Guru hebat yang sudah terbiasa bergaul dengan teknologi akan senang  dan merimanya dengan pikiran terbuka (opend mind). Guru biasa yang gaptek dan selama ini merasa nyaman dengan keadaan akan kewalahan bahkan bisa gagal di tengah jalan. Tetapi itu tidak mungkin.
Kali ini tidak ada jalan lain. Sekalipun ada guru yang gelap terhadap teknologi tetapi diupayakan untuk tidak kehabisan akal. Harus dihadapi dengan cermat, semangat, antusias, dan optimisme. Mulailah berlatih menggunakan perangkat teknologi yang ada mumpung masih ada waktu.Â
Ada berbagai pengetahuan yang disediakan secara gratis. Melalui browser google, firefox, youtube atau peramban lainnya dan bisa juga melalui situs yang memberikan pelatihan secara gratis. Yang dibutuhkan adalah tekun untuk browsing dan mempelajarinya.
PPG dalam jabatan kali ini memang berbeda. menarik dan efektif. Menarik karena berbasis daring. Artinya bapak/ibu guru tidak perlu harus bertatap muka langsung dengan dosen atau pengajar selama kegiatan. Sehingga penularan virus corona bisa ditekan. Guru-guru akan mulai terbiasa memanfaatkan teknologi sebagai 'teman' kerja saat ini dan ke depan.
Jika sebelumnya, guru-guru mungkin hanya terbiasa dengan facebook dan whatsapp atau tidak pernah menyentuh sama sekali aplikasi itu. Maka, Kali ini pasti menggunakannya. Mencoba aplikasi zoom, skype, google meet, facetime, webex, dsb dalam pertemuan. Mengerjakan tugas melalui Microsoft word, PPT, atau melalui peramban google. Mengirimkan tugas melalui email (yahoo, gmail, outlock, dsb).Â
Proses yang panjang dan menguras banyak energy ini akan membekas dan merupakan langkah awal bagi guru-guru untuk mengembangkan literasi teknologinya dalam pembelajaran di kelas setelah masa tanggap darurat ini dibuka nanti. Efektifitas dari kegiatan ini tercapai. Tujuan akhir dari kegiatan ini akan lebih berdampak dari pelaksanaan PPG sebelumnya.
Adanya efisiensi biaya. Jika perkuliahan lewat daring maka guru-guru akan melakukan perkuliahan dari rumah saja. Tidak lagi menyeberang pulau atau keluar daerah. Sebelum virus ini muncul, perkuliahan dalam bentuk daring dan luring.
Dalam kegiatan tatap mukanya sekitar 1 bulan mahasiswa PPG dalam jabatan harus mengeluarkan biaya hidup yang banyak untuk memenuhi kebutuhan selama perkuliahan. Di antaranya biaya kos atau penginapan, biaya makan dan minum, transportasi dan berbagai kebutuhan tak terduga lainnya. Kali ini pengeluarkan bisa ditekan.
Ada penghematan besar. Yang paling dibutuhkan yaitu tersedianya kuota internet yang cukup. Kegiatan belajar-mengajar di kelas mungkin akan terus dijalankan. Berbeda dengan kali lalu.
Guru yang mengikuti PPG harus meninggalkan sekolahnya dengan waktu yang cukup lama. Tidak mengajar. Katanya dijanjikan guru pengganti (jarti) untuk mengajar. Namun tidak diberikan. Akhirnya banyak peserta didik yang ditelantarkan karena sekolah kekurangan guru.
Ada ribuan guru yang menanti dengan tangan mengenggam dan hati terangkat. Jika dibilang guru harus professional dulu setelah mengikuti kegiatan ini, maka itu hanya sebuah lukisan indah yang berdebu.