tuan rumah olahraga dunia.
Indonesia Menjadi Tuan Rumah Ajang Olahraga, Siapkah? Semestinya pertanyaan ini dibalik saja menjadi pernyataan afirmatif... Siap tidak siap, Indonesia kudu siap jadiTema perbincangan di atas mengemuka di acara Kompasianival di Aula Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (03/12/2022) siang, dalam Talkshow yang dipandu wartawan senior, Abi Hasantoso.
Perbincangan singkat tapi menarik selama 45 menit siang itu mengetengahkan tokoh pembicara olahraga yang kompeten, Akmal Marhali salah seorang mantan anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan di Malang belum lama ini, serta Nirmala Dewi – perempuan pertama yang menjabat sebagai Sekretaris Jendral Pengurus Pusat Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia (PP Perbasi)
Akmal Marhali adalah pengamat sepak bola yang juga koordinator Save Our Soccer. Sedangkan Nirmala Dewi adalah Stafsus Erick Thohir saat menjabat sebagai Presiden INASGOC, ketika Indonesia kebagian gawe Pesta Olahraga Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Mengapa ditegaskan saja, kudu siap? Presiden kita Joko Widodo sudah menjawab pertanyaan tersebut dengan action tegas empat tahun lalu, bahwa Indonesia sukses besar menjadi penyelenggara pesta olahraga Asia, setelah 50 tahun praktis hampir tak pernah jadi tuan rumah olahraga besar.
Indonesia terakhir menjadi tuan rumah multi-event olahraga besar pada 24 Agustus s/d 4 September 1962. Waktu itu, di era pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia berhasil menjadi penyelenggara pesta olahraga terbesar di Asia dengan 1.460 atlet dari 17 negara.
Presiden Joko Widodo sudah membuktikan kesanggupannya, tidak hanya merenovasi seluruh venues yang pernah jadi ajang penyelenggaraan Asian Games 1962 di Gelora Senayan.
Akan tetapi, juga melebarkan sayap gelanggang olahraganya sampai ke Palembang. Dan selama dua pekan, Indonesia berhasil menjadi tuan rumah yang sukses untuk 11.300 atlet dari 45 negara, bertanding di 46 cabang olahraga – terdiri dari 465 events dari 61 disiplin olahraga. Tentu luar biasa, Indonesia!
Kudu Siap
Kalau menuruti pertanyaan, kapan kita siap menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola seperti Qatar 2022?
Tentu, kita tidak akan merasa siap, sampai kapan pun kecuali kita sudah resmi ditunjuk sebagai tuan rumah ajang Piala Dunia Sepak Bola terbesar di muka jagat. Atau, seperti yang dilakukan Presiden Joko Widodo ketika menyanggupi jadi tuan rumah Asian Games 2018. Indonesia kudu mengajukan diri, siap tak siap.
Olahraga itu sudah terbukti, memicu pembangunan sarana dan prasarana bangsa, setiap kali pemimpinnya menyanggupi menjadi tuan rumah sebuah event olahraga besar kelas dunia, atau kelas Asia, kelas kawasan, kelas regional.
Saya menyaksikan sendiri, ketika Korea Selatan pertama kali menjadi tuan rumah pesta olahraga Asia, Asian Games tahun 1986. Dan tidak hanya itu.
Mereka rupanya hanya menjadikan Asian Games sasaran antara, demi menyelenggara pesta olahraga dunia yang jauh lebih besar, yakni Olimpiade 1988 Seoul. Luar biasa, Korea...
Apa yang terjadi dengan Korea Selatan, ketika mencanangkan diri sebagai tuan rumah Asian Games 1986, dan Olympiade 1988?
Semangat “Korea Bangkit” atau “Gelombang Korea” (Hallyu) itu rupanya juga memicu pesat semangat mereka untuk bangkit sebagai kekuatan ekonomi yang baru di kawasannya di samping China.
Meskipun, ancaman besar setiap saat selalu mengintip di pagar sebelah, lantaran Korea Utara terus meningkatkan perlombaan senjatanya guna menguasai kawasan.
Dan toh Korea Selatan berani ambil risiko sangat besar itu... jadi tuan rumah Asian Games 1986, dan Olympiade 1988 meski Korut setiap saat mengancam akan menyerbu...
Seoul pada 1986, menjadi sebuah negeri yang modern di kawasan. Berbagai sarana baru dibangun, sistem transportasi kereta bawah tanah dibangun, guna nantinya mengakomodasi para tamu pesta olahraga, saat bertanding di Seoul dan Busan. Sungguh,
Seoul berubah tak hanya cantik dan modern, akan tetapi juga nyaman bagi pelancong yang datang ke negeri tersebut.
Dan sebenarnya tidak hanya olahraga yang diputuskan Korea Selatan untuk memajukan negeri. Juga “kekuatan lembut” (soft power) berupa musik dan budaya demam Korea ke berbagai negara, seperti dirasakan sekarang. Korea Selatan mengembangkan kekuasaan di kawasan melalui Soft Power melalui K-Pop dan Olahraga...
Tentu, menjadi impian kapan kiranya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola Dunia seperti Qatar? Kapan siap?
Apakah bisa? Kalau sudah ditetapkan tentunya ya harus bisa. Walau, untuk menjadi tuan rumah pesta olahraga kelas dunia – seperti kata Sekjen Perbasi Nirmala Dewi – Indonesia harus memiliki track record menjadi tuan rumah terlebih dulu.
Dan itu, sebenarnya sudah ada. Indonesia pernah jadi ruan rumah Asian Games 1962, dan sukses pula di penyelenggaraan Asian Games 2018.
Seperti juga Korea Selatan di tahun 1986 dan 1988. Indonesia dulu juga terpacu menjadi negara berkembang, dan bahkan menuju negara maju (New Emerging Forces) gara-gara olahraga.
Berbagai sarana dan prasarana, seperti Stadion Utama Senayan berkapasitas 125.000 penonton hasil kerjasama Indonesia dan Uni Soviet pun dibangun. Juga, prasarana olahraga pendukung lainnya.
Juga jalan-jalan raya di Jakarta pada waktu itu dibangun besar-besaran. Salah satu monumen besar adalah Jalan Semanggi, lintas susun berbentuk daun semanggi yang pada waktu itu sudah dianggap pembangunan yang luar biasa hebatnya.
Juga, hotel-hotel kelas internasional seperti Hotel Indonesia, Kartika Plaza dan sebagainya waktu itu guna menjamu tamu-tamu internasionalnya. Bahkan TVRI pun dibangun oleh Soekarno, dan diresmikan pada 24 Agustus 1962 hanya gara-gara untuk menyiarkan olahraga ke berbagai penjuru kawasan. Olahraga menjadi mercusuar Asia, ketika Asian Games IV digelar di Jakarta 1962...
Maka, jika Indonesia bermimpi menjadi tuan rumah pesta olahraga semacam Asian Games, Olimpiade, atau bahkan Pesta Sepak Bola terbesar di Jagat, Piala Dunia?
Ya, kudu menunggu hadirnya pemimpin negeri yang memiliki keberanian untuk maju membangun sarana dan prasarana guna menjadi tuan rumah olahraga.
Atau lebih baik kita menunggu “pemimpin nasional baru” tahun 2024, yang memiliki hasrat memajukan negeri melalui kebijakan menjadi penyelenggara olahraga?
Siapa tahu, Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2024 nanti adalah penggemar dan sekaligus juga maecenas olahraga. Yuk kita tunggu... *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H