Dengan jarak yang jauh dan sulitnya akses, BBM yang tiba di pulau terkerek tinggi. Masyarakat harus merogoh kocek antara Rp 12.000 hingga Rp 15.000 per liter untuk menebus BBM jenis premium atau solar.
Kini, warga pulau yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan pun bisa tersenyum. Dengan harga Rp 5.150 mereka sudah bisa memperoleh solar dengan kualitas baik. Demikian pula untuk kebutuhan transportasi, dimana premium dibandrol dengan harga Rp 6.450. Harga yang sama dijumpai di kota besar.
Dilansir dari parepos.com, pemerintah Kabupaten Pangkep mengaku, jika hadirnya lembaga penyalur di pulau Kalukuang merupakan mimpi yang akhirnya terkabul. Bupati Pangkep dua periode, Syamsuddin A Hamid mengatakan, ini sudah lama didambakan warga yang sebahagian besar berprofesi sebagai nelayan. Puluhan tahun persoalan BBM menjadi hal yang rumit di wilayah pulau terluar. Karena selain stoknya terbatas, harganya juga yang melambung tinggi. Padahal setiap harinya mereka menjadikan BBM sebagai kebutuhan pokok untuk mencari nafkah di laut.
***
Dibalik tercapainya program BBM Satu Harga, ada orang-orang yang bekerja keras di belakang layar. Menghabiskan waktu dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi tinggi demi dalam menciptakan energi berkeadilan.
Selalu ada orang-orang yang bertaruh dengan segala hambatan dan keterbatasan. Bekerja dalam diam dan rela meninggalkan keluarga tercinta demi sebuah tanggung jawab yang diamanahkan negara.
Mereka adalah pahlawan energi yang bekerja dengan segala keikhlasan. Mereka terus bekerja dan tidak berhenti berpacu menggenjot infrastruktur baru yang tujuannya agar seluruh masyarakat indonesia dapat merasakan energi yang berkeadilan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H