Kalau baru pertama pegang raket, memukul bola pasti meleset. Setiap orang yang mau main tenis  harus belajar merasakan, bagaimana memukul agar bola melenting dari "sweet spot" raket, agar lentingan maksimal. Bagaimana berjenis pukulan bisa lahir dari forehand saja, ada flat (polos), ada back slice alias memancung bola yang tentu saja bola sedikit melintir, atau pun top spin sehingga bola tidak hanya melesat dari raket, akan tetapi juga berputar lantaran kena spin, alias puntiran atas.
Bermain tenis itu sungguh melatih seseorang untuk berkarakter baik di lapangan. Kudu tertib memukul, kudu disiplin berlatih, dan yang pasti jika sudah menguasai teknik-teknik itu secara otomatis... bisa menampilkan permainan yang menawan. Lantaran, orang memahami, betapa tidak mudah untuk memukul bola tenis secara bagus. Apalagi, bisa mematikan lawan seperti para petenis profesional dunia seperti Federer, Nadal, Djokovic.
Raffi Ahmad dkk waktu kesempatan coaching clinics bersama Yayuk Basuki sebelum show di Senayan kemaren, Vindes Sport membagi-bagikan raket tenis kepada khalayak. Ini menurut Yayuk Basuki sungguh ikut membangkitkan minat tenis, tidak hanya di kalangan olahragawan, akan tetapi untuk kalangan umum. Kata Yayuk, apa yang dilakukan Vindes Sport ini sudah lebih dari sekadar ikut menggairahkan olahraga tenis di kalangan yang bukan siapa-siapa.
Apalagi, Â selain itu perusahaan raksasa Rans Entertainment milik artis Raffi Ahmad ini, kini tidak hanya membina dan memiliki klub sepak bola di Banten. Akan tetapi juga kini mulai merambah, menyeponsori tenis.Â
Nah. Apakah pemerintah tidak tergerak untuk merevisi pandangannya, bahwa cabang olahraga tenis tidak termasuk prioritas dalam Desain Besar Olahraga Nasional? *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H