Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Muktamar Deep Purple x God Bless

8 Maret 2023   10:01 Diperbarui: 16 Maret 2023   09:45 3031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anas Syahrul Alimi promotor Rajawali Indonesia bersama David Coverdale (kiri) serta vokalis Deep Purple Ian Gillan (kanan) yang tiba di Jakarta, Selasa (7/3/2023) (Foto Rajawali Indonesia/Anas Syahrul Alimi)

Pentas Grup Musik Rock Inggris, Deep Purple dengan band pembuka God Bless di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Jumat 10 Maret 2023 tidak syak lagi merupakan pentas musik paling sensasional di abad 21 memasuki tahun 23 di Indonesia. Sebuah chat menanggapi saya:

"Salim, senior," tulis Anas Syahrul Alimi, "Saya siapkan tiket invitation untuk mas ya," katanya. Saya balas tulis kemudian melalui chat WhatsApp,

"Tiket invitation gimana itu mas," tanya saya.

"Tiket dari saya Mas, free. Ndak perlu beli mas..,"tukas Anas Syahrul Alimi via chat, Selasa (7/3/2023) lalu.

"Waah, mimpi apa aku ini...," kataku lagi.

"Mimpi nonton DP mas, ha, ha, ha...," kata Anas Syahrul Alimi lagi.

Bener-bener seperti mimpi di siang bolong, dapat chat seperti ini dari seorang paling kondang di Indonesia dalam urusan pentas konser musik artis-artis kaliber dunia, Mas Anas Syahrul Alimi.

Di berbagai media, nama Anas Syahrul Alimi ini sudah begitu dikenal publik musik di Indonesia, lantaran dialah pendiri perusahaan jasa bidang komunikasi, perencanaan event dan promosi Rajawali Indonesia - promotor Prambanan Jazz Festival dan berbagai pentas pemusik dunia, seperti Megadeth, Dream Theater di Stadion Kridosono Yogyakarta. Juga Boyz II Men, Westlife, dan masih banyak lainnya.

Anas Syahrul Alimi yang tinggal di Yogyakarta ini dikenal di kalangan kaum muda penggemar musik sebagai "Mas Kyai Arsitek Konser Musik Dunia". Karena Anas yang keturunan ulama besar Simbah Kyai Mohamad Ageng Besari alias Kyai Kasan Besari I ini memilih jalan bisnis konser musik meskipun ia lulusan pesantren. Punya pesantren pula...

Salah satu motto hidupnya pun bernada kaum muda sekali, meskipun menyiratkan bahwa sebenarnya jalan hidupnya itu religius. Bisnis menggelar konser musik kelas dunia, namun orang pun tahu, dia selalu menyelipkan jalan religi dalam postingan-postingan akun medsosnya. "Urip Mung Mampir Nonton Konser" tulisnya dalam salah satu desain kaus, yang laris di kalangan anak muda pencinta musik. Maksud dia, motto di punggung kaos oblong itu memelesetkan pepatah Jawa "Urip Mung Mampir Ngombe...," (Hidup di dunia itu hanya mampir minum). Atau semboyan lain, "Aku NU, Aku Nonton Konser Deep Purple" dan beberapa motto lain disain dari Mas Kyai yang dikenal pergaulannya luas lintas profesi, lintas kelas dan lintas benua ini pula.

Saya jadi teringat mendiang sobat saya, senior Mas Kyai Gus Im nama akrab KH Hasyim Wahid, adik bungsu Gus Dur dulu Presiden RI. Gus Im ini dikenal nyentrik di kalangan para penggila budaya - utamanya perkerisan Indonesia. Semasa hidupnya, Gus Im ini malah "gila" keris, gemar mencipta keris-keris kreasi baru yang inovatif. Tak hanya menggunakan bahan-bahan logam lain dari yang lain, juga ia cipta disain baru yang muncul dari gagasan spiritualnya. Anomali, pokoknya.

Sementara sosok Anas Syahrul Alimi ditulis berbagai media Tanah Air, juga disebut-sebut sebagai sosok anomali -- seseorang yang terlahir dari keluarga santri, seorang ustad, tetapi passion beratnya musik. Anas juga disebut-sebut, tetap bergaul dengan komunitas santri, meski musiknya metal, rock, heavy rock.

Muktamar Deep Purple x God Bless

Dan dasar memang Kyai NU. Momentum Seabad Nahdlatul Ulama (NU) kali ini pun dia isi dengan gelar konser akbar, yang tak pernah terpikirkan akan bisa terulang setelah Konser Deep Purple dengan band pembuka God Bless (1975) di Stadion Gelora Senayan nyaris setengah abad lalu itu, bakal terulang di Edutorium UMS Solo pada 12 Maret 2023 ini.

Dasar Kyai NU pula, gelaran bersejarah, ulangan 48 tahun lalu ini pun ia sebut sebagai "Muktamar Deep Purple x God Bless". Menandingi Muktamar 100 Tahun Nahdlatul Ulama yang belum lama ini digelar. Ha, ha, ha .... lha wong muktamar kok musik rock?

Lumayan, sempat berfoto dengan gitaris Deep Purple Tommy Bolin setelah jumpa pers di Hotel Sahid Jaya, Jakarta (3/12/1975). David Coverdale cuma kelihatan bajunya berlengan kembang di kanan. (Foto Istimewa)
Lumayan, sempat berfoto dengan gitaris Deep Purple Tommy Bolin setelah jumpa pers di Hotel Sahid Jaya, Jakarta (3/12/1975). David Coverdale cuma kelihatan bajunya berlengan kembang di kanan. (Foto Istimewa)
Saya kebetulan dulu peliput konser Deep Purple di Stadion Gelora Senayan Jakarta (1975), mendapat satu-satunya tiket peliput untuk media tempat saya kerja waktu itu, Kompas. Artinya, saya harus "hangabehi" alias kerja rangkap, multi tasking: sebagai reporter, dan sekaligus fotografer. Konser Deep Purple waktu itu merupakan hasil lobby antar benua, teman sejawat senior Denny Sabri dari majalah Aktuil dengan manajemen Super Grup Inggris Deep Purple, yang sempat ia temui dalam kesempatan sebuah konser di Australia.

Formasi Deep Purple waktu itu tentunya berbeda dengan Deep Purple versi Muktamar dengan God Bless di Edutorium UMS Solo kali ini. Waktu itu, di Gelora Senayan, vokalisnya adalah David Coverdale yang menggantikan posisi vokalis topnya, Ian Gillan (saya baru tahu, ucapan namanya yang bener bukan "aiyen gillen" tetapi bener-bener "ian gillan"). Justru vokalis yang tampil di Solo kali ini adalah Ian Gillan, yang dulu juga dikenal lewat rekaman top Drama Rock karya Andrew Lloyd Webber dan garapan Tim Rice, "Jesus Christ Super Star". Waktu itu, Ian Gillan menawan menyuarakan tokoh Jesus Christ yang dalam drama Webber disebut sebagai "pacar" Maria Magdalena. Edrun, pokoknya...

Formasi Deep Purple versi Gelora Senayan (1975) adalah formasi Mark IV (1975-1976) yang terdiri David Coverdale vokalis, Tommy Bolin gitaris, Jon Lord keyboards, Glenn Hughes bass dan Ian Paice di drum. Tommy Bolin, yang kemudian meninggal pada akhir 1976 setahun setelah bermain di Jakarta, adalah gitaris eks James Gang yang menggantikan gitaris Deep Purple legendaris, Ritchie Blackmore.

Seneng sekali waktu itu, para wartawan musik bisa kenyang berpotret ria dengan Deep Purple saat kondang-kondangnya, setelah jumpa pers di Hotel Sahid Jaya Boulevard Jakarta (1975). Tapi berpotretnya belum model selfie pakai handphone tentunya. Memotretnya harus gantian, pakai tustel biasa. Tustel jadoel, dengan filem seluloid. Belum digital seperti sekarang. Para wartawan musik Jakarta pada asyik berpotret bareng gitarisnya Tommy Bolin, vokalis David Coverdale, dan lainnya. Dokumentasi saya pun komplet, memotret semua personel Mark IV Deep Purple waktu itu saat jumpa pers. Termasuk mejeng wawancara berhadapan dengan Tommy Bolin.

Formasi Deep Purple versi Muktamar Deep Purple -- God Bless di Solo adalah menyisakan formasi Mark II (1969-1973) Ian Gillan vokalis, Roger Glover gitar bass dan Ian Paice di drum. Sementara posisi lainnya, diisi pemain baru yang lebih muda Don Airey di keyboards dan Simon McBride di gitar.

Usia tentu jauh berbeda, terutama dengan gitaris termuda mereka. Ian Gillan sang vokalis kini 77 tahun. Roger Glover (77) dan Ian Paice (74). Don Airey, 74, menggantikan posisi keyboardist top Deep Purple Jon Lord, yang meninggal di sebuah klinik di London 16 Juli 2012. Sedangkan gitaris Simon McBride yang asal grup Snakecharmer (1996) masih teramat muda dibanding gitaris mereka saat ini, Simon McBride baru 43 tahun.

Sungguh, tidak sabar menyaksikan Muktamar mereka di Edutorium Universitas Muhammadiyah di Solo hari Jumat (10/3/2023) nanti. Vokalis Ian Gillan sekarang kayak apa? Gillan dulu menjadi trade mark Deep Purple dengan lengkingan di oktaf-oktaf tinggi. Tentu, sudah tidak seperti dulu ya kali ini. Tapi penasaran kan, mendengarkan suaranya kini di usia 77 tahun?

Juga gitaris muda mereka Simon McBride. Ojok dibanding-bandingke dengan petikan maut Ritchie Blacmore ataupun Tommy Bolin dulu. Atau keyboards nya, Don Airey. Dulu Jon Lord itu benar-benar menjadi warna dominan Deep Purple di tahun 1960-an dan 1970-an. Kita tunggu, muktamirin Don Airey ini bermain di toets-toets keyboardnya apakah menandingi Jon Lord. Sumangga....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun