Poin utamanya adalah, bagaimana sumber daya eksternal bisa ikut berkontribusi dalam proses bisnis. Guna menggerakkannya, maka dilakukanlah mobilisasi dan orkestrasi yang tentunya harus didukung enam pilar teknologi, yaitu lnternet of Things (loT), Cloud Computing, Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Super Apps, dan Broadband Infrastructure.
Terkait dengan praktik mobilisasi, mengapa Facebook menjadi terganggu? Itu karena oknum di belakang layar mampu mendorong sumber daya eksternal dengan memanfaatkan momen dan isu sensitif yang mengundang simpati. Perlahan isu tersebut menjadi ramai dan besar sekaligus menciptakan gerakan-gerakan yang diikuti publik dalam skala besar. Di dalamnya sekaligus melibatkan netizen ke dalam sebuah ekosistem. Karena gelombang gerakan itu yang kemudian menggerogoti korporasi dan memaksanya takluk.
Contoh positifnya di sektor bisnis dapat dilihat pada super apps Gojek. Melalui pemanfaatan ekosistem yang baik, perusahaan rintisan tersebut membuat jasa transportasi online tanpa memiliki armada transportasi (aset). Platform cukup dengan menawarkan kepada masyarakat yang ingin menambah penghasilan dan "mengorkestrasinya" dengan memanfaatkan kendaraan mereka sendiri sebagai mitra transportasi umum.
Masih dari tinjauan positif, praktik mobilisasi dan orkestrasi sekaligus dapat menjadi instrumen dalam menggerakkan aspek kemanusiaan. Melalui platform kitabisa.com misalnya. Publik secara sukarela melalukan donasi guna dimanfaatkan untuk kepentingan sosial seperti kesehatan, pendidikan, bantuan untuk korban bencana alam termasuk pembangunan infrastruktur umum.
Platform seperti kitabisa.com, mengorkestrasi publik menjadi salah satu bagian anatomi dalam melakukan mobilisasi. Singkatnya, mobilisasi lebih memperkuat praktik pemasaran (marketing) dengan menggerakkan opini dalam rangka menstimulasi partisipasi.
Disadari atau tidak, memobilisasi menjadi penggerak jari publik yang berafiliasi langsung dengan sosial media. Ada lima elemen yang penggerak jari yaitu, magnitude, proximity, dramatis, konflik serta ketokohan. Salah satu dari kelima elemen tersebut yang menjadi dasar mengapa orang mau berbagi narasi di sosial media kemudian menjadi viral dan berakhir pada partisipasi.
Menjaga External Resources
Perlu digaris bawahi, resources tidak untuk dimiliki, terlalu mahal untuk memilikinya. Karena dunia saling terhubung melalui perangkat digital, yang dibutuhkan hanya menjaga dan mengorkestrasi resources dengan cara baru yang lebih relevan.
Ibarat sebuah panggung orkestra, korporasi bertindak sebagai dirigen. Ia bertugas menjaga harmonisasi nada dengan mengorkestrasi puluhan musisi yang memiliki beragam keahlian untuk menciptakan nada yang indah dalam sebuah panggung konser. Seperti itulah ilustrasi orkestrasi dalam perspektif bisnis. Menggunakan external resources yang tak terbatas jumlahnya. Â
Pertamina misalnya. Sebagai powerhouse yang dimiliki bangsa ini, selalu memandang external resources menjadi bagian dalam roda penggerak ekonomi yang pro pertumbuhan. Mengawal rencana strategis Pertamina 2015 -- 2020, perusahaan energi ini sadar betul bahwa proyek kolaborasi sebagai upaya menjaga external resources.