Semisal perhitungan angka "kecil" poin 15, lalu 30, 40 bisa deuce 40-40, lalu Advantage, sebelum tambah angka "besar" 1, 2, dan 3 seterusnya sampai game dua kali angka 6 untuk pria, dan pertarungan Luna/Nia vs Gigi/Gege yang hanya berakhir angka 8. Itu menjadi pembahasan para komentator. Termasuk pula, kalau servis dapat berapa kali kesempatan. Kalau dua kali salah kamar, kena kalah 1 angka akibat double fault. Dan sebagainya...
Atau ketika dipertandingan, ekshibisi Yayuk Basuki dan pasangan wheel chair (atlet kursi roda) yang berpretasi di ASEAN Paragames, lawan Angelique Widjaja dan pasangan paragames nya. Para artis yang main, membahas berbagai hal teknis -- semisal bagi atlet tenis paragames, bouncing (mantul lantai tenis) dua kali itu diperbolehkan dipukul. Dibandingkan hanya satu kali bouncing bagi atlet normal. Misalnya...
Saat ekshibisi antara Yayuk Basuki dan Raffi Ahmad vs Angie Widjaja dan Desta Mahendra bertanding, mereka keempat-empatnya diberi mikrofon kepala di depan mulutnya. Sehingga mereka boleh berceloteh, bercanda, berteriak, atau Yayuk menerangkan -- bagaimana permainan tenis di lapangan berlangsung.
Teknik yang Oke Juga
Pertarungan revenge (revans) dari tahun lalu, Raffi Ahmad dan Dion Wiyoko vs Dygta Wicaksono dan Deddy Mahendra Desta, yang berlangsung sampai lewat dinihari pukul 00.30, juga berlangsung sengit.
Pasangan pemilik Rans, Raffi Ahmad dan Dion Wiyoko akhirnya menang alot, 6-3, 6-3 hampir sekitar dua jam lawan Dygta Wicaksono dan Desta Mahendra. Dygta, dan juga Desta sebenarnya memiliki teknik terbaik di antara empat pemain artis itu. Dygta misalnya, memiliki pukulan top spin forehand yang cukup keras dan mematikan lawan, disamping memiliki servis yang lumayan akurat, tak  melenceng ke kamar tetangga seperti servis Raffi Ahmad. Kalau Raffi sering double fault servisnya, maka Dygta tak sedikit membuahkan angka. Hanya saja, sambaran volley di depan net Desta, masih kalah dengan sambaran pukulan volley Raffi yang membuat lawan sering tak berkutik. Salah satu kunci kemenangan Raffi, di samping servis dan pukulan oke Dion Wiyoko. Meski pukulan volley di depan net Dion Wiyoko masih kalah menghasilkan ketimbang volley Raffi.
Hadiahnya? Jangan tanya berapa duit. Piala bergilir yang mereka bawa pulang, adalah sebuah piala dengan mahkota berlian seharga Rp 2 milyar. Belum lagi hadiah uang yang dikantungi Luna Maya dan Nia Ramadhani...
Intinya, malam itu tidak hanya kalangan artis saja yang belajar bermain tenis. Tak hanya bermain menghitung angka tenis yang rumit. Akan tetapi juga belajar tahu, bahwa bermain tenis itu harus melalui latihan yang panjang. Sebab, untuk bisa memukul dan menyeberangkan bola ke sisi permainan lawan itu sulit. Akan tetapi juga, betapa pukulan tenis itu berbeda dengan permainan raket lainnya, badminton, misalnya.
Pukulan tenis itu kudu dimulai dari cara memegang raket. Ada yang teknik shakehand grip alias continental grip (arah kepala raket, kalau diurut ke telapak tangan, seperti cara orang berjabat tengan). Atau western grip, yang biasa disebut disini sebagai cara pegang raket "seperti geblek kasur", yang menghasilkan pukulan top spin seperti pukulan Dygta Wicaksono malam itu.
Pokoknya, penonton senang. Dan bagi para penggemar tenis nasional, kegandrungan para artis ini semoga saja mengubah mindset para penentu kebijakan, akan pentingnya tenis di Indonesia. Semoga Kemenpora memasukkan tenis ke dalam cabang prioritas olahraga prestasi Indonesia.
Selain tenis adalah gudang medali emas terutama di SEA Games dan Asian Games, juga cabang olahraga ini dari dulu adalah cabang olahraga yang sangat edukatif. Bahwa, tidak ada cara lain untuk bisa main olahraga tenis -- sekadar main saja -- itupun kudu latihan, latihan, latihan. Tanpa latihan, untuk menyeberangkan bola ke seberang net pun akan susyah bo....