Mohon tunggu...
Jimmy Wijaya
Jimmy Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Insan Bangsa

Berbagi Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

BBM Satu Harga, Bukti Kesetaraan itu Terjaga

30 September 2020   11:31 Diperbarui: 30 September 2020   11:42 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 liter premium itu hanya Kornelis gunakan untuk perjalanan dari Kota Agats ke Kampung Yepen, Distrik Agats pulang pergi dengan perahu fiber 15 PK. Sekali jalan ke Kampung Yepen dan Agats sekitar 35 menit. Itu pakai perahu dengan mesin 15 PK. Tapi kalau pakai speed cepat bensin lebih boros juga.

Sejak hadirnya SPBU Kompak BBM Satu Harga di Distrik Agats, Kornelis mengaku senang. Karena dia cukup mengeluarkan Rp 32.250 untuk membeli premium 5 liter. Diapun kini dapat membawa hasil pertanian seperti ubi, labu, cabai dan sayur mayur lainnya untuk dijual di Agats dengan menggunakan perahu fibernya, tanpa harus mengeluarkan uang Rp 100.000 setiap harinya. Kornelis mengaku senang, menurutnya bensin yang dijual harganya murah sama seperti di Jawa.

***

Dengan program BBM Satu Harga semakin mencerminkan jika bangsa kita sangat berkeadilan. Setiap warga negara dan segenap lapisan masyarakat memiliki kedudukan yang sama untuk memperoleh hak-haknya termasuk BBM yang dapat dijangkau.

Kendati bangsa kita saling berbatasan pulau, namun pemerintah bersama Pertamina tidak membatasi tujuan untuk mewujudkan sila kelima. Keadilan Sosial Bagi Selurah Rakyat Indonesia.

Dengan progress BBM Satu Harga yang selalu memperlihatkan tren positif dapat berjalan lancar dan melewati setiap hambatan dan rintangan hingga target dapat dirampungkan. Inilah yang dapat dilihat bahwa BBM Satu Harga adalah bukti jika bangsa Indonesia merawat dan menjaga kesetaraan untuk setiap warga negaranya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun