawapres. Meskipun Anies mengantungi nama Anies-AHY sudah sekitar setahun.
Sementara Muhaimin Iskandar, Senin malam hari yang sama sedang terlibat Rakornas PKB untuk pemenangan pemilu. "Saya tahu bahwa Rakornas pasti akan memaksa saya untuk mengambil keputusan. Karena mereka sudah menunggu lama, untuk siap bergerak..,"
"Di pidato pembukaan saya sudah sampaikan di Rakornas. Jangan sekali-sekali mengevaluasi saya soal Pilpres. Kasih waktu saya untuk melihat dinamika yang ada yang masih sangat tidak pasti. Tolong, Rakornas kali ini tidak bahas Pilpres," kata Cak Imin.
Tetapi tetap saja, Rakornas membicarakan soal Pilpres, Cak Imin berpasangan dengan siapa? Di samping, mereka juga menginginkan gambar-gambar baliho yang memasangkan Cak Imin dengan Prabowo Subianto untuk diperbarui, karena banyak yang rusak-rusak.
Rakornas akhirnya stuck. Berhenti. Kesimpulan akhirnya diambil oleh Rakornas, agar situasi stuck, macet ini diambil keputusan "air harus mengalir". Sebab, menurut para peserta Rakornas, "air tidak boleh stuck, kalau stuck, berhenti, berbahaya. Air harus mengalir cepat...,"
Secara kebetulan, saat Anies "terancam tak punya kendaraan" untuk menjadi Capres karena ancaman Demokrat untuk meninggalkan Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) karena tak memenuhi Presidential Threshold jika Demokrat hengkang dari koalisi kalau batas waktu 3 September tidak dideklarasikan AHY sebagai Cawapres Anies, maka malam itu menurut Cak Imin ia kebetulan diberi tahu stafnya bahwa Surya Paloh dari Nasdem ingin bertemu Cak Imin.