Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Vondrousova Juara Wimbledon Terbanyak Tatonya

16 Juli 2023   11:32 Diperbarui: 16 Juli 2023   18:47 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi ketika Vondrousova kalah di final turnamen seri Grand Slam, Perancis Terbuka 2019 lawan Ashley Barty dari Australia, di tubuhnya masih relatif sedikit terlihat tato.

Dalam empat tahun terakhir, tulis surat kabar The Birmingham Mail, tubuhnya makin banyak dihias tato. Seperti di lengan kanan petenis bertinggi 1,72 m ini, ada tertulis dengan tinta rajah: "No rain, no flowers," Ia maksudkan, "untuk menikmati masa indah, pertama-tama harus mengalami kesulitan dulu"...

Bolehlah, diterjemahkan bebas sebagai "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian," Jadhoel ya? Tetapi kurang lebih seperti itu. Atau, bolehlah agak puitis dikit seperti RA Kartini, "Habis Gelap, Terbitlah Terang...,"

Lucunya, Vondrousova ini mengaku angka keberuntungannya justru angka yang biasa dianggap sial oleh orang lain, yaitu angka 13. Ada di lengannya, angka "celaka" 13 itu, setelah ia mencatat sukses meski kalah di final Olimpiade 2020 Tokyo. Ada juga logo Olimpiade di lengannya.

"Bahkan dalam kekalahan pun, kudu berkeyakinan bahwa kekalahan itu suatu hadiah...," kata Vondrousova pada Birmingham Mail. 

Vondrousova mengaku, tato pertamanya sebagai hadiah ulang tahun ke-16 dan ketagihan bertato sejak saat itu. Dan langganan-langganannya di kedai tato di Praha, umumnya adalah penato perempuan. Di antaranya menato, peri perempuan yang sedang duduk di lengannya.

Hidup bergores-gores

Perjalanan hidup Marketa Vondrousova juga bergores-gores. Terlahir dari keluarga olahragawan, kedua orangtuanya David Vondrous dan Jindriska Anderlova berceraI pada saat Marketa berusia tiga tahun. 

Akan tetapi, ia selalu diawasi dengan baik oleh kedua orangtuanya. Marketa dikenalkan permainan tenis oleh ayahnya saat Marketa berusia empat tahun. Tadinya hanya main tenis untuk rekreasi, bersenang-senang saja. Sementara ibunya bermain untuk klub Extra Liga bola voli Czech.

Baik David Vondrous maupun Indriska Anderlova keduanya berkeras agar Marketa berlatih tenis. Meski hidup terpisah, mereka mendukung Marketa Vondrousova menekuni hidup sebagai petenis meskipun juga bermain berbagai jenis olahraga, dari sepak bola, ski, tenis meja, bola tangan ketika masih remaja. Dan selalu hebat di setiap cabang yang diterjuni.

Mulai fokus bermain tenis sejak usia dini, dan di antaranya masuk turnamen mini-tenis nasional di Praha pada 2006, juara tiga dan lolos kualifikasi turnamen internasional di Umag, Kroasia. Kalah di babak pertama, tetapi di pertandingan konsolasi (pertandingan ulang di antara mereka yang kalah-kalah di babak pertama), Marketa Vondrousova malah juara konsolasi di antara pemain yang semuanya setahun lebih tua darinya. Vondrousova saat itu masih delapan tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun