Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tenis Indonesia Anak Tiri DBON

22 Mei 2023   10:39 Diperbarui: 23 Mei 2023   01:12 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aldila Sutjiadi (Kompas.com)

Petenis-petenis emas Indonesia memang tidak diarak-arak setiba di Jakarta, seperti para pemain sepak bola yang meraih medali emas SEA Games 2023 setelah penantian 32 tahun kembali juara. Tetapi biarpun begitu, tenis menorehkan prestasi emas yang tak dicapai atlet-atlet Indonesia cabor lain.

Posisi Olahraga Indonesia masih tetap terpuruk dalam keseluruhan perolehan medali SEA Games 2023, di posisi ketiga setelah Vietnam dan Thailand. Padahal dari sejak keikutsertaan pertama kali di pesta olahraga Asia Tenggara ini sejak 1977, Indonesia hampir selalu tampil sebagai juara umum dari keikutsertaan pertama 1977 sampai 1997.

Tenis yang boleh dikatakan sebagai cabang olahraga yang dianak-tirikan oleh Kemenpora, malah menjadi cabor tersukses Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja. Meski tenis tak masuk dalam cabor yang diprioritaskan dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kemenpora, kali ini tenis malah tampil sebagai juara umum di cabangnya dengan total medali 4 emas, 2 perak dan 3 perunggu. Bravo Aldila Sutjiadi, Priska Madelyn Nugroho, Muhammad Rifki Fitriadi, Christopher Rungkat dan kawan-kawan atas keberhasilan menyingkirkan juara umum bertahan Thailand di cabang tenis...

Nah, inilah sederetan tinta emas cabang tenis di SEA Games 2023 Kamboja yang harus diingat-ingat Kemenpora!

Tenis yang tidak kalian masukkan DBON, mencatat rekor 12 kali juara umum di cabangnya sejak 23 kali Indonesia ikut serta di cabang tenis SEA Games 1977. Tahun 2013, tenis tak dimainkan karena tuan rumah Myanmar tidak siap menggelar pertandingan cabang olahraga populer di Asia dan dunia ini.

Nomor-nomor yang dimenangkan oleh Indonesia di tenis SEA Games 2023 Kamboja adalah nomor-nomor yang bergengsi. Emas pertama di tenis Beregu Putri, setelah penantian panjang 18 tahun untuk meraih emas di nomor ini. Indonesia menampilan komposisi pemain Aldila Sutjiadi, Beatrice Gumulya, Jesse Rompies serta Priska Madelyn Nugroho.

Indonesia terakhir meraih emas Beregu Putri SEA Games pada SEA Games 2005 Manila. Padahal, dari sejak Indonesia ikut serta 1977 sampai 2001, tenis selalu tampil sebagai juara umum di masa kehebatan Atet Wiyono, Gondowidjojo, Justedjo Tarik, Tintus Arianto Wibowo, Suharyadi, Lanny Kaligis, Lita Sugiarto serta era-era top Yayuk Basuki, dan Suzanna Anggarkusuma serta Wynne Prakusya, Irawati Moerid dan kawan-kawan.

Enam dari Tujuh Final

Prestasi keren tenis Indonesia lainnya, adalah berhasil tampil di 6 dari 7 nomor final cabang tenis SEA Games 2023 kecuali nomor beregu putra. Dan dari 6 yang diikuti final, 4 di antaranya berhasil dimenangkan. Hebat to?

Emas kedua cabang tenis terjadi di nomor bergengsi, Tunggal Putri SEA Games 2023 ketika Priska Madelyn Nugroho. Pertarungan berlangsung dramatis, selama empat jam dan nyaris pada dehidrasi karena sangking panasnya lapangan Morodok Techno National Stadium, Pnom Penh pada Sabtu 13 Mei 2023. Priska mengalahkan andalan Thailand, Lanlana Tararudee dalam tiga set penuh, 6-7 (1-7), 7-6 (7-4), 7-5.

Bahkan ketika pengalungan medali, Priska dilukiskan masih sempoyongan dan segera kemudian mendapat penanganan medis setelah seremoni. Sampai titik keringat yang terakhir menetes di Bumi Kamboja...

Emas ketiga di Tunggal Putra tentunya juga tak kalah bergengsi. Muhammad Rifki Fitriadi, juga luar biasa. Meraih emas setelah di final mengalahkan unggulan pertama dari Vietnam, Ly Hoang Nam dua set langsung, 6-4, 6-1. Padahal, Ly Hoang Nam adalah petenis peringkat 231 dunia. Sedangkan Muhammad Rifki Fitriadi hanya peringkat 727 di Asosiasi Tenis Profesional. Bumi langit...

Emas keempat pun merupakan catatan emas yang patut dikenang. Pasangan ganda campuran, Christopher Rungkat dan Aldila Sutjiadi mencatatkan diri 'hattrick' -- tiga kali berturut-turut meraih medali emas SEA Games. Di SEA Games 2023 kali ini, Christo dan Aldila mengalahkan Peangtarn Plipuech dan Pruchya Isaro, 2-6, 6-4, 7-6 (10-5) di final. Pertarungan berlangsung sampai malam. Ini merupakan emas ketiga kalinya bagi Christo/Aldila di SEA Games, setelah juara di SEA Games Filipina (2019) serta SEA Games Vietnam (2021).

Dua medali perak diraih pasangan ganda putri Aldila Sutjiadi/Jesse Rompies serta ganda putra, Christopher Rungkat/Nathan Anthony. Sedangkan tiga perunggu dari Beregu putra (Muhammad Rifki, Christopher Rungkat, David Agung, Nathan Anthony).

Anak Tiri Kemenpora

Tenis diumumkan (sebagai anak tiri olahraga Indonesia) ketika Menpora masih dijabat Zainudin Amali. Persisnya pada 21 November 2022, Menpora Zainudin Amali mencanangkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Desain Besar yang dipayungi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 tahun 2021 dimaksudkan, bahwa Kemenpora akan mengatur olahraga dari hulu ke hilir, kata Zainudin Amali.

"Hulunya adalah kebugaran masyarakat, hilirnya adalah prestasi olahraga Indonesia di tingkat dunia...," ungkap Menpora (waktu itu) Zainudin Amali dalam pidatonya. Pidato pencanangan DBON itu diungkapkan Menpora Amali pada Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) ke-13 tahun 2022 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM) pada Senin (21/11/2022).

"Selama ini kita belum pernah punya desain tentang olahraga kita. Baru setelah 76 tahun Indonesia merdeka, baru sekarang hadir Desain Besar Olahraga kita yang dipayungi Perpres Nomor 86 tahun 2021...," ungkap Menteri Amali pula. Rupanya Menteri Amali lupa, bahwa Bung Karno pada tahun 1964 sudah mencanangkan dalam politik mercusuarnya, supremasi olahraga. 

Tak hanya membangun stadion megah, Gelanggang Olahraga Bung Karno yang terus didaur ulang sebagai pusat kegiatan olahraga megah Indonesia, Presiden pertama RI ini juga mengirimkan atlet-atletnya bertanding keluar negeri, serta mengirimkan pembina-pembina olahraga (muncul teknokrat olahraga seperti MF Siregar) untuk bersekolah di luar negeri. Siregar, yang disekolahkan ke AS, pada 1992 berhasil mewujudkan mimpi Indonesia untuk merebut medali emas pertama Olimpiade, di Barcelona 1992 melalui pebulutangkis Susi Susanti dan Alan Budikusuma. Dua emas sekaligus...

"Kalau dijalankan sebaik-baiknya, maka bukanlah mimpi kosong kalau dalam 100 tahun Indonesia merdeka, pada 2045, tepatnya pada Olimpiade 2044 Indonesia minimal berada di peringkat 10 besar dunia...," ujar Menpora Zainudin Amali. Hmmm, sombong kali? Jangankan di dunia, masih ada Amerika Serikat, Rusia dan negara-negara Eropa. Di Asia pun sudah ada raksasa China, yang bersaing ketat dengan Jepang. Di Asia Tenggara masih ada Thailand. Di cabor-cabor unggulan dunia seperti atletik, renang, senam. Mana bisa bersaing dengan dunia, jika pembinaan pun masih luput sasaran?

Renang? Untuk bersaing dengan negeri tetangga yang seluas pulau Bali pun masih jauh dari panggang. Perenang-perenang Singapura sudah bisa bersaing dengan atlet-atlet renang kelas dunia seperti Australia, dan tentunya juga China, AS dan negara-negara eks Uni Soviet. Apalagi urusan Atletik, yang dikuasai oleh negeri-negeri dengan atlet bertubuh raksasa seperti Amerika Serikat, Rusia. Bukan minder. Tetapi untuk melewati prestasi dunia mereka, Indonesia masih jauh panggang dari api. Justru China kini sudah mulai bersaing dalam catatan waktu nomor-nomor lari jarak pendek dunia...

Tenis Indonesia

Lucunya, Desain Besar Olahraga yang memprioritaskan cabang-cabang olahraga yang berpotensi meraih medali emas berbagai pesta olahraga ini sama sekali tidak mengikutkan cabang Tenis, yang dalam berbagai  pesta olahraga selalu menggoreskan Tradisi Emas.

Memang, Olimpiade baru cabang Bulu Tangkis yang mampu menorehkan prestasi emas. Tetapi di SEA Games dan Asian Games? Tradisi emas selalu ditorehkan cabang tenis.

Lihat saja tabel "Tennis Asian Games". Indonesia pernah menjadi Best Nation di cabang ini di Asian Games 1978 Bangkok Thailand, melalui prestasi tiga emas dari Tenis Beregu Putra, Tunggal Putra Atet Wiyono serta Ganda Putra Justedjo Tarik/Hadiman.

Dalam urutan total perolehan medali emas dari sejak Asian Games 1958 Tokyo sampai Asian Games 2022 Jakarta-Palembang? Indonesia ada di urutan keempat setelah Jepang, Korea Selatan dan China. Empat besar Asia loh, tenis Indonesia. Bukan hanya di Asia Tenggara. Indonesia mengungguli "negeri-negeri tenis" seperti Thailand, bahkan kini Vietnam.

Selama 18 kali Asian Games, Indonesia di urutan keempat dengan 15 medali emas seperti juga China. Sedangkan dua besar Tenis Asia adalah Jepang (27 emas) dan Korea Selatan (16 emas). Artinya Cuma terpaut satu emas dengan Korea Selatan. Tenis Indonesia bisa masuk peringkat 2 di Asia!

Siapa kampiun-kampiun tenis Asia kita? Selain Atet Wiyono yang juara Asian Games 1978 Bangkok dan Yustedjo Tarik di Asian Games 1982 India. Di tunggal putri ada juara Asian Games Lany Kaligis (1966), Lita Sugiarto (1974), Yayuk Basuki (1998).

Peringkat dunia? Belum ada lagi pemain Indonesia yang berhasil mencapai peringkat 19 dunia WTA (Oktober 1997). Yayuk Basuki adalah petenis terbaik Indonesia sepanjang masa. Pernah mencapai perempat final turnamen tenis paling bergengsi dunia, Wimbledon (1997).

Bagaimana cabang olahraga yang jelas-jelas sudah memiliki rekam jejak kelas dunia seperti tenis tidak termasuk dalam olahraga DBON yang dicanangkan Kemenpora (2022)?

Semoga Menpora baru Ario Bimo Nandito Ariotedjo bersenang hati mengoreksi DBON yang menganak-tirikan tenis. Wah, mesti membikin Perpres baru dong? Karena DBON oleh Menpora Zainudin Amali sudah keburu di-perpresi oleh Presiden Joko Widodo tahun 2021.

Ya harus dong Pak. Mumpung Pak Jokowi yang murah hati masih Presiden... *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun