Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tenis Indonesia Anak Tiri DBON

22 Mei 2023   10:39 Diperbarui: 23 Mei 2023   01:12 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aldila Sutjiadi (Kompas.com)

Lucunya, Desain Besar Olahraga yang memprioritaskan cabang-cabang olahraga yang berpotensi meraih medali emas berbagai pesta olahraga ini sama sekali tidak mengikutkan cabang Tenis, yang dalam berbagai  pesta olahraga selalu menggoreskan Tradisi Emas.

Memang, Olimpiade baru cabang Bulu Tangkis yang mampu menorehkan prestasi emas. Tetapi di SEA Games dan Asian Games? Tradisi emas selalu ditorehkan cabang tenis.

Lihat saja tabel "Tennis Asian Games". Indonesia pernah menjadi Best Nation di cabang ini di Asian Games 1978 Bangkok Thailand, melalui prestasi tiga emas dari Tenis Beregu Putra, Tunggal Putra Atet Wiyono serta Ganda Putra Justedjo Tarik/Hadiman.

Dalam urutan total perolehan medali emas dari sejak Asian Games 1958 Tokyo sampai Asian Games 2022 Jakarta-Palembang? Indonesia ada di urutan keempat setelah Jepang, Korea Selatan dan China. Empat besar Asia loh, tenis Indonesia. Bukan hanya di Asia Tenggara. Indonesia mengungguli "negeri-negeri tenis" seperti Thailand, bahkan kini Vietnam.

Selama 18 kali Asian Games, Indonesia di urutan keempat dengan 15 medali emas seperti juga China. Sedangkan dua besar Tenis Asia adalah Jepang (27 emas) dan Korea Selatan (16 emas). Artinya Cuma terpaut satu emas dengan Korea Selatan. Tenis Indonesia bisa masuk peringkat 2 di Asia!

Siapa kampiun-kampiun tenis Asia kita? Selain Atet Wiyono yang juara Asian Games 1978 Bangkok dan Yustedjo Tarik di Asian Games 1982 India. Di tunggal putri ada juara Asian Games Lany Kaligis (1966), Lita Sugiarto (1974), Yayuk Basuki (1998).

Peringkat dunia? Belum ada lagi pemain Indonesia yang berhasil mencapai peringkat 19 dunia WTA (Oktober 1997). Yayuk Basuki adalah petenis terbaik Indonesia sepanjang masa. Pernah mencapai perempat final turnamen tenis paling bergengsi dunia, Wimbledon (1997).

Bagaimana cabang olahraga yang jelas-jelas sudah memiliki rekam jejak kelas dunia seperti tenis tidak termasuk dalam olahraga DBON yang dicanangkan Kemenpora (2022)?

Semoga Menpora baru Ario Bimo Nandito Ariotedjo bersenang hati mengoreksi DBON yang menganak-tirikan tenis. Wah, mesti membikin Perpres baru dong? Karena DBON oleh Menpora Zainudin Amali sudah keburu di-perpresi oleh Presiden Joko Widodo tahun 2021.

Ya harus dong Pak. Mumpung Pak Jokowi yang murah hati masih Presiden... *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun