Maka, atmosfer musik hard rock yang memang menyuarakan kemerdekaan, menjadi cocok dalam konteks "memerdekakan diri dari keterkungkungan politik" saat itu. Dan gelora musik keras Deep Purple, didahului God Bless pada saat bersamaan kunjungan Presiden AS Gerald Ford pun seperti cocok, dengan atmosfer kebebasan musik di Senayan.
Menjadi patriotik. Saat kedatangan super grup musik Deep Purple ke Jakarta waktu itu, seolah "disambut kibaran sang saka Merah Putih". Padahal, saat itu Gubernur KDKI Ali Sadikin menginstruksikan "kantor dan rumah di sepanjang jalan dari Bandara Halim Perdana Kusuma sampai Istana Merdeka yang akan dilewati Presiden AS kudu mengibarkan bendera merah putih". Bukan untuk mengibari super grup dari Inggris.
Ya nggak papa sih. Kedatangan Grup Musik Deep Purple di Jakarta waktu itu disambut Merah Putih. Saya, sepulang dari jumpa pers dengan Deep Purple (waktu itu vokalisnya David Coverdale, yang mengganti posisi Ian Gillan) di Hotel Sahid Jaya Boulevard, sempat merasa "ge-er". Weh, kita disambut Merah Putih, nih!
Nggak tahunya, Merah Putih itu yang dikibarkan di sepanjang jalan itu untuk menyambut si boss Gerald Ford. Bukan untuk Deep Purple....*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H