Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Kereta Cepat Deep Purple Jurusan Colomadu

11 Maret 2023   08:16 Diperbarui: 11 Maret 2023   13:03 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlihat pijatan-pijatannya di atas toets organ, ia klasik dasarnya. Fasih memainkan partitur Beethoven. Boleh dibilang, kerinduan pencinta musik yang kehilangan Jon Lord, kini sudah terobati dengan penampilan keren dan superb Don Airey.

Dan ini tidak mengherankan, karena sebenarnya Don Airey adalah juga "wajah baru tapi lama" Deep Purple. Don Airey pernah menggantikan Jon Lord, ketika superstar di keyboard ini absen dari Deep Purple pada 2002. Jadi, Don Airey ini sebenarnya ya wajah baru tetapi ya wajah Deep Purple lama juga. Keren sekali pokoknya.

Di gitar? Instrumen paling terdepan dalam pentas musik rock seperti Deep Purple, Led Zeppelin, ataupun Genesis dulu di era hardrock yang klasik, maka saya jauh lebih memilih Simon McBride ketimbang Tommy Bolin si mabuk yang saya tonton (1975). 

McBride yang meskipun masih muda sekali dibandingkan anggota Deep Purple lainnya kali ini, namun gitaris asal grup metal Irlandia, Sweet Savage ini benar-benar keren poll. Super. Asyik sekali jemarinya menari di dawai gitarnya.

Dan inilah keuntungan publik musik di Colomadu Solo kali ini. Pentas musik masa kini, dilengkapi layar yang nge-zoom satu per satu permainan personel yang lagi beraksi di panggung. 

Kalau gitar lagi beraksi, kamera nge-zoom sampai terlihat keringat di jari-jari Simon McBride. Atau jari-jari gempal Don Airey yang menari-nari cepat sekali di atas toets keyboards nya. Ditimpali sinar warna-warni di atas toets. Indah sekali, dan memanjakan telinga sekali. Aku pun jadi gumunan. Terkagum-kagum melihat permainan keyboard secantik ini. Kombinasi rock dan klasik.

Simon McBride? Wow, cakep sekali jemari kiri dan kanannya memainkan dawai. Dari sepanjang sekitar 15 lagu yang ditampilkan hampir dua jam penuh di Colomadu, nyaris semuanya diwarnai dengan jentingan serta raungan gitarnya yang asyik.

Seperti Kereta Ekspres

Deep Purple yang menyisakan formasi Mark II (1969-1973) Ian Gillan, Roger Glover, Ian Paice di Colomadu kali ini, menjadi Deep Purple utuh, seperti Deep Purple yang lalu-lalu. Klasik hardrock. Dan tidak berhenti pada pancingan mellow, lagu-lagu slow seperti umumnya grup keras hardrock dunia lainnya. Agar didengarkan publiknya.

Memang ada banyak lagu-lagu mellow, melodius Deep Purple yang dikenal telinga publik Indonesia seperti Child in Time (1970) yang legend, dan kombinasi antara melodius dan cepat, giras layaknya hardrock. Atau When a Blind Man Cries, yang dilantunkan Ian Gillan yang keren Jumat (10/3/2023) malam itu. 

Atau Soldier Fortune yang tak dimainkan kali ini. Tetapi sepanjang dua jam malam di Colomadu itu, Deep Purple lebih banyak tampil merangsek jantung, melumas perasaan dengan kemerduan suara langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun